18

11 1 0
                                    

Di tengah malam, Hyunae terbangun dari tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Memuntahkan semua makanan yang sebelumnya sudah masuk ke dalam perutnya. Hyunae tidak menginginkan itu, hanya saja perutnya yang memaksa untuk dikeluarkan. Kepalanya bahkan berdenyut nyeri sampai-sampai ia meneteskan air mata. Dadanya terasa sakit dan nafasnya terasa sesak tak teratur. Hyunae berpegang pada sisi wastafel. Menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Aku mohon. Jangan sekarang."

Pintu kamar mandi yang semula tertutup, terbuka dengan Nara yang masuk ke dalam. Wajahnya nampak terkejut melihat Hyunae yang memejamkan matanya terlihat menahan sakit. Nara mendekati dengan tatapan khawatir, "Hyunae-ya, kau tidak apa? Apa yang terjadi? Kau sakit?"

"Tidak, aku tidak apa. Hanya merasa pusing sedikit." Tatapan Nara menyiratkan ketidakpercayaan pada Hyunae.

"Kau pasti sakit! Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit." Tangan Hyunae menahan lengan Nara yang berniat membawanya pergi. "Tidak perlu. Aku hanya perlu beristirahat dan meminum obat. Itu sudah cukup."

"Hyunae-ya, aku khawatir!"

"Aku tahu, tapi aku benar-benar hanya butuh obatku. Itu saja." Nara pasrah, dirinya memilih membantu Hyunae kembali untuk beristirahat di ranjangnya. Nara mengambil obat yang ada di tas Hyunae dan memberikannya kepada wanita itu. Hyunae meneguk 5 pil obat sekaligus. Syukurlah rasa sakitnya mereda.

"Tidurlah kembali." Nara menarik selimut dan menyelimuti tubuh Hyunae, membiarkan wanita itu kembali istirahat. Nara sungguh khawatir, awalnya dirinya terbangun karena ingin buang air kecil, tapi malah menemukan Hyunae yang lemas karena sakit. Niatnya awal untuk ke kamar mandi sirna begitu saja. Sudah tidak ingin lagi.

Nara membaringkan tubuhnya di samping Hyunae. Matanya meneteskan air mata. Takut sekali jika sesuatu terjadi pada sahabatnya itu. Tolong bantu Nara menghilangkan ketakutannya.

+++

Paginya Hyunae bangun dengan posisi Nara yang memeluknya. Rindu sekali dengan pelukan Nara. Dulu, Nara selalu bermalam dirumahnya, mereka tidur bersama dan Nara menjadikannya sebuah guling yang bisa dipeluk. Saat itu Hyunae sangat tidak menyukai kebiasaan Nara yang memeluknya, tapi setelah dia tinggal di ruah sakit, pelukan itu tidak pernah terjadi lagi. Sekarang Hyunae sangat senang karena Nara bisa memeluknya lagi.

Sekitar 10 menit membiarkan posisi mereka, Hyunae menyingkirkan tangan Nara dan bangun dari tidurnya. Hyunae meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal.

Senyuman Hyunae terpatri saat melihat ketiga temannya itu masih tertidur lelap. Mereka berada di kamar yang sama, tetapi tidur di kasur yang berbeda. Karena ada dua kasur, Hyunae bersama Nara dan Yumi bersama Yona.

"Apakah aku bisa melihat pemandangan ini setiap waktu?" tanya Hyunae pada dirinya sendiri. "Bagaimana jika semuanya berakhir dengan cepat. Aku tidak tahu." Hyunae menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan. "Sepertinya aku tidak bisa bersama dengan kalian sampai akhir. Aku tidak bisa mengikuti janjiku. Aku ingin, tapi aku tahu aku tidak bisa. Jika aku benar-benar pergi dalam waktu dekat, aku mohon jangan marah. Karena aku tidak tahu berapa lama lagi waktuku bisa menghirup udara disini." Tangannya mengusap air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Aku harap kalian terus mengembangkan senyuman ketika aku sudah menjadi bintang.

TBC

Nest [END]Where stories live. Discover now