Taeyong seketika mengangguk, lupa jika Eunwoo seorang model terkenal.
Jennie berdehem pelan, melirik bergantian pada Jaehyun dan Taeyong, "Jika dia baik tak salahnya mencoba rujuk dengannya," ucapnya terdengar gamblang.
Hal itu membuat Taeyong mengerjap, sedangkan Jaehyun membulatkan matanya tak percaya ke arah Jennie.
"Daripada harus menunggu pria tak jelas yang hanya ingin mempermainkan atau menyukaimu."
Taeyong melirik pada Jaehyun ketika mendengar itu dari Jennie, lalu perlahan meminum minumannya sambil meringis melihat wajah Jaehyun. Dirinya sangat tau siapa yang dimaksud Jennie.
Wanita itu pintar melihat situasi, jadi Taeyong yakin wanita itu cukup bisa membaca situasi Jaehyun dan dirinya saat ini. Mungkin juga bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka, karena selama ini baik Jaehyun maupun Taeyong tak pernah membocorkan apapun ke yang lain.
Hanya mereka berdua yang tau.
"Sepertinya begitu..." lirihnya pelan.
Jennie yang merasa ditatap Jaehyun menoleh dengan wajah datar, "Kenapa?" Suaranya terdengar dingin membuat Jaehyun dengan cepat menggeleng.
"Tidak..." Jaehyun kembali memakan makanannya dengan diam, sembari meringis dalam hati.
"Kenapa aku rasanya dipojokkan?"
Jaehyun melirik pada Taeyong, tak berselang lama Taeyong juga menatapnya. Sejenak mereka saling tatap sebelum Taeyong yang memutus kontak mata lebih dulu.
*****
Taeyong duduk dengan secangkir teh chamomile di balkonnya. Semilir angin di tengah malam membuatnya tersenyum tipis, entah mengapa Taeyong tidak bisa tidur malam ini.
Mata Taeyong memperhatikan pintu balkon seberang kamarnya, lampunya sudah gelap yang artinya si pemilik kamar sudah larut dalam mimpinya. Lama Taeyong memperhatikan pintu itu, tapi ketika pintu itu terbuka, gelagapan Taeyong mengalihkan pandangan matanya.
Jaehyun bisa melihat Taeyong yang duduk dengan secangkir teh di tangannya.
"Kau tidak bisa tidur?" tanya Jaehyun, melirik pada cangkir teh Taeyong.
Taeyong hanya menyeruput tehnya dengan wajah datarnya, "Bukan urusanmu."
Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada kursi, "Aku juga. Padahal tubuhku sangat lelah." Kentara sekali helaan nafas Jaehyun terdengar lelah.
Taeyong melirik pada Jaehyun lalu berdecih, "Itulah akibat dari tidak bisa menjaga kesehatan," cibirnya.
Kepala Jaehyun menoleh pada Taeyong, mengangkat satu alisnya, "Kau mengkhawatirkanku?" tanyanya dengan mata menggoda.
Berdecak kesal, Taeyong membalas tatapan Jaehyun, "Lebih tepatnya aku kasihan dengan umurmu yang mungkin tidak akan panjang," ejeknya.
Jaehyun seketika mendelik mendengarnya, "Kurang ajar!" desisnya. Taeyong hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali membuang wajahnya kearah lain.
"Taeyong." panggil Jaehyun, namun pria mungil itu sama sekali tak menjawabnya, "Lee Taeyong." panggilnya lagi.
"Apa?" Taeyong menyahut ketus.
"Kau akan menungguku, kan?"
Taeyong menatap mata Jaehyun yang terlihat penuh harap kepadanya, "Waktuku berharga," sahutnya.
"Aku tidak ingin kau rujuk bersama Eunwoo."
Taeyong bisa melihat wajah memohon dan terlihat putus asa itu dari Jaehyun.
Namun hatinya masih berusaha kuat membentangkan benteng yang dibangunnya, Taeyong tak akan membiarkan Jaehyun dengan mudah meruntuhkannya. Setidak inilah yang dapat Taeyong lakukan untuk menghukum Jaehyun.
"Kau tidak punya hak untuk mengaturku, Jeong Jaehyun," tekan Taeyong,
"Aku tau." Jaehyun berdiri di depan pembatas balkon, "Aku hanya ingin mengutarakan perasaanku," ucapnya, "Aku sakit melihatmu bersama pria lain." Suaranya terdengar lirih.
Hati Taeyong berdenyut, tapi keras kepalanya kembali menahannya, "Lalu bagaimana dengan aku?" Rahangnya mengeras.
"Kau seenaknya melarangku dengan orang lain tapi bagaimana denganmu? Apa aku pernah melarangmu?" Tangan Taeyong mengepal berusaha menahan amarahnya.
Sesaat Taeyong tertawa sinis menatap Jaehyun yang terlihat sayu, "Kau tau? Kau bertingkah seperti ini membuatku ingin kembali bersama Eunwoo." ucapnya, "Jadi rasakan apa yang kurasakan!"
Setelah itu Taeyong masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Jaehyun yang meremat rambutnya frustasi.
"Di saat seperti ini aku ingin sekali mencampakkan wanita sialan itu!" desisnya, memukul pembatas balkon dengan kesal.
Matanya terpejam erat berusaha menahan diri, beberapa kali Jaehyun menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan, "Sabar, Jeong Jaehyun. Jangan bertindak gegabah dan menghancurkan rencana yang kau susun selama ini," ucapnya pada dirinya sendiri.
"Ya, aku hanya akan terus berusaha meyakinkan Taeyong agar dia mau menungguku. Serta percaya bahwa aku benar-benar mencintainya."
Jaehyun malam itu hanya berusaha menenangkan dirinya dan menyusun beberapa hal di pikirannya yang selama ini tak pernah orang-orang ketahui.
Menyembunyikan semuanya dengan baik di hadapan semua orang tanpa tau bahwa dirinya juga tersiksa. Apalagi setelah Taeyong meninggalkannya.
TBC
How was your day?
Hope it's a nice day~
Happy Reading 💖
Jangan lupa vote dan komen ya~
Love you all!!!❤️❤️❤️
YOU ARE READING
Back To You (JAEYONG)
Romance"I know i'd go Back To You." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 12
Start from the beginning
