1.8 Hujan dan Lukanya

45 14 26
                                    

✧Assalamualaikum✧

Hai hai, gimana kabar kalian?

Happy hari ini?? Apapun yang terjadi semoga selalu baik-baik saja

Selalu jaga kesehatan yaa..

RUANG LAIN kembali nih!! Harap kalian betah berlama-lama menyelam dalam narasi kali ini.

Makasih untuk kalian yang sudi luangkan waktunya untuk sekedar melirik halaman ini.

Ini memang cerita pertama Dyy, tapi semua yang sudah dimulai di sini pasti akan Dyy suguhkan dalam sebaik-baiknya sebuah kisah.

Jadi, diharapkan kalian bisa ambil sisi baiknya dan tinggalkan yang buruk.

Langsung follow untuk kalian yang bersedia aku dan kamu menjadi teman, dan bergabung dalam universe lain!!

OKE, KALIAN SIAP UNTUK MENJELAJAH UNIVERSE LAIN YANG SATU INI??!

Yuukkk.. Langsung aja, happy reading

°°°°°

Ar tengah sibuk membaca file 141004030306. Sudah berkali-kali pemuda itu membaca isi file yang nampak seperti data diri biasa. Namun, berbeda dengan file lain yang ada di folder "the Orchardo's" terdapat foto setiap anggotanya. Namun file 141004030306 tidak ada foto sama sekali, hanya rentetan huruf yang terpampang di sana.

"Ar, lihat.." Ken memutar laptopnya menghadap Ar.

"Nama Zaqyra Azzalma terdaftar sebagai murid baru di SMA Cendana"

Ar mengamati itu, dan ternyata benar. Nama, tanggal lahir serupa dengan data di laptopnya.

"Itu artinya?"

"Itu artinya dia ada di SMA yang sama dengan kita, akhirnya..." Ken bernafas lega, pemuda itu langsung merebahkan badannya. Tidak sia-sia ia menunggu laptopnya memproses nama itu berjam-jam.

Memang Kendra bisa dikatakan terampil dalam IT. Semenjak lulus SMP dan bersekolah diluar negeri karena paksaan sang ayah, pemuda itu mulai belajar teknis sehubungan komputer. Belum bisa dikatakan seorang peretas yang handal, tapi bisalah jika harus akses beberapa server penting.

Ar mencoba menggeser sampai halaman terakhir. Tapi sama saja, tidak ditemukan foto pemilik nama itu.

"Ken, kenapa nggak ada fotonya juga?"

"Nanti kalau masuk juga ketemu Ar, sabar dikit napa" ujar Kendra pelan. Ia sampai bosan, sudah berkali-kali Ar terus menanyakan foto gadis itu.

Ar menghela nafas dan bergumam pelan "semoga bukan orang yang sama"

°°°°°

Dari tadi Nandra mencoba fokus pada berkas-berkas di depannya, namun gagal. Pikirannya seolah menjelajah kemana-mana. Ia meraih handphonenya, dan memencet nomor Rey. Nandra berniat bertanya dimana adiknya itu berada.

Setelah tersambung, terdengar sapaan dari seberang.

"Dimana kamu?"

"Di rumah Kakek Brama, kenapa?"

"Hmm tidak, ngapain di sana?"

"Banyak, tadi habis belanja ke pasar terus masak, habis ini mau ke panti" jelas Rey menggebu-gebu, terdengar suara itu sangat ceria hari ini. Berbeda sekali jika Nandra bertemu adiknya itu di rumah.

RUANG LAINWhere stories live. Discover now