Part (6)

5.1K 197 5
                                    

Seperti biasa ya sebelum lanjut baca utama kan vote dulu,komen juga.


Kalau bisa komen nya di setiap paragraf ya.

Kalau ada TYPO bantu tandai aja


Bantu ramein  🙏

Terima kasih

HAPPY READING

*****

Saat Sito kembali ke dalam ruangan nya,tiba tiba saja ia di kejutkan dengan adanya surat kecil yang ada di atas mejanya.wajah sito seketika menjadi terlihat sangat marah saat ia melihat adanya surat kecil itu,tanpa basa basi lagi Sito langsung menghubungi staf administrasi,karna ia tau yang menaruh surat itu pasti petugas dari staf administrasi.

"Ke ruangan saya sekarang."Perintah Sito pada seseorang di sebrang sana.

Cklek........

Tidak butuh waktu lama, seseorang yang di perintahkan nya langsung datang ke ruangan nya.

"Suster,saya kan sudah bilang,jangan terima surat dari siapapun, apalagi menaruh nya di meja saya."Tegur Sito dengan nada tegas.

Suster itu tertegun,ia hanya menundukkan kepalanya."Maaf dokter.tapi dokter,itu bukan surat cinta kok,saya sudah membaca nya,surat itu dari seorang gadis remaja yang baru saja kehilangan ibunya tadi."Jelas suster itu.

"Gadis remaja?."Sito mengerenyitkan kening nya.

"Iya dok,gadis yang dokter tolong tadi."Jelas Suster itu lagi.

Sito terdiam,ia ingat jika dirinya tadi memang membantu seorang gadis yang baru saja kehilangan ibunya,dan ia juga yang sudah membantu membiayai pemakaman ibu dari gadis tersebut.

"Yasudah,kamu boleh kembali ke tempat mu."

"Baik dok, permisi."Suster itu berlalu dari sana.

Sito menghela napas gusar nya,ia duduk di kursi kebesaran nya dengan menatap kertas kecil yang ada di atas mejanya.Tangan sito terulur mengambil surat itu hingga membuka surat itu untuk membaca isi dari surat tersebut.

"Saya gak tau lagi harus mengatakan apa sama dokter,tapi saya ucapkan terima kasih banyak karna dokter Sito sudah membantu membiayai pemakaman ibu saya, mungkin kalau bukan karna dokter, mungkin sekarang ibu saya tidak bisa di makamkan,tapi dokter tenang saja,kalau nanti saya punya rezeki,akan saya kembali kan uang dokter. Sekali lagi makasih untuk bantuan nya, maafkan saya karna saya sudah menyalahkan dokter atas meninggalnya ibu saya,tapi saya sadar kok itu semua sudah takdir,maaf karna saya sudah merepotkan dokter."

"Salam saya,Naya Nadya putri."

Sito melipat kertas itu kembali setelah ia selesai membaca isi dari kertas tersebut, senyuman kecil tiba tiba saja terukir di bibirnya.

*****

Naya berjalan kaki,ia bingung harus pergi ke mana,ia benar benar tidak punya siapa siapa lagi, bahkan ia juga tidak punya tempat tinggal.Hari akan berubah menjadi malam,Naya masih belum juga memutuskan untuk tinggal di mana, dirinya kini benar-benar seperti seorang gadis jalanan yang di tinggal sang ibu.

"Gue harus ke mana sekarang."Keluh Naya.

Seketika mata Naya tertuju pada seorang anak anak yang sedang mengamen di jalanan, melihat itu ia merasa dirinya seperti bernasib sama seperti anak anak pengamen itu,anak anak itu masih kecil,tapi mereka justru harus mencari uang dengan cara mengamen.

My Doctor My Husband Where stories live. Discover now