20

227 51 17
                                    

SIAPA KANGEN AKU? /plak/

Maksudnya siapa yang kangen cerita ini? 🤭

Ready?


Happy reading!^^



~°~°~



Plak!


Suara tamparan yang cukup keras merebut atensi orang-orang di sekeliling kami. Tidak ada banyak orang. Toh aku tidak terlalu memikirkan orang lain.

Satu hal saja yang ada di pikiranku saat ini. Bagaimana bisa ia begitu bersikeras menemuiku ketika jelas-jelas hatiku masih hancur?

Aku tak peduli jika ia menungguku di depan rumah setiap waktu sekadar untuk melihatku dari kejauhan. Aku tak peduli jika ia memutuskan untuk memata-matai setiap pergerakanku jika memang ia rindu.

Asalkan ia tak menghampiriku seperti ini.

Joshua sepertinya sadar akan kekeliruan yang ia perbuat sehingga ia memutuskan untuk diam. Bahkan tak bergerak untuk menyentuh pipinya yang memerah akibat ulahku.

Selama beberapa menit yang terasa bagai seabad, keheningan menguasai kami. Tak ada satu pun yang bersuara maupun bergerak saking dahsyatnya ketegangan yang berselimut. Aku tetap menatapnya dengan mata berkaca-kaca—ajaibnya air mataku bahkan tidak turun. Sedangkan Joshua menatap lantai tanpa berkedip.



Tap Tap Tap


Suara langkah kaki lain terdengar mendekati kami dengan cepat. Aku tak tertarik menoleh, namun si pemilik suara meneriaki namaku sehingga refleks membuatku berpaling.

"(Y/n) Noona!"

Jisung setengah berlari ke arahku. Ia tak melupakan tugasnya. Kedua tangannya memeluk buah-buahan yang kami butuhkan. Begitu sampai, ia melempar buah-buah itu ke keranjang kemudian berdiri di tengah-tengah kami sambil menyentuh bahuku.

"Noona tidak apa-apa?" tanya Jisung dengan nada panik. Matanya sedikit bergetar, menunjukkan bahwa ia benar-benar khawatir.

Lucu juga setelah kupikir-pikir. Ia sangat mengkhawatirkanku ketika akulah orang yang melayangkan tangan.

Jisung tak menunggu jawabanku. Ia langsung berbalik, menghadap Joshua dengan gestur siaga. Tangannya sedikit terangkat seolah-olah ingin mengalangi pandangan Joshua agar tak dapat melihatku.

"Jangan mendekati Noona-ku sembarangan!" seru Jisung. "Aku tidak kenal kau, tapi kupikir harusnya kau cukup punya hati untuk melihat bahwa Noona tidak siap menemuimu."

Joshua tadinya terlihat tak peduli. Namun kalimat yang baru saja dilontarkan Jisung justru memicu bercampurnya beragam emosi sehingga tampak sirat tak terima di wajahnya.

"Tahu apa kau tentangku?" tanya Joshua dengan nada tenang namun kentara emosi. "Tahu apa kau tentang kami?!"

Jisung membuka mulut, hendak menyahuti pertanyaan itu. Tetapi entah apa alasannya, ia tiba-tiba bungkam. Bibirnya terkatup rapat seolah ia berusaha menahan diri untuk tidak mengatakan sesuatu.

"Aku memang tidak tahu apa-apa tentangmu," ucap Jisung dengan nada lebih tenang. "Tapi, setidaknya aku tahu betapa rapuhnya hati Noona saat ini dan betapa tidak berperasaannya kau memaksa Noona untuk bicara denganmu."

Joshua kembali bungkam. Tampaknya kalimat tenang Jisung justru membuatnya tertampar.

Jisung memungut kentang-kentang yang kujatuhkan dan memasukkannya ke dalam plastik. Ia melihat keranjang belanja selama beberapa saat kemudian meraih tanganku yang masih diam mematung memperhatikan mereka.

Under the Light [Seventeen and Stray Kids Imagine Series]Where stories live. Discover now