1.2 Harus Memilih

46 24 6
                                    


✧Assalamualaikum✧

Hai hai, apa kabar kalian?

Happy hari ini??

Semoga selalu baik-baik saja, yaa

RUANG LAIN kembali nih!! Harap kalian betah berlama-lama menyelam dalam narasi kali ini.

Makasih untuk kalian yang sudi luangkan waktunya untuk sekedar melirik halaman ini.

Langsung follow untuk kalian yang bersedia aku dan kamu menjadi teman, dan bergabung dalam universe lain!!

OKE, KALIAN SIAP UNTUK MENJELAJAH UNIVERSE LAIN YANG SATU INI??!

Yuukkk.. Langsung aja, happy reading!!

°°°°°

Saat membuka pintu rumah setelah tadi terdengar suara ketukan. Zaqyra merasa aneh, jelas tadi dia mendengar ketukan pintu namun ia tidak menemukan siapapun. Namun ada sebuah kotak coklat cukup besar dibawah. Ara mengambil kotak itu, ternyata terdapat sebuah amplop coklat juga terpasang rapi di atasnya. Disana tertulis jelas untuknya, tapi Ara merasa tidak memesan sesuatu.

Tidak ingin berfikir negatif, Ara membawa masuk kotak itu. Setelah duduk disalah satu sofa ruang tamu, ia membuka kotak itu. Disana terlihat ada berbagai buku, alat tulis, bahkan tas ransel, semuanya bernuansa coklat. Siapa yang membeli ini untuknya?

"Sudah sampai paketnya?" tanya Kakek Brama menghampiri.

Zaqyra menatap sang kakek penuh tanya.

"Kakek yang belikan, untuk kamu sekolah nanti"

Zaqyra menunjuk dirinya sendiri, seolah tak percaya dengan ucapan kakeknya.

"Iya, kamu Qya. Kakek sudah urus semuanya, mulai bulan depan kamu sekolah disekolah umum tidak homeschooling lagi"

Dengan cepat Zaqyra menggelengkan kepalanya, seolah tidak suka dengan perkataan tadi.

"Kenapa? Bukannya kamu ingin sekali merasakan pakai seragam sekolah?"

Zaqyra tampak ragu, ia memandang isi kotak itu lama. Selanjutnya ia menggeleng pelan.

"Tidak apa-apa, dipikirkan dulu. Nanti kalau Qya mau bilang Kakek ya"

Kakek Brama sengaja melakukan ini. Ia sangat merasa bersalah, karena dirinya juga Zaqyra menjadi seperti ini. Semoga saja ini bisa mengubah Zaqyra menjadi gadis yang ceria seperti dulu.

Keputusannya ini sudah ia bicarakan kemarin dengan Kakek William. Kakek William juga menyetujui, setelah dipaksa terlebih dulu tentunya.

°°°°°

Saat jam pulang sekolah tiba, Ar bergegas menghampiri sang adik. Dengan langkah terburu-buru Ar melewati lorong gedung IPS, mengabaikan beberapa siswi yang menatapnya kagum atau bahkan menyapanya. Ketika berniat langsung masuk kedalam ruang kelas ternyata bertepatan dengan Al yang keluar bersama Arsen dan Juna disampingnya.

"Ehhh... tumben nyaperin, ini gue mau pulang kok nggak akan kabur"

"Bawa mobilnya, langsung pulang!" ucap Ar sembari menyerahkan kunci mobilnya.

"Lo mau kemana?" tanya Al, dia menatap bingung sang kakak yang tampak terburu-buru langsung berbalik.

"Sama Ken" jawab Ar terus melanjutkan langkahnya.

RUANG LAINKde žijí příběhy. Začni objevovat