"Kamu itu penyembuh atau penambah luka?"
••••••••
Bagaimana jadinya Ketua Osis yang terkenal dingin dan cuek, harus menembak salah satu cewek di sekolahnya karena sebuah taruhan?
itu lah yang dialami oleh Gavin
Hidupnya terusik, karena seorang gadi...
Halo,ku mau tanya dong kalian nemu cerita ini dari mana!?
Oh ya, ku cuma mau bilang. Maaf banget kalau alur cerita ini gak jelas, atau masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata-kata. Karena ku sama sekali nggak ada persiapan buat cerita ini, jadi mohon di maklumi ya prenn💌
Owh iya, jangan panggil ku author! Terserah apa aja yang penting jangan author🙂
Absen dong kalian dari mana aja?
Btw, kalian baca cerita ini jam brp?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Saat yang paling membahagiakan bagi semua murid dikarenakan semua guru sedang rapat. Seperti sekarang ini semua murid kelas 11 IPS 2 di SMA Taruna bersorak senang, karena Bu Ajeng--guru fisika tergalak itu tidak hadir. Alhasil, kelas tersebut menjadi bising.
"Meyra Adiyaksa! Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue!" Tiba-tiba teriakan terdengar dari lapangan basket. Para murid yang tidak ada pelajaran pun langsung ke koridor kelas untuk melihatnya.
"Itu Dirga?" Tanya salah satu murid yang melihat adegan di lapangan basket itu dari pinggir koridor.
"Gila Dirga nembak Meyra"
"Duh kasian banget sih, pasti ditolak sama Meyra"
"Si Meyra bisa-bisa nya semua cowok yang nembak dia ditolak semua"
Bisikan-bisikan dari para siswi terdengar, membuat suasana koridor menjadi berisik.
Disaat semua orang heboh, Meyra yang sedang menjadi perbincangan itu malah asyik dengan ponsel dan earphone di telinganya. Tidak ada sedikit pun rasa penasaran untuk melihat apa yang terjadi.
"Meyra!" Teriak seorang gadis bernama Arabella berlari kearahnya.
Meyra terkejut dengan teriakan Bella. Ia melepaskan earphone di telinganya mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'Apa'
"Astaga lo tau gak si, lo di tembak sama Dirga!" Bella heboh sendiri
Meyra yang mendengar itupun langsung melangkahkan kakinya menuju koridor kelas. Bak tamu yang sangat penting, kehadiran Meyra langsung disambut para murid, dan mereka langsung memberikan jalan supaya Meyra bisa melewati pinggiran koridor.
Meyra melihat ke arah Dirga dengan tatapan penuh tanya. Seolah mengerti maksud tatapan cewek itu, Dirga mengulangi ucapannya. "Meyra..lo mau kan jadi pacar gue?"
Bukannya luluh, Meyra menatap Dirga dengan ekspresi tak suka.