Special Chapter: Chris Feeling

301 61 13
                                    

HAI AKU BALIK LAGI❤️

Maaf agak lama soalnya sempet agak hectic di rl, apalagi kemarin aku baru wisuda juga huhu tapi jangan khawatir sekarang udah agak luang. Siap berpetualang di cerita ini lagi?


Happy reading!^^



~°~°~



"Fuck ..."

Pria asal Australia itu menendang meja kerjanya cukup keras. Beberapa kertas di atas sana terjatuh karena getaran yang timbul. Beruntung meja itu cukup berat sehingga laptop yang ada di atasnya hanya bergeser, tak sampai jatuh. Tak terbayangkan betapa repotnya jika laptop itu jatuh dan rusak mengingat seluruh pekerjaannya tersimpan di sana.

Chris tampaknya sudah tak terlalu peduli pada hal itu. Ia bahkan mengabaikan kakinya yang memar dan berdenyut setelah menendang meja. Pun tak peduli umpatan kasarnya didengar oleh orang lain di dalam ruangan.

Han Jisung lebih tepatnya. Pria berpipi bulat itu mengerjapkan matanya berkali-kali ketika mendapati Hyung paling sabar yang pernah ia temukan ternyata bisa mengumpat sekasar itu. Sekalipun Jisung tak bisa berbahasa Inggris, ia cukup paham kata-kata umpatan yang diucapkan sang kakak.

"Fuck, fuck, fuck, fuck!!!"

Jisung berjengit setiap kali Chris mengeluarkan kata umpatan. Apalagi yang terakhir karena Chris mengucapkannya sambil memukul meja. Saking terkejutnya, Jisung terbentur pot gantung di belakangnya. Sakit ... ia bahkan hampir tersedak oleh roti yang masih ada di dalam mulutnya. Namun ia sama sekali tak berani mengeluh.

Chris mengembuskan napas panjang lalu menjatuhkan diri di lantai. Punggungnya bersandar pada meja, sebelah kakinya menekuk sebagai tumpuan sikut, sedang tangannya menopang dahi. Pria itu memejamkan matanya. Berusaha mengontrol napas yang terengah-engah.

"Ohh shit, that was so close," gumam Chris sambil menarik satu napas panjang.

"Apanya yang dekat Hyung? Mematahkan kakimu dengan meja?"

Jisung langsung menampar pipinya setelah kalimat itu terucap. Ia sungguh tak berniat mengatakannya keras-keras. Apalagi lawan bicaranya baru saja meluapkan amarah.

Ketika Chris tiba-tiba mendongakan kepala, Jisung pikir ia akan terkena masalah. Namun ternyata sorot mata tenang yang biasa Chris tunjukkan menyambut. Tampaknya pria itu sudah cukup meluapkan amarahnya. Jadi, Jisung menghela napas lega dan menelan rotinya dengan tenang.

"Kenapa Hyung?" tanya Jisung lalu meraih gelas berisi air mineral di mejanya sambil menunggu lawan bicaranya menjawab.

Jisung sudah membayangkan apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Pria itu dengan jelas melihat perubahan gestur tubuh dan raut wajah Chris ketika mendengar kabar bahwa Joshua Hong ... satu dari target operasi besar mereka muncul di halaman rumah. Dari sudut bibir yang mengendur, penonjolan urat di leher, tangan yang perlahan-lahan mengepal, dan perubahan warna kulit--khususnya di bagian telinga dan wajah--Chris, Jisung sudah mampu menebak betapa marahnya sang kakak pada saat itu.

Sudah cukup lama sejak Jisung diselamatkan hidupnya oleh Chris. Hanya dengan sekali lihat, Jisung mampu mendeskripsikan dengan akurat perasaan apa saja yang berkecamuk dalam diri pria itu sekalipun Chris sendiri tak bisa melakukannya.

Ada amarah yang mengebu-gebu karena orang yang telah menghancurkan pujaan hatinya berani menampakkan diri di situasi yang tidak tepat, di mana Chris sedang susah payah menghibur hati Moon (Y/n). Ada rasa kecewa ketika wanita itu menunjukkan kegoyahan hati lewat tatapan matanya ke arah pintu, tempat di mana Joshua ada di baliknya, seolah hal-hal yang telah Chris lakukan sia-sia. Ada sedikit rasa sakit yang dibalut oleh rasa takut. Chris pasti takut wanita yang tengah  ia perjuangkan kebahagiannya kembali pada duri yang telah mencabik-cabiknya.

Under the Light [Seventeen and Stray Kids Imagine Series]Where stories live. Discover now