🌷Empat🌷

2.8K 203 3
                                    

¡WATTPAD🔸 RANNA🔸BABY BOY¡

CHAPTER 4 (EMPAT)!

🔸
🔸
🔸

Gadis itu menatap lelaki yang perlahan membuka matanya. Terlihat berusaha menyesuaikan netra indah nya dengan cahaya di ruangan dengan wangi mint itu.

"A, air... " Lirih nya begitu pelan hampir tidak terdengar. Tubuhnya yang lemas dengan sekuat tenaga agar terduduk di ranjang empuk itu.

Leona membantu lelaki itu dan menyandarkan kepala dengan rambut berantakan itu di kepala ranjang setelah sebelumnya menyimpan bantal di sana. Tangan lentiknya mengambil segelas air di atas nakas dan membantu Aeran minum.

"Akhh... " Aeran meremas perutnya yang terasa nyeri saat air minum itu menyentuh lambungnya yang kosong.

Dengan perlahan Leona mengangkat naik piyama yang dikenakan lelaki itu hingga sebatas dada. Terpampang lah perutnya yang putih dan halus dengan pinggang yang kecil dan ramping. Mengelus nya dengan sangat lembut dan penuh ke hati-hati an.

Aeran menatapnya dengan tatapan lemah dan sendu. Sudut matanya sedikit berair. Dia memeluk gadisnya erat. Menyalurkan rasa sakit di perutnya dengan pelukan erat. Lelaki itu menangis.

Gadis itu pun membalas nya dengan sebelah tangan, sambil tak berhenti mengelus perut Aeran dan mengeluarkan kata-kata manis yang menenangkan hingga tangis lelaki itu pun mereda, kini hanya tinggal isakannya yang kecil dan sesekali terdengar. Lelaki itu masih memeluk perut gadisnya yang berusaha menyamai tingginya yang terduduk di ranjang.

"Jangan menangis. Lebih baik kau makan, ya? Kau belum makan malam." Ujar gadis itu.

Aeran mengangguk pelan. Leona dengan segera menggendong lelaki itu seperti anak kecil. Membawanya menuju meja makan di dapur. Membiarkan lelaki itu memeluk lehernya dan menyandarkan kepalanya dipundak sempitnya.

Aeran tidak berkata apapun saat Leona mendudukkan nya di kursi meja pantri. Perempuan itu nampak menyalakan microwave dan memasukan sesuatu kesana. Sembari menunggu makanan itu menghangat, Leona tampak sibuk membuat dua gelas susu.

Ting!

Gadis itu mengambil makanan itu dan memindahkannya ke atas piring. Kemudian membawa piring yang ia bawa ke hadapan Aeran yang anteng duduk di kursinya.

"Makanlah. Aku terpaksa memesan makanan, kau tahu, aku tidak bisa memasak. Tak apa, kan?"

Lelaki itu menatap nasi padang dengan segala toping di atasnya. Wanginya membuat perutnya berontak. Dia tersenyum tipis. "Tak apa, aku bisa makan ini."

Tangan kecilnya mengambil sendok dan mulai memakan makanan yang masih panas itu. Lidahnya kelu, netra indah lelaki itu berbinar kemudian. Dia menoleh cepat menatap Leona dengan wajah bahagianya.

"Ini enwaakk!"

Leona tersenyum tipis. Wajar saja, makanan itu memang sangat enak dan ini pertama kalinya kekasihnya itu mencobanya. Bisanya ia akan membuatnya sendiri dan itupun bukan makanan seperti ini.

"Hati-hati, makanlah dengan benar. Jangan makan sambalnya, oke?" Perintahnya sembari menyeka bumbu nasi padang yang menempel dibibir mungil lelaki itu.

Mengangguk sebanyak dua kali, Aeran kembali makan dengan lahap tanpa memperdulikan sakit di perutnya karena baru di isi makanan sekarang.

Leona berdiri mengambil susu yang ia  buat tadi kemudian menaruh salah satunya di samping piring Aeran yang tadinya penuh dengan nasi dan beberapa toping nya kini tinggal tersisa sedikit.

Gadis itu meminum susunya dengan anteng sembari bertopang dagu menatap kekasihnya yang makan dengan berantakan yang membuat lelaki itu semakin menggemaskan.

•••

"Howaam... " Aeran menutup mulutnya yang terbuka lebar saat menguap karena menahan kantuk. Matanya sudah terlihat sayu dengan bibirnya yang cemberut. Leona terkekeh melihatnya. Dia berdiri dan menarik lengan Aeran dengan lembut.

"Ayo kita pergi ke kamar."

Lelaki itu menurut dan berjalan mengekori Leona yang kini beralih menggenggam telapak tangannya. Gadis itu membuka pintu kamarnya. Dia berbalik menatap Aeran. "Kau atau aku duluan yang ke kamar mandi?"

"Leona duluan saja." Balas lelaki itu sembari tersenyum.

Gadis itu mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi. Selang beberapa menit, gadis itu keluar dari sana. Aeran segera masuk. Leona duduk di pinggir ranjangnya setelah merapikan sprei putih kasurnya.

Cklek!

Dengan segera gadis itu menoleh dan melihat lelaki-nya yang nampak lebih segar setelah gosok gigi dan cuci kaki. Leona memberi isyarat dengan menepuk-nepuk paha nya sendiri. Namun ternyata kelakuannya di balas dengan wajah bingung lelaki mungil itu. Kepalanya miring ke kanan dengan bibir kecilnya yang sedikit terbuka. Terlihat polos, imut, lucu dan menggemaskan dalam satu waktu.

"Kemari." Ujar nya.

Aeran dengan langkah kecilnya berjalan mendekat, Leona menarik lengan kecil itu dengan lembut dan membawa nya ke pangkuannya. Gadis itu menarik senyum penuh cinta nya dan menatap lelaki manisnya sangat dalam dan gemas. Tangannya tanpa sadar sudah memeluk pinggang kecil milik Aeran. Tanpa pergerakan.

Lelaki itu nampak menikmati waktu berduaan nya dengan Leona. Terbukti jika dirinya senang dari mata nya yang berninar-binar saat menatap perempuan itu. Aeran mengalungkan tangannya di leher Leona dan dengan pelan bersandar di bahu sempit kekasihnya. Nafas teratur dapat terasa oleh Leona di lehernya yang jenjang. Gadis itu semakin erat memeluk lelaki itu dan menenggelamkan tubuh kecil dan ringkih itu di dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu... " Lirih nya, suaranya terdengar parau dan rendah.

Aeran tak menjawab. Ia sudah lebih dulu memejamkan matanya yang terasa berat. Dadanya berdebar kencang dan ia merasa sakit. Rasanya, rasa bahagia ini telah membuat kupu-kupu di perutnya beterbangan dan menari disana. Membuatnya sedikit geli.

Leona menyadari jika lelaki itu sudah tertidur. Perempuan itu menatap Aeran yang sudah nyaman dalam meraih mimpinya di alam bawah sadar, sedikit senyum terpatri di bibirnya. Dengan pelan, Leona mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir mungil itu lama, tanpa pergerakan sama sekali.

"Semoga kau mendengar perkataan ku tadi. Jika kau tahu, aku mengucapkan kalimat ku dengan tulus dari lubuk hati yang terdalam...

"Aku tidak pernah berbohong padamu, jadi jika kau masih mendengar aku yang sedang berbicara ini, tolong percaya lah...

"Aku... Mencintai mu... Selamat tidur, pangeran kecilku yang manis. Chuupp." Sekali lagi, ia mengecup dahi itu dengan penuh perasaan dan tatapan yang tak terbaca.

Ini pertama kalinya ia merasakan benar-benar jatuh cinta setelah dulu ia pernah menyukai lawan jenis saat mengalami pubertas pertama kali. Orang bilang, cinta pertama itu akan membuat sakit hati pertama juga untuk yang mengalaminya. Namun, Leona percaya, jika cinta pertama nya ini, akan selalu bersamanya selamanya.

Dalam suka maupun duka.

Dalam senang maupun sedih.

Ayolah, jangan membuat Leona semakin memikirkan kalimat bajingan yang orang-orang bicarakan itu. Gadis itu, tak ingin...

Semoga saja, Tuhan masih mengizinkan ia bersama Aeran selama mungkin jika memang lelaki itu bukan jodohnya. Namun, jika memang lelaki itu benar jodohnya, semoga saja Tuhan tidak memisahkan mereka berdua dengan menyakitkan dan kembali mempertemukan. Semoga saja, Tuhan selalu menjaga Aeran untuknya, dan menjaga dirinya untuk lelaki itu.

Karena Leona, sangat menyayangi nya.

Semoga saja. Karena takdir tidak ada yang tahu, kan?

Kita lihat nanti.






























__________
TBC

Baby Boy [FemDom]Where stories live. Discover now