Pertemuan Tak Diinginkan

4 0 0
                                    

Selama 2 minggu terakhir, Alarich mengumpulkan informasi tentang keberadaan Deo, si raja Wolf pengkhianat. Ia mendapat banyak informasi dari putri Dimensi yang menjadi penjaga gerbang obice sekaligus pemantau gerbang iniuriam. Putri Dimensi mengatakan bahwa ia berulang kali melihat jejak lintas di gerbang iniuriam, gerbang illegal negeri Drimtherra.

"Hamba berulang kali melihat jejak lintas tepat di depan gerbang inuiriam, namun tidak tahu siapa yang telah lancang melewati gerbang itu," jelasnya.

Alarich semakin percaya bahwa itu adalah Deo. Jadi selama ini Deo juga sudah dengan bebas keluar masuk dari Drimtherra ke dimensi manusia. Ia menjadi semakin bingung, entah apa yang selama ini dia rencanakan, sampai harus melibatkan dimensi manusia. Jelas itu artinya, Deo sudah melanggar banyak aturan negeri.

Alarich yakin bahwa Deo mungkin menyembunyikan 4 benda lindung itu di dimensi manusia. Jadi untuk misi pertama putra dan putri kerajaan yang diutus, mereka harus mencari satu atau bahkan mungkin lebih benda lindung yang disembunyikan oleh Deo di dimensi manusia.

Alarich memerintahkan Penasihat kerajaan untuk memberikan mereka pelajaran dan penjelasan tentang dunia manusia. Penasihat kerajaan memang banyak tahu tentang dimensi manusia, karena dia sering berkelana ke dimensi manusia, untuk mengawasi, apabila sewaktu-waktu ada yang melanggar aturan negeri Drimtherra, yaitu berkelana secara bebas tanpa izin ke dimensi manusia.

Memang sebenarnya sebelum adanya aturan itu, negeri Drimtherra dan dimensi manusia terhubung dengan bebas. Namun muncul rasa keserakahan dan ingin menguasai kedua negeri, membuat semua raja di negeri Drimtherra mengurangi kebebasan itu dan berakhir dihilangkan selamanya.

Entah sudah berapa kali, negeri Drimtherra mengalami perang saudara karena rasa cemburu, iri, dan keserakahan pemimpin kerajaan sendiri. Tetapi kejadian di masa lalu itu ternyata kalah dengan apa yang terjadi saat ini, Deo adalah pengkhianat pertama sejak 47 tahun lalu, entah apa yang akan ia rencanakan sampai-sampai melakukan pencurian benda lindung dan menelantarkan rakyatnya.

Siang itu, diadakan pertemuan keempat putra dan putri kerajaan kawasan Utara. Cherylda datang dengan gaun berwarna gradasi pink dan kuning, dengan lengang panjang sedikit turun, dan tak lupa mahkota kerajaan Pony.

Yang kedua datang pangeran Unicorn dan Pegasus bersamaan, Elvano dan Aldrich, keduanya memakai baju pangeran dengan luaran long coat, yang membuat mereka berdua memiliki aura pangeran yang kuat, tak lupa mahkota kerajaan mereka masing.

Terakhir, dengan pakaian serba hitam, dress ballet lengan panjang dan celana ketat, serta mahkota hitam, dan wajah dingin, Helena, putri kerajaan Siren. Ia hanya mengangguk cepat pada Alarich, dan tidak tersenyum sama sekali.

"Wah, dia benar-benar sangat cantik," gumam Cherylda, kagum.

Helena duduk disebelah Cherylda. Ia tidak berkata sepatah katapun, dan hanya melihat Penasihat kerajaan yang duduk disana. Sementara Cherylda terus memandangi Helena dengan tatapan kagum, juga memujinya, "Putri Helena, kau benar-benar sangat cantik, aku senang sekali kita ada dalam satu misi yang sama, aku harap aku bisa dekat denganmu."

"Aku harap juga begitu, kalau aku tidak malas," jawab Helena, datar.

Penasihat kerajaan merasakan sifat dingin dan aura hitam dalam diri Helena, ia juga nampak cerdas juga cekatan. Banyak sekali bakat dan juga keahlian yang Helena kuasai. Ia pikir Helena akan sangat membantu dalam misi ini.

"Baik, karena kalian semua datang lebih awal, aku akan memulai pelajaran pertama dimensi manusia, dengarkan dengan baik, karena aku tidak akan mengulangi lagi," tegas Penasihat kerajaan.

Helena terlihat tidak memperhatikan, Penasihat kerajaan melihat Helena, tatapannya seperti kosong. Penasihat kerajaan pun mengakhiri pelajaran pertama itu, dan memberikan pertanyaan. Namun benar dugaan awalnya, Helena memang sangat cerdas, ia menangkap semua pelajaran yang telah diberikan.

"Kurasa putri Siren tak seburuk yang dibicarakan," batin Elvano.

Elvano tersenyum dan memberikan tepuk tangannya pada Helena. Helena hanya mengangguk, yang berarti ia berterimakasih, walau begitu tetap saja Helena tidak tersenyum sedikit pun pada mereka yang ada disana.

Saat sudah diperbolehkan pulang, Elvano meminta Helena untuk meluangkan waktu berbicara sebentar. Helena benar-benar jujur, ia berkata," Ya aku bersedia berbicara padamu, tapi jangan lama-lama, karena aku terpaksa."

Elvano memahami betul bagaimana sifat Helena saat itu, ia mengiyakan dan tersenyum tipis. Elvano mengajak Helena ke taman kerajaan, disana banyak bunga yang tumbuh dan berwarna-warni. Tidak seperti di kerajaan Siren, semua bunga berwarna hitam.

"Kenapa kau terlihat sangat membenci kami?" tanya Elvano, tanpa basa-basi.

"Memang, aku memang sangat membenci kalian, bukan hanya kalian tapi kerajaan Unicorn, Pony, dan Pegasus, aku benci semuanya," jawab Helena, tanpa rasa salah.

"Ah begitu rupanya, apa alasanmu, kurasa selama ini baik-baik saja," ucap Elvano.

"Itulah, kurasa kau harus peka terhadap keadaan kerajaan lain, kurasa kau benar-benar tidak sopan karena mengatakan hal itu di depanku," balas Helena, ia langsung pergi meninggalkan Elvano tanpa pamit.

Elvano melihat Helena pergi menjauh, ia menghela nafasnya pelan, dan bergumam, "Dia adalah putri terdingin yang pernah kutemui, Helena, kau benar-benar susah untuk diluluhkan."

***

Lima hari berlalu, sejauh ini Helena yang paling unggul dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh Penasihat kerajaan. Elvano benar-benar kagum pada Helena. Sedang pangeran Pegasus, Aldrich sudah dapat dipastikan ia akan terus menggoda Helena, dengan rayuan mautnya.

Cherylda semakin dibuat kagum oleh Helena. Ia terus-terusan memuji Helena, tapi tentu itu sama sekali tidak melelehkan hati Helena. Cherylda tidak akan menyerah untuk meluluhkan hati dari seorang putri Siren.

"Sudahlah putri Cherylda yang manis, daripada kau terus memuji putri dingin itu, lebih baik puji aku saja," celetuk Aldrich.

"Tentu jawabanku adalah tidak, mendengar suaramu saja, sudah membuatku muak," ungkap Cherylda.

"Kau ini selalu saja bercanda dengan ketampananku, aku tahu kau sebenarnya juga kagum padaku," goda Aldrich.

"Bermimpilah," ejek Cherylda.

Elvano merangkul Aldrich tiba-tiba. Ia hanya menggelengkan kepala, memberikan isyarat pada Aldrich untuk jangan merayu dan menggoda Cherylda juga Helena. Aldrich tersenyum tipis, dan mengangkat sebelah alis, seolah-olah meremehkan Elvano, lalu pergi mengikuti Cherylda.

"Setiap putra dan putri memiliki karakter masing-masing, kurasa aku mulai terbiasa dengan sikap mereka," gumam Elvano, menggelengkan kepala.

***

Malam ini adalah malam terakhir, mereka di negeri Drimtherra. Besok pagi mereka akan pergi ke dimensi manusia, dan menjalankan misi. Di dimensi manusia, mereka akan dibantu oleh seorang Elf yang mengubah takdirnya menjadi manusia, dan ditugaskan untuk mengawasi dunia manusia, tanpa kehilangan magis.

Helena, menatap ke arah balkon kamar, ia tersenyum tipis menatapi langit malam. Ia bena-benar merasa bersyukur karena menjadi yang terpilih dari kerajaanya untuk menjalankan misi resmi. Walaupun rasa benci yang ada pada dalam dirinya benar-benar menyelimuti, namun rasanya sangat berbeda saat sudah mengenal ketiga putra dan putri kerajaan lain.

"Seharusnya dengan sifatku seperti ini, mereka semua sudah membenciku, tapi tidak, aku akui itu hebat," gumamnya.











Unicorn Prince And The Drimtherra KnightsWhere stories live. Discover now