🌷Tiga🌷

3.1K 234 6
                                    

¡WATTPAD🔸RANNA🔸BABY BOY¡

CHAPTER 3 (TIGA)!

🔸
🔸
🔸

Gadis itu melompat dan sedetik kemudian kakinya telah menginjak tanah dengan selamat. Leona mendongak, melihat Aeran yang menatapnya cemas. "Aku tidak apa-apa." Dia menepuk-nepuk telapak tangannya yang tadi sempat mencium tanah.

"Sekarang melompat lah dengan hati-hati, aku akan menangkap mu."

Lelaki itu tak bergeming. Dia sibuk terbengong menatap ke bawah. Astaga, jika dilihat dari atas sini, pagar ini semakin menyeramkan saja tingginya. Aeran menggeleng saat tak sengaja membayangkan jika dia terjatuh dari atas sini.

"Aeran."

"Aeran."

"Aeran!"

"Hah-?! AAAA BUNDAA!!"

Hap!

Aneh. Dia jatuh tapi kenapa ia tidak merasa bahwa ia jatuh ke tanah. Pelukan di pinggang rampingnya kemudian membuatnya sadar. Tubuhnya terangkat!

"Sudah kubilang untuk berhati-hati. Kenapa kau tidak mendengarkan ku, hm?"

Lelaki itu mengalungkan kedua tangannya di pundak gadis yang menangkapnya. Aeran membuka perlahan kedua mata nya. Kemudian mendongak, melihat gadisnya yang tengah menatapnya tajam.

Merasakan jarak sedekat ini dengan Leona membuatnya gugup. Walau Aeran sudah pernah merasakan jarak sedekat ini berulang kali, namun ia masih merasa gugup dan malu.

"E-emm.. Leona, turunkan aku. Ini terasa sesak." Gugupnya.

"Hm." Gadis itu menurunkan Aeran dengan perlahan. Kemudian berjalan pergi mendahului dengan langkah lebarnya.

"Ah! Leona, tunggu!" Lelaki itu terlihat kesusahan menyamai langkah kaki Leona karena memang kaki Leona lebih panjang dan jenjang dibanding dirinya. Tingginya pun hanya sebahu perempuan itu.

Sungguh lelah saat Aeran harus terus mendongak saat mengobrol dengan kekasihnya kalau dalam posisi keduanya berdiri. Lehernya seringkali terasa pegal. Wajar saja, tinggi Leona adalah 179 dan dirinya 157.

"Leonaaa! Hah, hahh..!" Aeran berhenti mengejar langkah kaki perempuan itu, dia menopang tubuhnya diatas lutut sembari mengambil napas.

Capek sekali dirinya. Hanya mencoba menyamai langkah lebar Leona saja, ia sudah se lelah ini.

Leona ikut berhenti dan berbalik. Melihat kekasihnya yang masih mengambil napas rakus. Karena khawatir lelaki itu kenapa-kenapa, ia mendekati Aeran kemudian mengelus punggung ringkih lelaki itu yang gemetar.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya dengan nada cemas.

Aeran tak menjawab. Tiba-tiba dadanya terasa sesak, dia kembali mengambil napas namun sangat sulit. Netra hitam kecoklatan indahnya bergetar, berair dan berkaca-kaca. Dadanya sakit sekali. Ditambah perutnya juga ikut sakit karena terlalu banyak berlari. Matanya terasa berkunang-kunang. Alisnya mengernyit, detik selanjutnya lelaki itu limbung dan langsung dengan sigap Leona menangkapnya.

Perempuan itu memeluk Aeran yang tidak sadarkan diri. Dia menepuk-nepuk pipi putih nan lembut milik lelaki itu. "Aeran, Aeran!" Dengan tidak sabaran Leona langsung menggendong tubuh kekasihnya ala bridal.

Dia berlari, keluar dari belakang sekolah yang ditumbuhi re rimbunan aneka pohon buah.

•••

Gadis yang kini sudah berganti pakaian dengan piyama berwarna mocca. Berdiri diam memandangi lelaki yang masih tertidur lelap di depannya.

Baby Boy [FemDom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang