🌷Delapan🌷

1.8K 156 11
                                    

¡WATTPAD🔸 RANNA🔸BABY BOY¡

CHAPTER 8 (DELAPAN)!

🔸
🔸
🔸

Hujan mulai reda, namun hawa dingin bekas hujan tetap terasa, bahkan lebih dingin. Leona semakin mendekap erat tubuh kecil di pelukannya yang nampak bergetar ringan.

"Bersabarlah, sayangku. Kita akan segera pulang." Dia mengecup lama pelipis Aeran.

Leona sudah meminta sopir di rumahnya untuk menjemput —mengantarkan mobil sebenarnya. Pak Ilham akan mengantarkan mobil untuknya dan mengajak Pak Junta —tukang kebun di rumahnya— untuk ikut membawa motor.

"Euhhh... Leona, dingin..."

Mendengar lirihan sang kasih, gadis itu semakin mendekap erat tubuh ringkih itu. "Pak Ilham akan segera datang. Bersabarlah sebentar..."

Ia tahu Aeran sangat tidak tahan dengan cuaca dingin, namun ini jalan satu-satunya untuk mereka pulang. Menunggu mobil datang.

Tin! Tin!

Leona menghembuskan napas lega. Dia mengangkat tubuh Aeran dan menggendongnya mendekati Pak Ilham yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Pria paruh baya itu nampak khawatir dengan keadaan Nona-nya juga kekasih gadis itu. Dia segera mengelus bahu Leona saat gadis yang sudah ia anggap anak sendiri itu dengan raut yang kentara cemas. "Nak, kamu tak apa-apa?"

Leona menggeleng sembari tersenyum. "Aku baik-baik saja, paman. Ah, apa paman datang dengan paman Junta juga?"

"Iya, Pak Junta mampir untuk membeli bahan bakar dulu tadi, mungkin dia akan segera datang."

"Paman, kekasihku sudah kedinginan sejak tadi. Apa tidak apa—"

"Tidak apa! Kamu pulang saja dengan  nak Aeran, dia pasti sudah sangat kedinginan. Maafkan saya karena terlalu lama menjemput." Pria itu nampak tak enak dan merasa bersalah.

"Tak apa, paman. Kalau begitu, aku duluan, ya? Paman bawa jaket?"

Pria itu mengangguk, membuka pintu kemudi dan segera mengambil sebuah kain tebal dari dalam sana. "Saya membawanya."

Leona mengangguk sembari tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil dengan Aeran yang masih ada dalam gendongannya. Pak Ilham membantu menutup pintu kemudi. Sebelum pergi, Leona tersenyum ke arah Pak Ilham saat pria itu menyuruhnya berhati-hati di jalan.

Mobil pun melaju.



"Eungh.."

Laki-laki itu menggeliat pelan dalam tidur setengah sadarnya. Membuka mata perlahan, namun cahaya di ruangan itu membuat mata indahnya kembali tertutup. Dia mengedip-ngedip pelan, mengumpulkan nyawa yang entah tersesat dimana.

"Auhh.."

"Tunggu, ini kamar mansion Leona?"

Aeran duduk bersandar pada kepala ranjang yang telah ia taruh bantal di sana sebelumnya, membetulkan selimut yang melorot untuk menutupi tubuhnya. Astaga, dingin sekali.

Laki-laki itu menoleh ke arah AC yang ada di ruangan, apa Leona lupa menaikkan suhunya? Gadis itu 'kan tahu dirinya tidak tahan dengan dingin apalagi dingin buatan seperti AC.

"Kau sudah bangun?" Aeran menoleh ke asal suara. Senyum kecil ia perlihatkan, mengangguk dengan pelan.

"Leona, AC..." Liriknya pelan.

Baby Boy [FemDom]Where stories live. Discover now