4. Pasrah.

2.3K 91 48
                                    

Nah gitu dong, banyakin komen dan vote nya
****

U make me strong.”

****

Jam menunjukkan pukul 1 siang, Laras baru saja menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelahnya gadis itu mengambil benda pipihnya. Mengirim pesan kepada orang yang sudah ia percayai sejak kelas X dulu.

Tadi, Kevin serta Kirana datang ke kamarnya untuk membicarakan soal perjodohan itu lagi. Tapi, Laras masih terus menolaknya. Memang, perjodohan ini dari ayahnya yang sudah meninggal, tapi Laras masih enggan untuk menerimanya. Dari beberapa drama Indosiar dan beberapa novel, banyak sekali perempuan yang tidak mendapatkan kasih sayang dari sang suami karena memang mereka tidak saling mencintai. Laras tidak ingin di jodohkan, titik.

Setelah mendapatkan jawaban dari sang teman, Laras segera bersiap. Memakai pakaian yang menurutnya cocok dan sopan di lihat. Setelah semuanya sudah rapih gadis itu mengoleskan sedikit Liptin agar bibirnya tidak terlihat pucat, menyemprotkan parfum dan segera meninggalkan kamar.

****

"Sialan, kenapa selalu ada dia di mana mana?." Gumam Laras mengumpat saat matanya menatap pria yang menurutnya sangat menjengkelkan di kampus. Terlebih pria itu terlihat sedang bermesraan dengan wanita di sampingnya.

"Eh ras, ada pak Noe tuh. Lebih baik kita menyapa." Kata vara yang langsung mendapatkan anggukan semangat dari Caca. Caca memang sudah tahu siapa pemilik nama Noe Firza Aldebaran lantaran di beri tahu oleh vara.

Saat ini meraka sedang berada di Gramedia yang berada di mall. Ada beberapa buku yang harus Laras, vara dan Caca beli. Rencananya setelah ini mereka akan berkunjung ke tempat Caca yang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari keberadaan mall.

Vara mengangkat tangannya ke atas, melambaikan ke arah Noe dan bersuara. "Pak Noe!!." Katanya.

Pria yang merasa di panggil itu segera menoleh mencari sumber suara sampai matanya menatap tiga gadis yang sedang sibuk memilih beberapa buku. Hanya senyum biasa yang Noe berikan, bahkan senyum itu terlihat seperti terpaksa.

"Jual malah banget si om." Batin Laras. Laras bisa melihat jelas senyum terpaksa Noe. 5 meter bukan jarak yang jauh melainkan dekat, laras saja sudah dapat mencium aroma minyak wangi yang keduanya pakai. Tidak ada bedanya, sepertinya memang mereka sengaja memakai minyak wangi yang sama. 

Gadis berumur 22 tahun itu melirik ke cewek di samping dosen yang sangat menyebalkan itu. "OOO, ini pacarnya. Masih cantikan gue juga." Batin Laras mulai percaya diri.

"Siapa dia ay?." Tanya wanita itu kepada Noe.

Noe menatap wajah kekasihnya. Senyum indah dapat wanita itu rasakan sampai ke dalam. "Mahasiswi saya." Balas Noe.

"Lah udah ada pacar?. Bapak bilang, bapak masih single. Gimana si pak?." Suara itu tentunya dari vara. Raut wajah gadis itu terlihat murung lantaran mendengar wanita yang berada di samping dosennya memanggil dosennya dengan sebutan ay.

"Sengaja. Biar kalian tau sendiri tentang saya." Balas Noe datar, tangannya menggenggam tangan sang pacar dan berjalan menuju kasir.

Laras memutar bola matanya jengah. "Dih, tukang bohong. Dia kira dia siapa?." Kata Laras kesal. Entah kenapa Laras selalu ingin marah jika menatap wajah pria itu, padahal wajah pria itu tidak terlihat menyebalkan. "Kita pindah Gramedia aja, males gue satu Gramedia sama dosen ngeselin itu." Lanjut Laras.

"Jangan gitu. Kalo kata ibu gue, jangan terlalu kesel sama cowok, bisa jadi dia jodohnya." Ujar Caca.

Laras mengusap dadanya. "Amit amit, jangan sampe gue jodoh sama dia. Dia juga dah punya doi." Ujarnya.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Where stories live. Discover now