04

507 167 238
                                    

"Kamu datang tanpa sebab yang jelas. Mungkin karena takdir. Aku mencoba menerima, karena kamu penyembuh luka"-Meyra

Sudah dua minggu yang lalu sejak kehebihan Gavin menembak Meyra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah dua minggu yang lalu sejak kehebihan Gavin menembak Meyra. Dan dua minggu pula mereka tidak bertegur sapa. Sungguh pasangan yang aneh. Setiap kali keduanya bertemu, mereka hanya saling memberikan tatapan tajam.

Meyra kini sedang mengerjakan PR di mejanya. Inilah salah satu kebiasaan buruk Meyra, mengerjakan PR di sekolah. Sementara kedua sahabatnya sedang sibuk bergosip disampingnya.

"Mey, lo masih pacaran sama Gavin?" Celetuk Naya

Meyra berhenti menulis, kemudian sedikit berpikir. "Iya lah" Meyra kembali fokus dengan bukunya.

Bella dan Naya tampak binggung. Jawaban Meyra tak sesuai dengan keadaan dua minggu ini.

"Yakin?" Tanya Naya lagi.

Meyra menoleh lagi. "Seinget gue, Gavin nggak pernah minta putus. Jadi gue sama dia masih pacaran sampai hari ini."

"Gw mau ke depan bentar, lupa bawa buku ekonomi. Bang Arya nganterin bukunya" lanjutnya bangkit dari tempat duduknya.

"Mau gue temenin Mey?" Tanya Bella menawarkan diri.

"Nggak usah gue cuma bentar kok" balas Meyra. Kemudian pergi begitu saja.

Satu hal yang harus diketahui dari Meyra. Cewek itu terkenal ketus dan dingin di sekolah. Memang bukan ke semua orang, tapi hanya saat bertemu mantan dan orang-orang yang mengganggu ketenangan hidupnya. Sementara saat di rumah, dia berubah menjadi Meyra yang manja.

Meyra berjalan keluar gerbang, menghampiri sebuah mobil bewarna hitam. "Ada bukunya, bang? Tanya Meyra pada kakaknya.

Arya mendengus sebal. Gara-gara adik kesayangannya ini, dia terpaksa tidak ikut kuliah di jam pertama. Arya pun memberikan bukunya kepada Meyra.

"Besok dilupain aja semua, sekalian sama tas-tasnya" ucap Arya kesal, sedangkan cewek itu malah tersenyum.

Kemudian bang Arya kembali memasuki mobilnya. "Nanti abang jemput, mungkin agak telat" Ujar Arya sebelum melanjutkan mobilnya.

Meyra tersenyum sambil memperhatikan mobil Arya yang mulai menjauh. Dia memutuskan kembali sekolah, tapi terhenti karena matanya menangkap beberapa siswa yang sedang duduk di warung seberang sekolah. Awalnya Meyra tak memperdulikan hal itu. Tapi, setelah dia melihat Lion memasuki warung, Meyra jadi penasaran dan memutuskan untuk ke sana.

Warung tidak tertutup, sehingga Meyra bisa melihat apa yang sedang di lakukan siswa Taruna di sana. Hampir semuanya adalah anggota OSIS. Begitu sudah berada persis di depan warung, mata Meyra membulat melihat semua siswa yang ada disana merokok, termasuk Lion. Karena terlalu asyik, tidak ada yang menyadari keberadaan Meyra.

My Ketos Gavin [ON GOING]Where stories live. Discover now