keputusan (end)

877 100 16
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Musim penghujan telah berganti. Matahari yang semula terus bersembunyi dibalik gelapnya awan hitam, kini telah terbit dan menampilkan kembali sinarnya.

Tumbuhan tumbuh begitu lebat. Rerumputan yang tumbuh disekitar jalan begitu asri. Alang-alang yang tumbuh bergoyang beriringan dengan angin yang berhembus dengan pelan.

Angin membawa daun terbang mengitari luasnya dan ringannya udara. Terbang bebas tanpa ada beban didalamnya. Ketika angin tak lagi berhembus, ia akan jatuh dengan perlahan tanpa merasakan apa itu rasa sakit.

Sama seperti Takemichi yang berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang ia pendam selama ini.








Sudah 2 bulan, Izana beserta yang lain menjalani perawatan di rumah sakit. Dan selama itulah Takemichi merasa seperti menjadi seorang ibu. Ah, tanpa menjadi seorang ibu pun, siapapun akan menjadi begitu overprotective ketika salah satu dari orang terkasih mereka terkena musibah atau kemalangan.

Mengurus 4 anak yang telah beranjak dewasa, dengan sifat keras kepala dan nakal mereka hampir membuat dirinya kekurangan gizi karena telat makan dan lupa untuk beristirahat.

Setiap hari, Takemichi harus bolak-balik merawat Izana dan Kakucho yang notabene nya memiliki luka serius dengan telaten. Ia juga tidak lupa untuk mengurus Haitani bersaudara dengan baik. Dalam kondisi seperti ini, ia mencoba untuk bersikap adil pada mereka.

Dan juga, ia telah memikirkan ini selama merawat kedua anak yang masih terbaring lemas di rumah sakit.

Dirinya berniat untuk melepas keempat anak yang selama beberapa tahun ini mengisi dan mewarnai hidupnya yang sedikit kelam.

Membiarkan mereka hidup dengan bebas tanpa kekangan dan larangan dari dirinya. Menjalani kehidupan seperti apa yang mereka inginkan tanpa halangan.

Tapi, bukan berarti Takemichi akan melepas mereka begitu saja. Ia akan mengawasi mereka dari kejauhan. Tak lagi tinggal di satu bangunan yang sama. Memberi kebebasan yang luas untuk menikmati masa muda.

Namun, apakah mereka akan menyetujui hal ini?

Akankah mereka mau menerima keputusan sepihak yang Takemichi buat semata-mata demi kebaikan mereka berempat?





















Saat ini, Takemichi beserta yang lain tengah berada di ruang rawat Izana. Mereka semua duduk di tempat yang berbeda. Saling diam dan menukar padang satu sama lain.

Semua mata tertuju pada Takemichi yang duduk di samping ranjang Izana dengan satu kain putih berada di pangkuannya sebagai alas untuk kulit buah. Netra birunya fokus pada buah yang ia kupas.

"Ada satu hal yang ingin aku katakan pada kalian." Ujar Takemichi tiba-tiba.

Semua tersentak dan menatap Takemichi heran.

"Apa? Apa yang mau kau bicarakan, Takemichi." Tukas Izana menatap lamat Takemichi yang berada di sampingnya.

Ia merasa tidak enak ketika mendengar nada Takemichi. Pria ini seperti tengah memendam sesuatu.

"Apapun yang aku katakan, itu adalah keputusan yang sudah aku buat. Kuharap kalian mau melakukannya." Takemichi berucap. Ia meletakan kain putih berisikan kulit buah.

Ia menatap semua yang berada di ruangan itu. Menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan,


"Sepertinya sudah saatnya aku membiarkan kalian hidup mandiri. Memilih dan menjalani kehidupan yang kalian inginkan." Takemichi berkata sambil menatap masing-masing netra.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora