5. lamaran

2.1K 100 37
                                    

“Tenang, ini cuman dunia.”

*****

"setelah pulang jangan mampir ras. Kamu harus cepat bersiap-siap untuk nanti malam!!."

Laras terus berjalan keluar rumah, tanpa menghiraukan ucapan ibunya. Dia tidak ingin di jodohkan, ia tidak ingin di paksa. Ini adalah kisah paling menyedihkan seumur hidupnya.

"Laras terus menolak, apa mba bakal terus maksa dia?." Tanya Kevin yang sedang duduk di meja makan. 4 meter dari meja makan, teri sedang mencuci piring.

Teri menghela nafasnya. "Sebenarnya, mba juga gak mau ada pemaksaan cinta. Tapi mau bagaimana lagi, itu sudah tertulis dalam surat wasiat almarhum mas alle." Balas teri dengan tangan yang terus membersihkan piring kotor.

"Kalo di tolak pun gak akan bisa Vin. Siapa yang akan mengurus kantor jika Laras tidak segera menikah sekarang?, Sedangkan kamu akan menyusul istrimu di Singapura, dan menetap tinggal di sana." Lanjut teri.

Kevin memang sudah memiliki istri dan 2 anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Di Singapura, ia harus mengurus kantor alle yang berada di sana. Saat ini memang ia di haruskan pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara lamaran serta pernikahan Laras. Sedangkan anak dan istri Kevin masih menetap di Singapura, tidak ikut lantaran, Andin-istri Kevin harus menggantikan Kevin beberapa Minggu ke depan.

"Semoga, setiap waktu yang Laras lewati. Dia akan luluh dengan laki-laki pilihan papanya." Ujar Kevin.

"Aminnn..."

****

Gadis bermarga Mahendra sedang duduk di kelasnya. Kepalanya bertumpu pada telapak tangan yang di letakan di meja. Akiba semalam menangis, matanya masih membengkak, bahkan bola mata itu terlihat merah. Tapi, bengkak kan pada matanya hampir sembuh.

"Ras, Lo kenapa?." Tanya vara yang bersebelahan dengan Laras.

Laras menggelengkan kepalanya.

"Gue tau kok perasaan Lo sekarang. Lo jalanin aja dengan baik, nanti kalo Lo gak nyaman sama cowok itu, Lo tinggal minta cerai aja, beres." Ucap Vara lagi.

"Gak semudah itu Ra." Sahut Laras

"Gini aja. Nanti malem kan Lo lamaran. Nah, Lo tolak aja lamaran secara baik-baik. Janji deh, gue sama Caca Dateng."

"Enak banget ngomongnya. Coba Lo yang ngelakuin!!." Kata Laras tegas membuat mahasiswa yang berada di kelas menatapnya.

"Masalahnya, gue gak di jodohin."

"Capek ngomong sama Lo."

"Pagi semua."

Laras memutar bola matanya malas. Di depan sana sudah ada dosen yang sangat ia benci. Gadis itu menutup maskernya rapat-rapat agar matanya yang membengkak tidak terlihat. "Stay cool ras." Katanya dalam hati.

Dosen bernama Noe itu mulai menjelaskan materinya. Beberapa mahasiswa lainnya mulai menyatat begitupun dengan Laras. Walaupun terlihat benci dengan Noe, Laras tetap mencacat materi yang menurutnya penting dengan senyum indah yang tidak dapat orang lain lihat.

Hingga beberapa menit kemudian. Kedua kelompok mata gadis itu tertutup. Kepalanya bertumpu pada lipatan tangan yang di letakan di atas meja. Laras tertidur dengan pulas di kampus. Bodo amat dengan peraturan pak Noe saat ini.

"Heh!."

Suara dan pukulan meja yang sangat keras itu membuat Laras terbangun. Gadis itu mendongak kepalanya. Kedua maniknya langsung menatap Noe. "Siapa yang menyuruh kamu tidur!?." Tanya pak Noe.

MARRIED WITH DOSEN [Noe&Laras]Where stories live. Discover now