🌷Dua Puluh Satu🌷

1.2K 79 7
                                    

Lagi males nyapa, kita mulai aja lagsung hehehe.

Happy Reading!!!!

Hari libur telah habis satu minggu. Namun kedua pasangan itu masih betah bermalas-malasan di rumah tanpa liburan keluar sekedar jalan-jalan.

Tetapi untungnya, ada satu orang yang sedikit bosan. Siapa?

Aeran.

"Leooo, ayo kita pergi nonton!"

Leona yang tengah membereskan kaos kaos over size milik Aeran menoleh sebentar, lalu kembali melakukan kegiatannya. "Boleh saja. Ingin menonton apa?"

"Emm..." Laki-laki itu bertopang dagu dengan kedua tangan lucunya, dia sedang berbaring telungkup di atas tempat tidur, dengan kupluk bergambar kelinci dan kedua kaki yang tertekuk ke atas, bergoyang sambil dirinya berpikir.

Sejenak hening melanda. Leona sudah selesai dengan urusannya, dia lantas menepuk-nepuk telapak tangannya dan berjalan mendekati Aeran yang masih betah bengong.

"Sudah tahu ingin menonton apa?"

"Belum...tapi tiba-tiba aku ingin pulang." Aeran cemberut kecil, matanya berputar melihat Leona.

"Kita pulang, lalu pergi jalan-jalan?"

"Okey!"

~—~🤒🤒🤒~—~

"Ayah! Ibuu? Ae pulang~~"

Dengan riangnya Aeran berlari masuk ke dalam rumah, kupluk telinga kelincinya yang masih ia pakai terlihat bergerak-gerak lucu seiring laki-laki itu berlari mencari orang tuanya.

"Sayang?"

"Ibuuu!"

Brugh!

"Huhuuu, Ae rindu sekaliii~"

Sang Ibu terkekeh mendengar rengek tangis yang keluar dari mulut putranya. Dari dulu, ternyata kelakuannya masih tidak berubah. "Kalau rindu, kenapa kamu tidak pulang? Hampir dua minggu loh."

Aeran melepas pelukannya bersamaan dengan Leona yang menyalami punggung tangan Eliza —Ibu Aeran.

"Bagaimana kabarmu, Bu?"

"Aku baik, ku harap kalian baik juga ya." Leona mengangguk untuk membalas perkataan Eliza. "Kalian ingin kemana setelah ini? Ku mohon, disini lah sebentar saja, aku kesepian sekali." Eliza menampakkan wajah sedihnya.

"Kau bisa saja, Eliza. Aku tak kau anggap?"

Ketiganya menoleh, lantas tertawa melihat raut pura-pura sedih milik Alyi —Ayah Aeran.

"Ayaaah!"

Aeran bergantian memeluk tubuh kekar sang Ayah, mengakibatkan Alyi langsung membalas pelukannya erat. Dia mengelus kepala Aeran penuh sayang. "Bagaimana kabarmu, nak?"

"Aeran baik, Ayaah. Bagaimana dengan Ayah?"

"Ayah baik." Keduanya melepas pelukan. Nampak sekali Aeran begitu rindu kedua orangtuanya, padahal dua minggu yang lalu ia masih belum merasakan ini, rasa rindunya masih standar.

Lagipula Aeran ingin menghabiskan waktunya bersama Leona saja untuk sementara waktu.

Leona bergantian menyalami tangan Alyi. Selesai bercakap-cakap sebentar, Aeran di bawa Eliza ke dapur, sementara Leona di ajak Alyi untuk mengobrol sebentar.

"Ibu, kita akan buat kue kesukaanku kan?" Aeran bertanya dengan riang, tangannya terbungkus hoodie hingga hampir seluruhnya menghilang, menyisakan jari-jari mungil nan lentik yang bergembira bertepuk tangan kecil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Baby Boy [FemDom]Where stories live. Discover now