17. Tuhan Aku Kembali Padamu

919 101 4
                                    

Suara bubur yang meletup-letup di dalam panci memenuhi dapur pagi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara bubur yang meletup-letup di dalam panci memenuhi dapur pagi ini. Sekarang baru pukul setengah lima pagi, tapi Bi Atun sudah sibuk dengan urusannya di dapur untuk memasak. Ia sengaja menginap di rumah Bram untuk menjaga Renandra yang sedang sakit.

Dengan telaten wanita paruh baya itu menyiapkan semangkuk bubur dan obat untuk ia bawa ke kamar Renandra. Ia yakin pemuda itu sudah bangun. Ketika membersihkan kamar Renandra tadi, Bi Atun tidak melihat remaja itu, namun terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Bi Atun menyimpulkan bahwa Renandra sudah bangun dan sedang mandi.

Saat hendak memasuki kamar Renandra Bi Atun mendengar isak tangis dari dalam sana. Ia buru-buru membuka pintu kamar itu dan melihat Renandra yang sedang duduk  di lantai dengan beralaskan sajadah, pemuda itu menundukkan kepalanya sambil menangis.

Bi Atun meletakkan nampan berisi bubur dan obat ke atas meja belajar. Lalu menghampiri Renandra. Bi Atun menyentuh bahu Renandra yang bergetar. Lalu bertanya, "Den. Aden kenapa nangis?" ucapnya lembut.

"Hiks Bi, telapak tangan Ren sakit banget pas lagi sujud."

Bi Atun menggenggam kedua tangan Renandra dengan lembut, ia bisa melihat bagaimana tangan itu terluka cukup parah. Luka bakar itu terlihat mengerikan. Lagi, air mata menetes dari pelupuk mata wanita paruh baya itu. Hatinya kembali tercubit melihat bagaimana tersiksanya Renandra.

"Nanti disalepin lagi, ya? Biar cepet kering lukanya." ucapnya serak berusaha mati-matian menahan rasa sesak di dadanya. Renandra hanya mengangguk mengiyakan.

"Jadi Aden nangis gara-gara tangannya sakit waktu sujud?"

Renandra menggeleng. "Bukan karena itu. Ren nangis karena malu sama Allah, Bi. Waktu tangan Ren sehat, Ren jarang sholat. Giliran tangan Ren cacat gini, baru Ren inget Tuhan. Ren gak tau malu banget ya, Bi? Pantes Allah gak mau buka pintunya buat hamba gak tau diri kayak, Ren."

Bi Atun mengusap lembut tangan kurus milik Renandra. Ia mengecup tangan itu lama, air mata pun semakin deras membasahi pipi.

"Allah itu maha memaafkan, dia gak mungkin membenci hambanya yang mau bertaubat. Allah menyayangi semua hambanya."

"Tapi kenapa Allah gak membuka pintunya buat, Ren? Allah pasti marah sama Ren, makanya Allah bikin tangan Ren sakit, Allah gak sudi nerima sujud Ren."

Bi Atun menggeleng dengan masih bercucuran air mata. "Aden salah, Allah kasih cobaan kayak gini biar Aden gak lupa sama Allah, Aden udah terlalu jauh dengan-Nya, Allah kangen sama Aden. Makanya Allah buat Aden gini biar Aden kembali sama Allah." ucap Bi Atun

"Dan soal pintu Allah yang gak terbuka buat Aden, bukan berarti Allah marah. Tapi karena Allah sayang sama Aden, Dia gak mau Aden pulang ke rumah-Nya sekarang. Allah mau Den Renandra berjuang sedikit lagi untuk mendapatkan bahagia yang selama ini Aden pengen selama di dunia. Belum waktunya Aden pulang."

50 HARI BERSAMA ILUSI Where stories live. Discover now