10

7 2 0
                                    

Langkah kaki yang sedang berjalan itu terasa sangat ringan. Hyunae senang sekali bisa keluar sebebas ini. Tidak ada batas waktu yang ditentukan rumah sakit.

Langkahnya berhenti di sebuah tempat yang akan dia kunjungi pertama. Perlahan masuk ke sebuah tempat yang biasa di sebut sebagai studio foto. Saat gilirannya, Hyunae duduk di kursi dan sedikit merapikan penampilannya. "Apa sudah rapih?"

"Anda terlihat sangat cantik. Sudah bagus," ucap fotografer yang bertugas memotret. Tentu Hyunae tersipu malu mendengarnya. Fotografer itu menyuruh Hyunae tersenyum dan mulai memfotonya. Tak memakan waktu yang lama, hanya beberapa jepretan yang diambil.

"Ah, untuk bingkainya, kau ingin menggunakan yang mana?" tanya fotografer itu. "Yang itu!" tunjuk Hyunae pada sebuah bingkai yang dipajang di atas sebagai contoh.

Sang fotografer sempat terdiam karena pilihan Hyunae. "Yang itu?" tunjuknya untuk memastikan. Karena bisa saja wanita di depannya ini salah menunjuk. Tak disangka wanita itu tetap menunjuk bingkai foto berwarna hitam yang digunakan untuk foto kematian seseorang.

"Tapi bingkai itu untuk—"

"Ya, aku tahu," balas Hyunae dengan senyuman di wajahnya.

"B-baiklah. Foto ini akan saya edit terlebih dahulu. Kau bisa mengambil hasilnya petang nanti, atau besok hari." Hyunae mengangguk paham dan keluar dari studio itu. Misi pertamanya sudah selesai, dan selanjutnya akan melakukan misi keduanya.

Baru saja berjalan beberapa langkah, ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk. "Halo Jung? Ada apa kau menelepon?"

[Kau dimana?]

"Aku diluar."

[Beritahu aku tempatnya. Aku akan mendatangimu.]

"Tidak mau. Aku sedang menikmati waktuku sendiri."

[Yah, kau telat. Aku sudah terlanjur menemukanmu. Berbaliklah.]

Hyunae mengerutkan keningnya dan segera berbalik. Benar saja, Jungkook berada di depannya dengan ponsel di telinganya. "Menyebalkan." Hyunae mengucapkannya kepada Jungkook lalu memutuskan telepon itu.

Jungkook mendekat pada Hyunae sambil tertawa. "Mengapa kau terlihat kesal? Aku mengganggumu? Hey! Aku juga tidak sengaja melihatmu. Jadi sekalian saja aku mendatangimu."

"Terserah." Hyunae memilih berbalik dan meninggalkan Jungkook yang masih berdiri di tempatnya. "Hey! Tunggu!" Jungkook berlari kecil menyusul Hyunae. "Aku ikut denganmu ya. Aku bosan sendiri."

"Terserah." Hyunae terus berjalan tanpa memperdulikan Jungkook yang ikut bersamanya.

"Kau tidak merasakan sakit kan?" Hyunae menggeleng. "Baiklah, untuk berjaga-jaga."
Langkah Hyunae terhenti secara tiba-tiba.

"Apa ini? Kenapa tiba-tiba menggenggam tanganku?" Hyunae mengangkat sebelah tangannya yang bergenggaman dengan tangan milik Jungkook.

"Ini bentuk penyembuhan supaya sakitmu tidak kambuh."

"Aku tidak asing dengan hal ini. Sebentar, apa kau sedang mengikuti adegan dalam sebuah drama?" Jungkook mengangguk mengiyakan. Hyunae terkekeh, "Hey! Memangnya kau seorang dewa?"

"Bukan. Tapi aku malaikat tampan yang di kirim untuk menjagamu," ungkap Jungkook dengan pedenya.

"Menjijikkan." Hyunae mengatakan dengan raut wajah yang memang menunjukkan ekspresi jijiknya. "Lepaskan saja. Tidak nyaman." Hyunae berusaja menarik lengannya yang digenggam oleh Jungkook. Sekuat dan sebesar apapun tenaganya, ia akan kalah dari Jungkook yang tangannya  lebih besar darinya, apalagi kekuatannya.

"Sudahlah, diam saja. Tetap seperti ini. Ayo kita pergi. Kau ingin kemana?" Jungkook menarik Hyunae agar berjalan mengikutinya. Dengan pasrah Hyunae mengikuti jalan Jungkook dengan tangan mereka yang saling bergandeng.

TBC

Nest [END]Where stories live. Discover now