pergi

1.2K 203 11
                                    

Setelah Chifuyu pergi meninggalkan ketiga manusia itu, kini mereka telah berada di luar gedung apartemen.

Izana merangkul lengan Takemichi yang kurus dengan erat, tak ada niatan untuk melepaskannya barang sedikit pun.

Kakucho berada di sebelah kirinya, memeluk dan meletakkan kepalanya pada bahu Takemichi yang sempit layaknya bahu seorang perempuan.



"Ck, ayolah. Kalian ini sudah terlalu besar untuk bermanja seperti anak kecil. " Protes Takemichi.




Kedua anak itu tidak menghiraukan apa yang Takemichi ucapkan. Telinga mereka seakan tuli, tak mau mendengarkan apa yang pemuda tampan ini katakan.


"Biarkan saja. Toh, dimatamu kami masih anak kecil, kan?" Tanya Izana menatap Takemichi.

"Dan disini kamulah yang kecil, Takemichi." Kakucho menimpali.



Kerutan penuh kesal muncul didahi Takemichi. Harga dirinya sebagai manusia perjaka tua ini merasa jatuh. Diinjak-injak oleh para anak tak tau diri yang mengatakan bahwa dirinya lah yang kecil.

"Apa maksudmu kecil, hah?! Badanku memang kecil, tapi umurku tidaklah kecil, dasar bocah!!" Marah Takemichi mencubit kasar pinggang Kakucho.



Kakucho merintih kesakitan, sedangkan Izana tertawa terbahak-bahak seakan itu adalah hiburan yang menarik di matanya.

Melihat seseorang kesakitan adalah suatu kebahagiaan untuk dirinya.

Tentu, terkecuali untuk Takemichi. Melihat dirinya merintih kesakitan adalah salah satu penyiksaan untuk Izana.




"Kenapa kau tertawa? Tidak ada yang lucu disini, dasar ubanan." Ujar Takemichi menatap Izana penuh remeh.



Izana menatap Takemichi tak percaya, "apa maksudmu ubanan? Ini bukan penuaan dini, bodoh."







Sekarang giliran Takemichi lah yang tertawa. Satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya.


"Ah, ternyata bukan uban ya?" Goda Takemichi.

"Awalnya kukira itu juga uban tau." Tambah Kakucho mengompori.



Izana semakin kesal dibuatnya. Wajahnya terlihat marah dengan semu merah disekitar wajahnya.

Dipermalukan seperti seperti ini sungguh sangat menyebalkan.



"Hentikan ini semua!! Kalian membuatku kesal."

Takemichi menghapus air matanya. Senyum penuh hangat muncul di kedua sudut bibirnya. Tangan nya ia bawa untuk mengusak lembut surai perak yang berkilau.

"Jangan marah, oke. Kami hanya bercanda, bukankah begitu, Kaku chan?" Tanya Takemichi pada Kakucho.



Kakucho terkekeh geli, "itu benar. Kau terlalu serius, Izana."



Manik berwarna lilac yang tajam itu menatap sengit Kakucho. Helaan napas penuh kesal keluar dari mulut Izana.


Takemichi hanya menatap keduanya. Pikirannya beralih pada kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

Sepertinya, niat untuk pergi kerumah sakit akan sedikit tertunda. Tak mungkin jika dirinya memberitahu kedua anak ini jika ia akan pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kondisinya.


"Ah! Kau belum menjawab pertanyaan ku tadi, Takemichi." Ucap Izana duduk di salah satu bangku disana.



Baru saja ia memikirkan hal itu, anak yang telah ia rawat selama 10 tahun itu menanyakan nya.

"Pertanyaan yang mana?" Tanya Takemichi.


Izana menatap Takemichi. Yang ditatap pun mengalihkan pandangannya. Tak mau berlama-lama menatap manik Izana yang terlihat sedikit menyeramkan.


"Huh, kau mau kemana?" Tanya Izana kembali.



Angin berhembus kencang menerpa beberapa helai surai Takemichi.


"...aku tidak pergi kemana pun. Aku hanya keluar untuk menghirup udara segar." Ucapnya.



Mendengar hal itu, entah kenapa Izana merasa bahwa pemuda yang berada di depannya ini tengah berbohong.

Orang yang jarang berbohong akan terlihat jelas ketika ia berusaha menutupi kebenaran.

Wajahnya terlihat gelisah, takut jika apa yang berusaha ia sembunyikan akan terbongkar atau terungkap.



"Benarkah?" Izana memastikan.

Takemichi menatap langit biru tanpa awan bersamanya, "ya, aku hanya keluar untuk itu"



Izana ikut menatap langit yang kosong. Satu dua burung terbang melintasi gedung-gedung tinggi.


"Izana, Kakucho." Panggil Takemichi.


Kakucho yang sejak tadi sibuk melihat kendaraan yang berlalu lalang tersentak kaget ketika Takemichi memanggilnya dengan nama.



"Apa?" Keduanya secara bersamaan.


Takemichi sedikit menahan napasnya. Ia sedikit ragu untuk menanyakan hal yang saat ini berada dipikirannya.

Apa pendapat kedua anak ini setelah mendengar apa yang dirinya tanyakan.

Marah, sedih, atau yang lainnya.

"Kenapa, ada yang ingin kau tanyakan, Takemichi?" Tanya Kakucho.





Takemichi tersenyum.
































"Apa yang akan kalian lakukan jika aku pergi dari kehidupan kalian?"










































Gabut, gelud yok:)

Gabut, gelud yok:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang