17

566 110 10
                                    

HAI APA KABAR?❤️❤️❤️

Kangen banget huhu maaf ya lama update, derita mahasiswa akhir biasa 😢 Aku ambil percepatan jadi skripsi lebih awal dan lebih dikejar-kejar jadi mohon maaf lama update. Tapi, aku usahakan tetep update ya~


Happy reading!^^



~°~°~



"Is it good?"

Aku mendongakkan kepala. Menatap Chris yang baru tiba. Ia membuka topi dan merapikan rambutnya.

Aku mengangguk kemudian menyodorkan keripik ke arahnya. Chris membuka mulut, membiarkanku menyuapinya, kemudian duduk di sampingku yang setengah berbaring di sofa.

"How is it?" tanyaku.

Chris mengangguk. "Good. I'll buy it later for Jisung."

"Temanmu itu suka camilan juga?" tanyaku sambil membenarkan posisi duduk agar Chris bisa nyaman di sampingku.

Chris menyerongkan tubuh. Tangannya bersandar di sofa. "Biasanya dia main komputer sambil makan."

"Sekarang dia di mana? Di apartemen sewaan kalian?" tanyaku.

Chris mengangguk. "Iya."

"Kau ini bagaimana?" Aku menepuk bahunya. "Kasihan, loh, kau tinggal terus."

Chris terkekeh geli kemudian mengambil keripik di pelukanku. Aku hanya memutar bola mata dan membiarkannya makan.

"Sudah biasa," balas Chris. "Tidak papa, dia sudah besar."

"Dia polisi juga atau bagaimana?" tanyaku sambil mengambil beberapa keripik dan menaruhnya di telapak tanganku. "Soalnya aku tidak pernah lihat dia di kepolisian, tapi ikut denganmu terus."

Chris menyahut, "Bukan. Dia ini programmer. Makanya dia bisa ikut aku ke mana saja. Dia juga suka membantu kasus-kasus yang kutangani. Kau akan sering melihatnya bersamaku."

"Ohh ... keren," pujiku sambil mengangguk-angguk. "Kau berencana ada di Kanada sampai kapan? Kau tidak bisa terus ada di sini, kan?"

Chris menatapku sejenak. Ia menaruh stoples berisi keripik di atas meja dan menatapku serius. "Aku akan di sini sampai kau membuat keputusan. Jika kau ingin tinggal di sini, aku akan mengusahakan—bagaimanapun caranya—agar aku bisa menetap di sini. Bersamamu. Mungkin aku akan pergi sebentar dan menyelesaikan beberapa urusan, setelah itu kembali. Aku tidak ingin meninggalkanmu."

Aku tertegun melihat betapa tulusnya tatapan mata Chris. Namun entah mengapa aku takut ... karena aku melihatnya juga di mata Joshua.

Tidak, Chris berbeda.

Pasti berbeda.

"Chris," ucapku sambil menyentuh tangannya. "Aku tidak mau menahanmu. Aku tidak ingin menjadi beban."

"Kau bukan beban," ucapnya serius. "Aku melakukannya karena aku ingin. Bukan karena harus."

Aku menghela napas panjang kemudian membaringkan kepala di pahanya. "Kalau begitu tinggal saja di sini sementara waktu. Ajak Jisung. Jangan mengeluarkan banyak uang untuk apartemen. Lagi pula ada kamar kosong, ada ruang kerja juga. Kalian bisa menggunakannya."

Under the Light [Seventeen and Stray Kids Imagine Series]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu