First Meet

8 0 0
                                    

Semua bersiap untuk pergi ke gerbang Obice, disana sudah ada seorang putri Dimensi yang menunggu mereka. Tapi, mereka hanya berangkat bertiga, tanpa Helena. Helena sama sekali tidak menampakkan dirinya sedari tadi.

"Apakah kalian bertiga sudah siap?" tanya seorang perempuan, berambut pendek sebahu, dengan menggunakan dress pendek hijau, dengan lengan balon dan mahkota bunga yang dilingkari motif daun. Wajahnya manis, bulat, dan saat tersenyum seluruh pipinya akan mengembang.

Mereka saling melihat satu sama lain, lalu mengangguk yakin untuk pertanyaan dari putri Dimensi. Putri Dimensi tersenyum tipis melihat mereka yang nampak gelisah dan ragu sebenarnya. Ia pun membuka gerbang dan magis alamnya.

"Masuk satu per satu, ingatlah aku, aku akan selalu membantu kalian," pesan putri Dimensi, tersenyum lebar.

Mereka sampai disebuah hutan, mereka tidak tahu arah. Tapi tak peduli, mereka berjalan tanpa tahu arah, mencari dimana keberadaan peradaban dimensi manusia. Mereka berharap bertemu seseorang untuk membantu mereka.

Tak menunggu berapa lama, mereka sampai dijalan raya. Mereka terheran-heran dengan besi-besi yang bisa berjalan dan mengeluarkan asap. Ada tiang lampu yang bisa berubah warna dengan sendirinya.

"Aku benar-benar lupa dengan semua yang penasihat Penasihat kerajaan ajarkan, itu semua apa namanya?" tanya Aldrich bingung.

"Itu adalah traffic light bodoh, kau setidaknya memperhatikan saat sedang belajar," cemooh Cherylda.

Tiba-tiba saja Penasihat kerajaan datang dari belakang mereka, ia terlihat mengenakan kemeja dan mantel, pakaian yang umum dipakai saat berada di dimensi manusia. Penasihat kerajaan menjitak satu per satu kepala mereka, karena gemas mereka tidak bisa mengingat pelajaran dengan baik.

Penasihat kerajaan mengajak mereka untuk menyingkir dari jalanan raya, karena penampilan mereka benar-benar terlihat mencolok. Penasihat kerajaan mengubah pakaian mereka dengan sekejap, terlihat normal dan bagus. Elvano dengan sweater dan denim, serta celana jeans, Aldrich memakai kaos dan jaket denim, dan Cherylda memakai gaun berwarna kuning dan rambut yang dikepang.

"Wah, kita sudah seperti manusia di sini, ini sangat cantik," kagum Cherylda.

"Setelah ini aku akan mengajak kalian ke rumahku, kalian akan tinggal disana, gunakan itu sebagai markas kalian juga." Jelas Penasihat kerajaan. "Jangan lupa jual kepingan emas, untuk menjadi uang."

"Uang?" tanya Aldrich kebingungan.

"Kau lupa? Uang adalah kertas untuk alat jual beli di dimensi manusia," jelas Elvano, menggelengkan kepala.

***

Rumah Penasihat kerajaan sangatlah besar, di depan rumah tertulis nama dari penasihat kerajaan. Tapi bagi Elvano, Aldrich, dan Cherylda rumah itu kecil, karena istana 5 kali lebih besar dan luas daripada manor milik Penasihat kerajaan, yang akan menjadi tempat tinggal mereka.

"Kalian akan tinggal disini bersama, jika ada yang curiga kenapa kalian tinggal bersama, kurasa itu tugas kalian untuk memikirkannya sendiri," jelas Penasihat kerajaan.

"Ah, itu soal mudah, siapapun pasti bisa menjawab pertanyaan itu," remeh Aldrich.

Penasihat kerajaan mengajak mereka ke pusat belanja, mereka akan membeli baju dan juga perlengkapan lain yang mereka butuhkan. Penasihat kerajaan memperkenalkan mereka beberapa makanan dimensi manusia. Mereka sangat menyukai ice cream dan juga spaghetti. Mereka benar-benar seperti orang yang tidak makan selama setahun, Penasihat kerajaan merasa malu sekaligus gemas dengan tingkah mereka.

"Ini benar-benar enak, aku sangat suka isi kremi," ujar Cherylda, sampai salah menyebut nama.

"Ice cream, Cherylda, jangan sampai salah sebut, kau ini," bisik Elvano, sambil mengelus kepala Cherylda.

Setelah mereka selesai berbelanja, Penasihat kerajaan memberikan mereka seragam sekolah. Ini benar-benar tak terduga, ternyata Penasihat kerajaan sudah menyiapkan seragam untuk mereka sejak lama. Itu artinya Penasihat kerajaan memang sudah mengetahui rencana raja dari awal.

Setelah dirasa cukup, akhirnya Penasihat kerajaan melepas mereka bertiga di dimensi manusia. Penasihat kerajaan rasa mereka tidak akan sebodoh dan seceroboh itu, lagipula ada Elvano yang siap menengahi semua kecerobohan mereka dan memberikan solusi.

Keesokan pagi, mereka bersiap untuk berangkat sekolah. Mereka tidak tahu dengan apa berangkat ke sekolah. Pada dimensi ini, tidak mungkin manusia akan menggunakan kereta kuda sebagai kendaraan mereka.

Tiba-tiba sebuah mobil datang, turun seorang pria paruh baya dengan setelan hitam menghampiri mereka. Ternyata itu adalah seorang supir yang sudah penasihat kerajaan bayar untuk mengantar mereka ke sekolah.

Mereka turun dan langsung menjadi pusat perhatian disana. Semua orang terkagum melihat mereka, bahkan pertandingan basket pagi itu berhenti. Elvano melihat sekeliling sambil tersenyum tipis, sedangkan Cherylda menyapa dengan ceria mereka semua, tidak perlu ditanyakan apa yang Aldrich lakukan, dia tebar pesona dengan para gadis-gadis yang melihatnya.

"Siapa mereka? Siswa baru? Menarik, cukup keren," ucap seorang laki-laki, bertubuh atletis, tinggi, berwajah oval, berahang tegas, dengan model rambut yang menutup jidat. Dia adalah salah satu siswa paling popular di sekolah, dia adalah Zian Abrizam siswa kelas 12-A.

"Ya benar, kurasa sebentar lagi kau akan memiliki saingan, hahahah," kekeh teman Zian.

***

Elvano, Aldrich, dan Cherylda sangat bingung, mereka saat ini hanya makan di café sekolah, dan tidak melakukan apapun. Elvano, berpikir bahwa sangat aneh, kenapa mereka justru membuang waktu dengan ikut manusia bersekolah.

Setelah menghabiskan makananya, Elvano beranjak untuk membuang sampah. Saat ia sedang berjalan, tiba-tiba ia menabrak seorang siswa perempuan. Sontak Elvano langsung memegang erat tubuh gadis itu agar tidak terjatuh.

"Maafkan aku, kau tidak apa?" tanya Elvano memastikan.

"Tidak...tidak, aku baik-baik saja," jawab gadis itu dengan nada gugup.

"Siapa namamu? Aku anak baru disini, Elvano," ucap Elvano menundukkan kepalanya sedikit.

"Aku Zavanya, aku tau kau adalah anak baru, kelas kita dekat," jelasnya.

Mereka berdua terlibat perbincangan kecil pada saat itu. Elvano merasa tidak asing dengan wajah gadis barusan. Dia merasa bahwa sepertinya pernah melihat gadis itu. Ia pun bertanya pada Cherylda dan Aldrich untuk memastikan, "Kalian berdua, lihat gadis yang baru saja aku tabrak? Bukankah wajahnya sangatlah tidak asing."

"Hmm..., kau benar, aku daritadi juga berpikir begitu," ungkap Cherylda.

"Kurasa dia adalah...," belum selesai Aldrich berbicara, tiba-tiba Zian menepuk pundaknya tiba-tiba.

"Jadi ini siswa baru itu, kuakui kalian keren," Puji Zian. "Tapi entahlah apakah diantara kalian berdua, dan si nona manis ini bisa mengalahkan kepopuleranku," remeh Zian, tersenyum miring dan langsung pergi meninggalkan mereka.

Aldrich melihat sengit ke arah Zian, rasanya ia ingin mengeluarkan magisnya saat itu. Namun bukannya akan terlihat keren, tapi malah justru akan membuat kehebohan karena magis yang Aldrich punya.

Cherylda beranjak dari tempat duduknya, dan tak sengaja menyenggol seorang siswa. Siswa perempuan dengan penampilan kumuh, serta rambut yang menutupi sebelah wajah, siapa lagi kalau bukan Aeera.

"Ah maaf...maaf....maaf, aku merusak bajumu, aku mengotori bajumu, kumohon maafkan aku, aku mohon jangan bully aku, aku mohon padamu," mohon Aeera, sambil berulangkali membungkuk.

"Tidak, sudahlah, kau hanya menyenggolku sedikit, ini terlalu berlebihan, aku juga seharusnya meminta maaf padamu," ungkap Cherylda.

Aeera tersenyum sekilas karena Cherylda barusan, ia merasa bahwa Cherylda bukan orang kaya yang akan menindasnya seperti teman-teman lain. Ia sangat bersyukur kalau benar kenyataanya, anak baru itu sangatlah baik.





Unicorn Prince And The Drimtherra KnightsWhere stories live. Discover now