1.1 Perihal Janji

60 25 4
                                    


✧Assalamualaikum✧

Hai hai, apa kabar kalian?

Happy hari ini??

Semoga selalu baik-baik saja, yaa

RUANG LAIN kembali nih!! Harap kalian betah berlama-lama menyelam dalam narasi kali ini.

Makasih untuk kalian yang sudi luangkan waktunya untuk sekedar melirik halaman ini.

Langsung follow untuk kalian yang bersedia aku dan kamu menjadi teman, dan bergabung dalam universe lain!!

OKE, KALIAN SIAP UNTUK MENJELAJAH UNIVERSE LAIN YANG SATU INI??!

Yuukkk.. Langsung aja, happy reading!!

°°°°°

Pagi hari, saat pintu rumah baru saja dibuka. Terlihat sesosok pria dengan pakaian serba hitam.

"Dimana dia?" tanya pria tua itu setelah mengucap salam.

"Mengunci dirinya sendiri" sang pemilik rumah menjawab.

Merekalah Kakek Zaqyra, Brama dan William. Benar, Ara merupakan cucu dari keluarga Orchardo. Semenjak mengalami kecelakaan dua tahun lalu dan kehilangan ingatannya, gadis itu memilih tinggal bersama Kakek Brama. Itulah kenapa, ia tidak pernah bertemu lagi dengan keluarga Orchardo.

"Hmm... kunci cadangan?"

"Kau yakin ingin menemuinya?"

"Bukankah kau yang selalu mendorongku untuk ini?"

"Benar, tapi aku tidak rela jika dia terluka lagi"

"Apa maksudmu? kau masih meragukanku?"

"Entahlah..."

"Biarkan aku menemuinya!"

"Dia tidak mau bertemu dengan mu"

"Kenapa kau seperti ini? kau sendiri yang selalu mendesakku untuk menerimanya bukan?"

"Aku hanya tidak mau tragedi kembali terulang"

"Jadi, sekarang kau melarangku untuk melihatnya"

"Aku tidak melarangmu untuk itu, aku hanya melarangmu menyakitinya"

"Kau lupa? dia juga cucuku!"

Kakek Brama mengangguk membenarkan "Tapi ingatlah!, aku tidak akan rela jika harus kembali kehilangan"

"Kapan kau akan mengizinkanku mengembalikan namanya?"

"Saat kau yakin itu tidak akan membuatnya dalam bahaya"

Perbincangan itu terjeda ketika Nenek Fena menghampiri kedua pria tua itu.

"Untuk apa kau kemari?"

"Aku ingin mengajaknya ke pemakaman"

"Tidak ku izinkan!"

"Fenasya..." terdengar suara Kakek Brama menegur sang istri.

"Apa lagi? kau akan membawanya?. Lalu apa setelah itu? rentetan tragedi akan terjadi, begitu?!"

"Cukup, kedatanganku hanya untuk mengajaknya ke makam sebentar"

Nenek Fena tersenyum sinis "memangnya dia mau bertemu dengan mu?"

RUANG LAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang