rumah sakit

712 114 13
                                    

Takemichi telah sampai di rumah sakit dengan kondisi tubuh yang basah kuyup.

Wajahnya terlihat sayu dan tampak jelas rasa khawatir. Napas nya terengah-engah karena sesak.

Dengan langkah cepat, Takemichi segera berlari masuk ke rumah sakit dan langsung menuju meja resepsionis.

"A-ah, permisi, apakah ada pasien atas nama Kurokawa Izana?" Tanyanya sedikit bergetar.

Petugas yang saat itu tengah bertugas segera menyambut Takemichi. "Baik, ditunggu sebentar ya."

Lamat-lamat Takemichi terus memandangi seluruh ruang rumah sakit. Banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Hatinya terus gusar karena tak tau bagaimana kondisi dari para anak asuhnya.

"Pasien atas nama Kurokawa Izana berada di lantai 2 ruangan operasi. Anda bisa mengikuti petugas kebersihan yang ada di sana." Ucap petugas dengan ramah sambil menunjuk salah seorang petugas kebersihan yang berjalan ke tangga.

"Terima kasih banyak." Balas Takemichi segera berlari mengikuti petugas kebersihan.

Perasaan antara kecewa, khawatir, dan cemas terus bergemuruh dihatinya. Kedua telapak tangannya terasa dingin dan kasar.

Tubuhnya terasa lemas dan lelah, namun itu bukan masalah. Saat ini yang terpenting adalah kondisi dari keempat anak asuhnya.

'Jangan buat aku berharap Tuhan.'

Kaki jenjang itu telah sampai di lantai 2. Tak banyak orang yang berada di sana, namun ada satu ruangan yang Takemichi duga adalah tempat dimana Izana berada.

Satu ruangan yang berada di paling pojok dengan beberapa orang remaja berpakaian ala preman berdiri kaku.




















"Bagaimana ini, apa yang harus kita katakan pada Takemichi?" Ucap Rindou terus memandang ruang operasi.

Ran yang berada di sampingnya hanya diam, dirinya juga bingung langkah apa yang harus ia ambil.

Tapi, satu kemungkinan yang bisa Ran tangkap adalah bahwa Takemichi akan marah dan berujung membenci mereka semua.

"Tenanglah, Rin. Saat ini yang terpenting adalah kondisi Iza-

"Apa yang telah kalian lakukan!"

Serentak kedua Haitani menoleh kebelakang, beberapa pemuda yang berada disana juga dalam sekejap menoleh kebelakang.

Mata mereka melotot seperti akan keluar. Mulut mereka seakan seperti disumpal sesuatu. Mengeluarkan satu kata saja terasa berat dan susah.

"T-Takemichi"

Takemichi menatap tajam semuanya, tangannya terkepal erat kala melihat luka lebam dan darah di tubuh kedua anak pungutnya. Matanya melirik pada dua pemuda yang juga berdiri di samping Ran.

Terlihat jelas di sana wajah khawatir dan menyesal.

"Jelaskan! Jelaskan apa yang sudah terjadi. Bahkan kalian juga harus ikut menjelaskan!" Bentak Takemichi.

Keempat anak menunduk penuh penyesalan.

"Baiklah."














Singkat saja.

Semua bermula dari pertarungan antara dua kelompok, satu dipimpin oleh Izana, dan yang satunya lagi dipimpin oleh Mikey.

Awalnya hanya pertarungan biasa. Namun, tiba-tiba beberapa orang mengeluarkan senapan dari saku mereka.

Dan, peristiwa yang tak diinginkan pun terjadi.

Beberapa anggota dari kubu Izana dan Mikey banyak yang melarikan diri maupun terkapar karena pukulan.


Kenapa nyampe sini buntu njir 😭



Izana yang sejak awal menjadi target sedikit berjongkok karena pukulan yang Mikey berikan. Dari kejauhan, senapan yang berisi amunisi meluncur menebus udara dan siap mendarat tepat di dada Izana.

Namun, sebelum itu terjadi, Kakucho sudah terlebih dahulu menjadi tameng untuk Izana.

Dan adegan selanjutnya tetap sama sampai ambulans datang untuk membawa mereka.
















Takemichi terdiam kaku. Kepalanya terasa pusing atas penjelasan yang Ran berikan. Pelipis ia urut dengan keras agar rasa pusing yang sejak tadi terasa sedikit hilang.

Rin yang melihat Takemichi berusaha untuk membantu, dengan cara mengusap pelan punggungnya yang basah.

"Jadi, dimana Kakucho?" Tanya Takemichi serak.

Kali ini bukan Haitani yang menjawab, melainkan remaja dengan model rambut botak sebelah, tak lupa tato naga yang menghiasi sebagian kepalanya yang tak tertutup rambut.

"Dia ada di kamar no.213" Jawabnya.

Takemichi mengangguk mengerti. Ia akan melihat Kakucho setelah lampu ruang operasi berwarna hijau.

Hatinya terasa gusar dan hancur ketika salah satu dari adik-adiknya terbaring dengan nyawa yang terombang-ambing.

"Pergilah ke ruang pengobatan, luka kalian juga parah, biar aku yang berada di sini." Ujar Takemichi mengusap surai Rin.

Kedua sudut bibirnya ia angkat sedikit untuk menghilangkan suasana yang suram. Meskipun itu tak berpengaruh sama sekali.

"Kami juga ingin menunggu, luka ini tak seberapa dengan luka Izana. " Rindou memegang telapak tangan Takemichi.

Pemuda itu mengangguk.

























3 jam lamanya Takemichi menunggu, namun belum ada tanda-tanda bahwa operasi akan selesai di lakukan.

Malam terasa semakin dingin ketika hujan turun dengan derasnya. Dua anak yang sejak tadi berada diantara mereka masih berada di sana.

Mungkin itu adalah rasa tanggung jawab mereka atas apa yang telah terjadi.

Pintu yang sejak tadi tertutup rapat terbuka dengan pelan. Sosok pria yang cukup berumur, dengan balutan pakaian serba hijau keluar dari sana.

"Apa anda keluarga dari Kurokawa san?" Tanyanya.

Takemichi segera berdiri, "benar, aku keluarganya."

Sosok itu menarik napas panjang, sarung tangan serta masker yang ia kenakan dilepas.

"Operasi telah berjalan dengan lancar, namun kondisi pasien masih dalam keadaan koma. Butuh 2 sampai 3 minggu sampai dia sadar." Singkat sosok tadi.

Mendengar hal itu, Takemichi bisa sedikit bernapas lega. Tubuh terasa lemas ketika membayangkan bahwa anak yang selalu membuatnya pusing itu akan pergi sebelum dirinya.









































Mungkin ini bakalan tamat ye.

Masih pada baca kan? Kalo iya saya lanjutin.

Entah kenapa gua kecewa Takemichi ga jadi mati🙂😭

Entah kenapa gua kecewa Takemichi ga jadi mati🙂😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Where stories live. Discover now