15. Tahajjud dan cinta nya

Start from the beginning
                                    

Sontak, Bima tersenyum. Bahkan sempat tertawa kecil. "Makasih ya, Gus. Ikut aminin doa nya Marvin tadi deh."

"Doa nya kelewat, bim. Udah di antar malaikat kayaknya." Suara Marvin. Pria itu mengamati langit malam, seakan akan tengah mengawasi.

"Guys." Aidan mengambil alih perhatian. Ia mengetuk pelan arloji milik nya.

"Udah jam 9. Dan, zam." Aidan melihat ke arah Gus Azzam.

"Kasihan istri lu nunggu di sana. Udah malam juga, nanti di marahin sama pak kyai."

Azzam tersenyum. "Ah, saatnya berpisah ya?"

"Iya, Gus. Kita bukan anak pondok lagi, kan? Udah pada gede." Haris menyampaikan. Di angguki oleh Marvin dan Hendra.

"Memang sekarang kita bukan anak pondok pesantren lagi, tapi ingat ya, kita semua tuh lulusan pesantren. Jiwa kita di bentuk di sana. Jangan sia siain ilmu yang udah di tanam selama puluhan tahun cuma karena dunia."

"Yahh!! Demi bidadari surga!!"

Teriakan Marvin, membuat pecah tawaan anggota Alaska lainnya, termasuk Azzam. Suasana itu, menjadi yang paling berharga dalam sejarah persahabatan mereka.

Karena, mereka semua di pertemukan di dalam pondok pesantren.

••••

Selesai dengan perpisahan singkat nya bersama Alaska, Azzam segera bergegas melangkah untuk menghampiri Hana yang tengah sendirian duduk di atas motor nya, menunggu.

"Maaf ya, membuat kamu nunggu lama."

Hana menoleh. "Oh, iya. Ngga apa apa kok. Senang juga lihat Gus Azzam akrab sama temen teman nya. Jarang loh liat laki laki seserius itu tentang agama."

Mendengar nya, Azzam tersenyum.

"Rasulullah sangat mencintai anak muda akhir zaman, yang ingin menghabiskan waktu nya hanya untuk mengejar akhirat, yang hidup nya hanya ingin tetap di jalan Allah. Anak muda yang hanya takut kepada Allah, dan bertakwa kepada-nya. Akhir zaman yang penuh dengan rintangan dan tantangan, anak muda yang membela kebenaran dan kebesaran Allah. Walau masih muda, tapi tidak ingin di kuasai dengan syahwatnya."

Hana terkejut, ketika hidung mancung nya di di cubit pelan oleh Gus Azzam. "Bukan hanya Alaska, masih banyak anak muda di luaran sana yang berusaha untuk memperbaiki diri. Berusaha untuk berjuang. Sungguh, Allah benar benar takjub."

"Kalau gitu," Hana menjeda sejenak. Azzam menaikkan kedua alis nya.

"Aku mau belajar lebih dalam lagi soal agama! Biar bisa taat sama Allah."

Azzam lagi lagi di buat tersenyum. Bahkan sampai tertawa kecil. "Iya, dong. Harus." Jawab nya, sembari mengusap kepala istri nya.

•••

Seperti biasa, shalat tahajjud tidak pernah ia lewatkan. Namun kali ini, Gus Azzam melaksanakan nya di dalam kamar, bersama Hana. Sebelum sebelum nya, dia selalu tahajjud di masjid bersama santri santri.

Di sisi Hana, gadis itu masih dalam keadaan mengantuk. Ia hanya mampu berdoa untuk kesejahteraan dunia akhirat, tak lupa dengan doa orang tua. Azzam yang memberitahu nya.

Selesai berdoa, helaan nafas nya keluar dengan panjang. Rasanya lelah sekali. Rasanya ingin mengeluh.

Tapi, Azzam masih berada di posisi nya. Masih berdoa. Hana sampai keheranan.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now