5. Selalu Ada Dia Disaat Luka

1.2K 135 11
                                    

Sore ini Renandra tengah duduk santai di meja belajarnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Sore ini Renandra tengah duduk santai di meja belajarnya. Ia sedang melamun memikirkan suatu hal. Ini sudah tiga hari setelah kejadian dimana Athala datang ke sekolahnya. Dan setelah hari itu, Athala tidak pernah menemuinya lagi. Renandra yang saat itu sedang berada di dalam kelas sendirian merasa sangat terkejut melihat kedatangan Athala ke kelasnya.

“Athala? Lo ngapain di sini?! Dari mana lo tau sekolah gue?”

“Saya peramal, saya tahu semua tentang kamu.”

“Serius Athala!”

“Seribu rius!”

Renandra melepas salah satu sepatunya, dan melakukan ancang-ancang untuk melempar. “Eh-eh saya hanya bercanda, Ren! Bercanda, hehe.”

“Jadi, dari mana lo tau?”

“Saya menemukan surat di depan pintu rumahmu sebelum saya pulang.”

“Ah jadi itu, pantes gue cari-cari gak ada. Ternyata jatoh suratnya.”

“Saya datang menemui gurumu, saya mengaku kalau saya adalah wali dari siswa bernama Renandra. Tidak apa, kan?”

Renandra terdiam. Ia sedikit ... terharu? Athala adalah orang asing, tapi dia mau datang ke sekolah untuk Renandra. Ayolah, siapa yang mau repot-repot mencari alamat sekolah hanya demi orang asing, kurasa hanya Athala. Renandra merasa senang, ternyata masih ada yang peduli padanya.

“Renandra.” panggil Athala yang berhasil membuyarkan lamunannya.

“Iya?”

“Saya tahu kamu tidak bersalah. Saya percaya kamu tidak seperti apa yang mereka bicarakan. Kamu tidak perlu khawatir, saya akan terus mendukung kamu.”

“Seyakin itu? Gimana kalau ternyata gue orang jahat? Gimana kalau ternyata semua yang mereka bilang tentang gue benar?”

“Kamu bukan orang yang seperti itu, saya yakin! Mereka hanya salah menilai kamu.”

Renandra menunduk dan tersenyum simpul.

“Lo cuma orang asing, lo gak tau apa-apa tentang gue, Athala.”



“Maka dari itu, mari menjalin hubungan.” ujar Athala serius.

“H-hah? Maksudnya?” tanya Renandra gugup. Kata-kata yang digunakan Athala terdengar ... sangat ambigu. Renandra yang nota benenya adalah laki-laki normal, merasa tidak nyaman dengan perkataan Athala itu.

“Kita berteman. Ayo kita jalin hubungan pertemanan! Agar saya tidak menjadi orang asing yang tidak tahu apa-apa tentang kamu.”

“Em boleh aja sih, tapi emang lo yakin temenan sama gue? Manusia gak berguna ini?” tanya Renandra ragu.

“Sangat yakin! Lagipula tidak ada manusia yang tidak berguna. Tuhan menciptakan mahluknya bukan tanpa alasan. Mereka spesial dengan caranya sendiri.”

50 HARI BERSAMA ILUSI Onde histórias criam vida. Descubra agora