🌷Enam Belas🌷

1.2K 115 6
                                    

Ini konfliknya ringan ya.
Aduh, konfliknya lama banget ya datangnya, ini udah chap 16 loh.

Ini cerita sungguh lambat🙂.

Ok, mari tinggalkan jejak dgn vote dan komen🦸‍♀️

HAPPY READING

"Leona, ini benar Leona kan? Ah, aku rindu sekali padamu."

Tubuh Leona menegang, suara ini..

"Leona, kau kemana saja? Aku sudah mencari mu selama dua tahun."

Reyza.

Leona berbalik, membuat pelukan Reyza pada tubuhnya terlepas begitu saja. Mata gadis itu begitu tenang, dia hanya terkejut saja melihat mantan crush nya ada disini.

Benar, Reyza adalah mantan crush Leona saat gadis itu masih SMP, masa pubertas nya adalah menyukai lawan jenis, namanya adalah Reyza.

"Rey?"

"Hm? Leona rindu aku tidak?"

Gadis itu bahkan belum sempat menjawab tetapi Reyza sudah memeluknya lagi. Menangis di dadanya, memeluknya erat.

"Rey, kau tidak bisa begini." Pasalnya di perpustakaan ini ada kekasih manisnya, jika si manis itu melihat dirinya yang seperti ini, sudah pasti akan terjadi kesalah pahaman.

Walaupun Leona dulu sempat menyukai Reyza karena pubertas nya, mereka memilih menjadi teman, namun sesuatu membuat Leona harus pindah dan kini Reyza kembali menemukan nya setelah 2 tahun lamanya dia mencari keberadaan gadis kesayangannya itu.

Ternyata dia tinggal di Indonesia.

Ada rasa sesal di hati pemuda itu, kenapa dia tidak terlalu peduli pada negara ini, padahal ternyata disini lah gadis kesayangannya itu tinggal.

Tapi, rasa suka Leona terhadap Reyza sudah tak ada lagi. Dan itu hanyalah masa lalu.

"Hiks, Leona, apa kau tak merindukanku? Kenapa kau tak membalas pelukanku?" Tangisnya pilu.

Merasa tak tega, akhirnya Leona mengangkat tangannya dan membalas pelukan itu walau hanya sekedar menempel di punggung Rey.

Lagipula mereka hanya teman, tak lebih.

Namun bertepatan dengan itu, Leona melihat seseorang berdiri dengan dua novel di pelukannya. Tatapannya tak bisa diartikan, namun Leona bisa melihat ada sedikit kekecewaan di netra nya.

Aeran, remaja manis itu.

Leona hendak melepas pelukannya pada Reyza, namun laki-laki itu malah semakin mengeratkan nya, membuat Leona nampak menyedihkan.

Dia tidak mau ada ke salah pahaman disini, Aeran adalah orang yang selalu negatif thingking tanpa tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan laki-laki itu cengeng, melihat Leona berpelukan dengan laki-laki lain yang dirinya bahkan tak mengenalnya sama sekali, Leona melihat air mata itu mengalir dari mata indah Aeran.

"Rey, tolong lepaskan." Desaknya. Dia sangat tidak kuat melihat kekasih nya menangis tanpa bersuara, dan bahkan tak mendekatinya sedikitpun. Hanya berdiri di sana sambil memeluk kedua novelnya erat.

Reyza menggeleng kencang, kenapa Leona malah memaksanya untuk melepas pelukan? Apa Leona tak tahu seberapa besar kerinduannya terhadap perempuan ini?

"Rey," Leona kembali mendesak, tangannya tak sengaja mencengkram kedua lengan Reyza dengan kuat, membuat si empu segera melepaskan pelukannya.

Setelah terbebas dari pelukan sesak Reyza, Leona hendak berlari ke arah Aeran, namun laki-laki itu malah berbalik, berlari sangat kencang dan buku-buku di pelukannya jatuh begitu saja. Berantakan.

"Aeran!" Panggilan Leona tak di hiraukan laki-laki itu, hampir saja dia keluar dari perpustakaan, seorang penjaga jadi-jadian di sana menghalangi Leona.

"Maaf, kami melihat anda datang kesini bersama laki-laki yang tadi berlari keluar, buku-buku nya di tinggalkan begitu saja, apakah anda akan membelinya atau menyimpannya kembali?"

Penjaga sialan. Leona tak fokus pada penjaga berkelamin perempuan menyebalkan itu, bayang-bayang Aeran menghilang.

Shit!

"Ck, akan ku bayar nanti, tolong biarkan aku keluar." Geramnya marah.

Namun penjaga wanita yang nampaknya centil itu malah menarik tangan Leona untuk mendekatinya. "Maaf, tapi anda harus membelinya sekarang." Suaranya terdengar menjijikan di telinga Leona.

"Ck, ambil dan aku akan membayarnya! Jangan memperlambat waktu, sialan!"

Wanita itu nampak cemberut, dia dengan kesal menghentakkan kakinya kemudian berlalu untuk mengambil buku-buku yang tadi dijatuhkan laki-laki manis yang tak bertanggung jawab.

Sementara Leona, memandangi keluar perpustakaan, entah kemana kekasihnya itu kabur, nampaknya hatinya sangat terluka.

"Arrghh!" Leona mengusap wajahnya kasar.

"Maaf sayang, tolong jangan pergi terlalu jauh." Lirih nya.

Kakinya ia buat berbalik menuju kasir tempat pemeriksaan buku-buku yang akan dibeli atau dipinjam.

Wanita jadi-jadian itu sudah ada di sana dengan bibir tebal merah darahnya yang mencebik.

Jelek, itu yang ada dimata Leona.

"Ini buku-buku nya, jika ada waktu luang kembalilah kesini ya." Namun walaupun bibirnya cemberut seperti bebek, wanita jadi-jadian itu memberikan bingkisan berisi buku yang tadi Aeran jatuhkan, suaranya dibuat begitu manja.

Leona tak bersuara, tatapannya sangat tajam, dia menerima bingkisan itu lalu membayarnya, wajah tampan dan tegasnya malah membuat rahim wanita jadi-jadian itu menghangat.

"Aahh~ kau sangat tampan!" Puji nya disertai desahan manja.

Dia sangat suka penampilan Leona, terlihat tegas dan berwibawa, sangat keren!

Anjrit lesbi😭

Tanpa mengucapkan terima kasih dan mengambil kembalian, Leona bergegas keluar perpustakaan.

Sampai di parkiran, Leona membuka pintu mobil dan hendak masuk, sesuatu menarik tangan Leona lembut.

"Rey?"

Reyza, menatap memelas Leona yang memasang wajah datar. Dia meluyukan alisnya, "Leona, kemana kau akan pergi? Kita baru saja bertemu." Tanyanya, nadanya kentara sedih.

Leona kembali keluar, astaga, kenapa hari ini begitu menyebalkan?! Dia tidak mengatakan bahwa ia tidak suka dengan kehadiran teman lamanya, tetapi keadaan ini begitu mendesaknya untuk segera menyusul kemana Aeran pergi.

"Maaf Rey, aku harus pergi."

"Tapi Leona, aku sangat merindukanmu.. hiks.." Laki-laki itu menangis lagi. Membuat Leona menghembuskan napasnya pelan. "Apa kau tidak senang aku ada disini?" Pertanyaan itu membuat Leona menunduk.

Menatap laki-laki yang hanya setinggi dagunya.

"Bukan begitu, tapi aku ada sesuatu yang harus ku lakukan, ini sangat penting." Leona mengeluarkan sebuah kartu pada Reyza. "Ambil ini, kau bisa datang kesini jika kau ingin, aku ada urusan penting, maaf meninggalkanmu." Itu adalah kartu dimana menampilkan beberapa identitas Leona, juga alamat rumahnya orang tuanya.

Tidak mungkin ia memberikan alamat rumah Ranna, karena itu tempat rahasia Leona untuk beristirahat, menenangkan pikiran serta menghabiskan waktunya dengan Aeran.

Setelah itu Leona bergegas masuk ke mobilnya, menyalakan mesin, lalu menancap gasnya kencang membelah ibu kota.

Dimana laki-laki manisnya sekarang? Leona berharap Aeran tak pergi terlalu jauh, semoga laki-laki itu menunggunya di rumah dengan senyuman seperti hari-hari biasanya.

Bersambung~

Baby Boy [FemDom]Where stories live. Discover now