anggota baru

1.7K 327 70
                                    

Takemichi sedikit terkejut kala seorang perempuan yang sempat ia panggil 'Nyonya Haitani' datang dan berdiri tepat di depan unit apartemen nya. Wajahnya terlihat merah seperti menahan berak. Gak ya, salah naskah.

Wajahnya terlihat merah karena menahan emosi. Surai berwarna pirang pudar sedikit berantakan dengan tusuk konde yang hampir terjatuh. Dari dalam hati Takemichi yang paling dalam, ia bersusah payah untuk menahan tawa jahanamnya. Tidak baik menertawakan orang yang lebih tua dari kita.

Manik biru Takemichi sempat melirik kebelakang perempuan berbadan sedikit gemuk itu. Dan terlihat sepasang anak yang memiliki warna surai yang sama. Yang satu berkepang dua dengan jepit rambut yang menyangkut rapi di sana. Takemichi berpikir bahwa dia pasti perempuan.

Bukan, lebih tepatnya sales panci:)

Dan yang satu lagi berkacamata dengan rambut yang di gelung kebelakang. Jangan lupakan tatapan malas mereka. Wajah tampan dan sedikit cantik kedua anak ini tertutup oleh lebam dan darah. Sepertinya mereka baru saja di siksa. Pikir Takemichi.

"Anu......apa yang membuat anda kemari, Nyonya Haitani?" Tanya Takemichi tersenyum paksa.

Perempuan bermuka judes itu mendengus kesal. Mungkin karena Takemichi tak membiarkan dia masuk.

"Aku tak suka basa basi. Kau! Rawat kedua bocah ini! Aku tidak mau tau, untuk biaya mereka akan aku kirimkan sebulan sekali." Jelas perempuan itu sambil mendorong kedua bocah tadi dengan kasar hingga jatuh di depan Takemichi.

Takemichi terkejut hebat ketika mendengar tuturan perempuan tak berotak itu. Dia pikir aku ini pengasuh anak? Yah, memang tidak salah. Tapi, tetap saja!!

"Apa maksud anda? Saya tau jika ibu saya bersahabat dengan anda. Tapi, kenapa anda menyerahkan mereka kepada saya?" Tanya Takemichi sambil mengusak surai kedua bocah tadi.

Dua anak dengan surai yang sama itu terkejut ketika Takemichi mengusak lembut kepala mereka. Manik berwarna lilac yang senada itu menatap Takemichi. Memperhatikan pemuda manis ini berbicara dengan ibu mereka.

Bocah berkacamata meremat kasar celana yang Takemichi kenakan. Matanya menatap tajam perempuan yang berstatus menjadi ibunya.

"Aku tidak peduli! Kau rawat dua anak ini, dan jangan bawa mereka kepadaku lagi."

Sebelum Takemichi sempat menyampaikan sesuatu, Nyonya Haitani itu sudah pergi terlebih dahulu. Meninggalkan Takemichi bersama dua Haitani bersaudara.

Takemichi hanya berpasrah diri. Mungkin menampung dua anak tidak ada salahnya. Asalkan ia bisa membagi waktu, itu bukan masalah.

"Baiklah. Ayo masuk, Haitani brothers." Ajak Takemichi tersenyum kecil.

Dua anak tadi hanya diam. Namun, tetap mengikuti kemana Takemichi pergi. Pintu unit apartemen ditutup pelan agar tak membangunkan dua manusia titisan dugong yang saat ini tengah tertidur pulas di sofa ruang tamu.

Takemichi membawa Haitani bersaudara ke dapur untuk membersihkan luka mereka.

"Kita obati dulu luka kalian. Ayo duduk di sini." Ucap Takemichi menepuk pelan kursi di sampingnya.

Dua anak tadi mengangguk paham. Bocah berkacamata lah yang pertama Takemichi obati.

Takemichi mulai mengobati semua luka yang ada di wajah anak itu dengan pelan. Agar suasana tak canggung, ia mulai bertanya sedikit tentang mereka.

"Jadi siapa namamu?" Tanya Takemichi lembut.

Anak berkacamata tadi sedikit ragu, ia menoleh dan menatap saudara nya yang duduk di belakang. Haitani berkepang mengangguk pertanda bahwa ia boleh menjawab pertanyaan itu.

"Rindou, Haitani Rindou." Jawabnya.

Takemichi mengangguk paham. "Nama yang bagus."

"Nah! Sudah selesai. Sekarang giliramu." Ucap Takemichi sambil meminta saudara Rindou agar duduk di degannya.

"Astaga, lukamu cukup parah. Tidak baik gadis cantik sepertimu memiliki bekas luka di wajah." Ucap Takemichi.

Rindou yang mendengar hal itu berusaha menahan tawa sekuat mungkin. Sedangkan manusia yang berada di depan Takemichi menatap cengo dirinya.

"Aku laki-laki, Nii san." Ucapnya.

"Eh?! Benarkah? Maaf aku tidak tau." Ujar Takemichi menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Bocah berkepang hanya menatap Takemichi. Menurutnya, wajah pemuda manis ini terlihat sangat cantik ketika di lihat dari jarak yang cukup dekat.

"Kita belum berkenalan. Aku Takemichi, Hanagaki Takemichi. Jika dia Rindou, kau?" Tanya Takemichi.

"Ran, marga kami sama." Ucap Ran.

Takemichi mengangguk. "Nah! Sudah selesai."

Ketika Takemichi akan membersihkan air bekas bersih-bersih tadi, dari ruang tamu terdengar suara Izana yang begitu keras dan menggelegar. Membuatnya dan dua Haitani bersaudara terkejut.

"TAKEMICHI!!" Teriak Izana.

"Di dapur." Balas Takemichi singkat.

Saat Izana tiba di dapur, manik ungu miliknya menatap dua Haitani dengan tatapan sangar. Seakan ia terganggu dengan kedatangan mereka. Sedangkan dua umat itu hanya menatap bosan.


"Kalian.....siapa?"

"Takemichi! Aku lapar...."



























Bulan puasa nanti pada tobat atau masih berada di jalan yang sesat?

Bulan puasa nanti pada tobat atau masih berada di jalan yang sesat?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Where stories live. Discover now