Queen Momen

35 6 7
                                    

Hari ke 2 pelaksanaan Festival. Seharusnya begitu, tapi sayangnya semua sudah harus berakhir kemarin. Hari ini suasana masih terasa ricuh, ketakutan belum berakhir.

Banyak dari mereka yang masih terus memperdebatkan hal ini. Mereka mulai meragukan kemampuan pihak Kepolisian, yang masih belum bisa menyelesaikan semua ini.

Kei terlihat duduk sendirian di Kantin. Pandangannya hanya tertuju pada sepiring nasi goreng komplit di depannya. Padahal ia sangat tidak ingin mendengar berita itu, namun justru semua orang di kantin membicarakannya.

Tidak dengar, tidak dengar apapun.

Bahkan kedua orang di sampingnya yang baru datang, turut membicarakannya.

"Masa Rensa sih? Dia 'kan ga kenal korban-korban itu. Semua orang juga tahu, dia pernah cuti beberapa bulan,"

"Gak masuk akal juga. Katanya masih diselidiki lagi,"

"Eh, beneran? Tapi semua orang lihat dia jauh banget posisinya dari korban, masa cuma karena bukti darah dituduh jadi pelaku? Keterlaluan,"

"Nah, makannya. Aku juga ngerasa aneh, janggal kasusnya,"

"Uhukk!" Kei tersedak saat mendengar hal tadi. Padahal dia baru makan beberapa sendok.

Kami beritahukan, untuk segenap mahasiswa maupun mahasiswi diharapkan segera berkumpul di lapangan.

Sekali lagi kami beritahukan, untuk segenap mahasiswa maupun mahasiswi diharapkan segera berkumpul di lapangan, terima kasih.

Pengumuman itu terdengar sangat jelas hampir di setiap sudut ruangan.
Sontak seisi Kantin langsung berbisik-bisik membicarakan rumor baru yang mulai beredar.

"Apa menurutmu karena foto ini?"

"Huek! Ini serius bukan editan?"

"Aku juga nggak tahu, tapi ini di posting di web Kampus tadi malem,"

Foto apalagi ya Tuhan, batin Kei.

Manik matanya kian melebar saat melihat foto Varo yang sudah tergeletak bersimbah darah di posting di web Kampus.

Serius?! Apa maksudnya?

Kei segera berlari keluar menuju lapangan. Wajahnya tampak cemas, rasa bersalah dalam hati kecilnya belum hilang, ditambah kejadian mengejutkan ini.

Terus buat apa tadi malam mereka datang? Kalau hanya untuk bertanya kabar dan hubunganku dengan Lucy? gumam Kei kebingungan.

Mereka yang dimaksud adalah Fikri dan Rian.

*******

"Seperti yang kalian tahu, kejadian kemarin merupakan sebuah musibah. Kami sampai sekarang masih sangat menyayangkan, tapi yang jelas kami akan terus berusaha untuk mencari pelakunya,"

"Foto yang beredar di website Universitas, kami dengan tegas mengatakan itu semua hanyalah editan!"

Semua yang berada di sana langsung saling menatap. Keributan tak bisa dihindari lagi.

"Editan? Kalian serius? Terus apa kalian pikir kejadian kemarin itu hanya permainan iseng?"

"Iyaa bener!!" .

"Huuu! Kami sendiri sudah lihat fotonya, itu sangat terkesan nyata. Tidak mungkin editan,"

"Varo sendiri tidak ada kabar,"

"Benar!! Kita satu kelas sama Alvaro Arya Mahesa!"

"Terus bagaimana kebenarannya?!"

"Diam!! Jangan sebarkan berita ini keluar, jika kalian masih ingin berada di sini. Segera hapus foto yang kalian miliki!"

THE END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang