Pertemuan Pemecah

7 0 0
                                    

Alarich meminta seluruh raja dan ratu, untuk mengadakan pertemuan. Ia benar-benar akan membicarakan semua ide yang telah ia pikirkan dengan serius selama beberapa minggu terakhir. Eilaria yang telah mengetahui semua ide, hanya bisa terdiam, walaupun dalam hatinya ia sangat khawatir.

"Apa kau benar-benar akan menggunakan cara itu, suamiku?" tanya Eilaria, gelisah.

"Dengan berat hati, aku akan mengatakan, ya aku akan menggunakan cara itu. Tenangkanlah dirimu mulai sekarang," jawab Alarich, dengan nafas berat.

Pertemuan itu benar-benar sunyi, sepertinya semua raja dan ratu sudah tahu apa yang direncanakan oleh raja Alarich. Tidak mudah bagi Alarich mengatakan itu semua, namun sepertinya hanya itu satu-satunya jalan.

Alarich duduk dengan tenang, menghela nafas berat, dan melihat ke arah sekeliling sambil menatap satu per satu raja dan ratu yang tertunduk saat itu. Alarich menggenggam tangan Eilaria erat, Eilaria memejamkan mata sejenak sambil mengambil nafas dalam.

"Baik, kurasa kalian semua sudah tahu apa tujuanku mengundang kalian, apa maksudku mengundang tidak hanya raja namun juga ratu," ucap Alarich, yang sontak membuat semua raja dan ratu langsung menegakkan posisi badan mereka.

Alarich dengan mantap mengatakan, "Semua putra dan putri mahkota dari kerajaan kawasan Utara, akan aku utus untuk pergi dan mengambil kembali semua benda lindung, dan aku meminta kalian harus setuju dengan hal itu, tidak ada penolakan."

Raja dari kerajaan Lion, Daniel beranjak dari tempat duduknya dan langsung menatap Alarich dengan tatapan marah, "Kenapa Raja? Kenapa hanya putra dan putri dari kerajaan kawasan Utara? Apa kau meremehkan putra dan putri kerajaan lain?"

Suasana menjadi ricuh seketika, semua raja dan ratu dari kawasan lain juga mengatakan hal yang sama, mereka tidak terima dengan hal itu. Alarich benar-benar tidak bisa menengahi keadaan itu, ia tidak bisa berpikir jernih saat itu.

"Diaaaam!!!!" teriak Eilaria

Seketika semua terdiam, dan suasana menjadi hening kembali. Eilaria mengambil nafas, lalu berbicara, "Tindakan yang raja Alarich ambil sudah benar-benar penuh perhitungan, ia tidak mungkin mengutus putri kerajaan Lion yang sedang sakit-sakitan, ia tidak mungkin mengutus putri kerajaan Goblin yang masih kecil, ia tidak mungkin mengutus putra kerajaan rubah yang baru lahir, itu semua cukup masuk akal bukan?"

Semua tertunduk, perkataan Eilaria benar, bahkan Daniel juga sadar akan semua hal itu, namun rasa benci dalam dirinya yang membuat dia mengatakan hal bodoh seperti tadi. Daniel hanya bisa tertunduk malu.

Keadaan kembali tenang, Eilaria melihat ke sekeliling dan menatap lama Daniel. Daniel sama sekali tidak berani mendongakkan kepala sedikit pun. Saat semua sudah setuju dengan dan menganggap bahwa cara yang diusulkan oleh Alarich dirasa adil, semua raja dan ratu menghela nafas dengan tenang.

Semua raja dan ratu kembali ke kerajaan mereka masing. Ratu Pony, Vivian sangat mengkhawatirkan putrinya, yang sebentar lagi akan pergi untuk menjalankan misi resmi dari Drimtherra.

Cherylda sudah mendengar semua hal tentang pengutusan resmi dari raja Alarich. Ia sangat senang mendengar hal itu, kendati begitu ia tidak bisa menghindari perasaan khawatir yang sedang menyelimuti ratu Vivian, ibu terkasihnya.

"Aku benar-benar menantikan ini, Ayah," ungkap Cherylda kegirangan.

"Ayah tahu itu, tapi tidak dengan ibumu," keluh Emran.

Semua raja dan ratu memberitahukan kabar itu masing-masing kepada anak mereka. Tidak jauh berbeda, semua ibu memiliki kekhawatiran yang sama terhadap anak mereka. Kendati begitu, misi itu jelas harus terlaksana, karena kalau tidak mungkin benda lindung akan dimanfaatkan untul hal yang tidak baik.

***

"Aku tidak akan pikir panjang dalam hal mempertimbangkan ini, dari kalian bertiga aku akan memilih Helena untuk menjalankan misi dari raja Alarich," ucap Lunara.

Kedua kakak Helena langsung tersenyum senang, mendengar itu dari ibu mereka. Mereka langsung mendekat ke arah Helena dan memberikan kata-kata penyemangat yang tidak tulus, mereka senang karena tidak harus menanggung resiko menjalankan misi.

"Arabelle, Deolinda hentikan itu, aku benar-benar tahu watak kalian, maka dari itu tanpa pikir panjang aku memilih Helena," ungkap Lunara, sambil menggelangkan kepala menatap kedua anaknya.

"Baik, aku bersedia, itu semua kulakukan bukan untuk negeri Drimtherra, namun benda lindung kita," sela Helena.

"Aku tahu kau akan mengatakan itu putriku," jawab Lunara, tersenyum bangga.

"Ya, dan satu lagi aku tidak akan berjanji bahwa aku bisa akrab dengan putri dan pangeran mahkota ketiga kerajaan itu," ucap Helena, meninggalkan tempat tanpa pamit.

Lunara hanya menggelengkan kepala melihat sikap dingin putri satunya itu. Tapi ia yakin bahwa Helena akan sadar bahwa dia sebenarnya tidak serendah itu dihadapan bangsa-bangsa lain, hanya beberapa memang banyak yang merendahkan bangsa Siren, tapi Lunara yakin tidak semuanya demikian. Ia sangat berharap putrinya itu bisa berteman akrab dengan putri dan pangeran kerajaan lain.

Di sisi lain, beberapa kerajaan sebenarnya tidak menyetujui dan membenci rencana raja, yang harus mengutus putra dan putri mereka sendiri. Daniel tetap pada pihak yang tidak setuju, sekalipun ia sudah tahu apa alasan raja hanya mengutus putra putri kerajaan kawasan Utara saja.

"Kenapa dia tidak berpikir lebih jauh, bisa saja ia mengutus panglima terkuat dari setiap kerajaan, apa dia hanya ingin kerajaan di kawasan Utara saja yang terlihat unggul," gerutu Daniel dalam batin.

Alarich sudah memikirkan hal-hal yang akan terjadi apabila ia mengumumkan rencana itu, salah satu dari kemungkinan itu adalah ketidaksetujuan kerajaan lain. Namun ia dengan cepat melupakan itu, karena bagaimanapun itu adalah cara yang paling baik untuk sekarang.

"Suamiku, kenapa kau terus termenung? Berhentilah, pergilah ke kamar Elvano untuk berbicara padanya," pinta Eilaria.

Tanpa berkata apa-apa, Alarich langsung beranjak dan mencium kening Eilaria, lalu pergi ke kamar Elvano, untuk memberikan pesan padanya sebelum ia pergi menjalankan misi yang ditugaskan oleh ayahnya sendiri.

Elvano saat itu tengah termenung sambil melihat bulan purnama yang entah kenapa rasanya bersinar lebih terang daripada biasanya. Ketika tengah termenung dengan perasaan yang tenang, ia dikejutkan dengan kehadiran ayahnya, tak biasanya raja Alarich mau mengunjungi Elvano dengan cara seperti itu.

"Ah, kau sedang sibuk rupanya," canda Alarich.

"Tidak ayah, yang selalu sibuk disini, kurasa adalah kau," balas Elvano.

Alarich meminta putranya untuk mendekat, dan berkata bahwa ia akan memberikan beberapa pesan pada Elvano. Elvano tidak merasa curiga atau penasaran, karena tahu itu pasti tentang misi yang akan segera ia laksanakan.

"Kau tahu anakku, semua bisa jadi pemimpin, tapi kuharap saat misi besok apabila kau bisa memimpin, pimpinlah. Aku harap kau bisa menjadi pemersatu putra dan putri lain saat sedang menjalankan misi, terutama Helena, putri Siren, dia agak susah didekati," ucap Alarich.

"Ya ayah aku tahu itu semua, aku tidak akan menganggap diriku sebagai pemimpin. Untuk masalah pangeran Pegasus dan putri Pony aku rasa tidak akan ada masalah, tapi untuk putri Siren itu aku akan berusaha," jawab Elvano dengan suara yang rendah.

Mendengar jawaban dari putranya, Alarich merasa bahwa apa langkah yang ia ambil adalah benar. Ia juga merasa tidak bersalah telah menunjuk putra dan putri mahkota dari kerajaan lain juga, mereka semua memiliki kemampuan yang hebat juga.

Unicorn Prince And The Drimtherra KnightsWhere stories live. Discover now