lelah

1.6K 268 64
                                    

Akhir-akhir ini Takemichi sering merasa bahwa dirinya telah gagal menjadi seorang pengasuh. Keempat anak itu sudah mulai lepas dari kendalinya. Bahkan, sering kali Takemichi harus mengeluarkan seluruh emosinya hanya untuk menghukum atau sekedar memberi ceramah kepada Izana atau yang lainnya.

Aku lelah. Pikir Takemichi.


Saat ini Takemichi tengah sibuk mengerjakan beberapa lembar tugas yang harus di kirimkan hari itu juga. Terlihat di kepalanya tertempel beberapa koyo. Aroma balsem dan minyak kayu putih tercium dari tubuhnya. Membuat dirinya mirip dengan kakek-kakek yang sudah Sakit-sakit.

Hidungnya nampak memerah karena flu yang ia alami saat ini. Matanya berair bukan karena tangis, melainkan suhu badannya yang terus memanas.

Keempat anak itu ia biarkan keluar agar tak mengganggu pekerjaannya.

Sering kali Takemichi berpikir bahwa kelakukan 4 anak titisan setan ini mirip dengan sang adik yang sekarang berada di rumah. Sifat dan kelakuannya yang mirip dengan binatang terus membuat Takemichi sakit kepala hingga memutuskan untuk pergi dari rumah.

Tak kuat dengan segala tingkah laku sang adik yang sangat bertolak belakang dengan dirinya.

Terakhir kali ia berbicara dengan sang adik sudah beberapa bulan yang lalu. Bocah kecil itu terus merengek dan meminta Takemichi untuk segera pulang ke rumah.

Kata 'maaf' dan 'aku tidak akan mengulanginya lagi' terus keluar dari mulut sang adik.

Bahkan ibunya juga turut membujuk agar Takemichi mau pulang dan bertemu dengan adik yang benar-benar adik pungut.

"Huwa....apa kau memungut adik baru dan membuangku kakak, hiks- huwa."

Tangisan yang berada jauh di sana selalu terngiang-ngiang di telinga Takemichi.


Apa aku ada dosa padamu, Tuhan? Sehingga kau memberikanku adik sesetan ini? Pikir Takemichi sambil meratapi nasib.


Kira-kira siapa adik Takemichi?

a. Baji
b. Inui
c. Kazutora
d. Sanzu





Hari sudah menjelang sore. Seluruh anak pungut Takemichi telah berada di apartemen dengan keadaan tubuh penuh lebam dan luka.

Wajah mereka nampak di tekuk dan murung ketika Takemichi berdiri di hadapan mereka dengan sapu yang berada di tangannya.


"Jadi, jelaskan semua ini!" Ucap Takemichi dengan suara beratnya.

Kakucho yang mendengar suara berat Takemichi merinding seketika. Tangannya mengepal gemetar saat wajah Takemichi terlihat menggelap.

'Seharusnya aku tidak ikut tadi.' pikir Kakucho.

Izana yang berada di tengah-tengah juga merasa takut. Akhir-akhir ini ia sering membuat Takemichi merasa mengalami tekanan darah tinggi. Badannya nampak bergetar dan matanya terlihat tengah menahan tangis.

'Ini semua salah...' pikir Izana.


Ran dan Rindou yang berada di sisi lain tak kalah merasa takut. Rindou meremat pakaiannya sendiri dengan kasar. Ia menyalurkan rasa takut nya dengan menendang kaki Ran.

Sedangkan Ran hanya diam sambil menikmati tendangan Rindou. Batinnya nampak terus memaki sang adik.

'Ingin ku buang dirimu, tapi ku masih membutuhkan mu untuk menjadi babu ku.' batin Ran.



Takemichi yang merasa terabaikan mencoba untuk bertanya kembali.

"Tidak menjawab? Apa yang terjadi, Izana?" Tanya Takemichi dengan penekanan pada nama Izana.

Izana tersentak kaget. Mulutnya nampak kelu untuk mengatakan suatu alasan yang pas. Kakucho yang berada di sampingnya menghela napas lega.

Bocah bersurai perak yang di tanya hanya diam sambil meremat pakaiannya. Ia terlalu takut untuk mengatakan bahwa mereka bertengkar dengan anak yang berada di gedung apartemen sebelah.

"Hah, baiklah jika kalian tidak menjawab itu tidak apa-apa." Ucap Takemichi.

Takemichi yang sudah lelah beranjak pergi dari sana. Tak lupa membawa kembali sapu yang ia bawa. Pelipisnya ia pijat dengan kasar untuk menghilangkan rasa penat dan pusingnya.

"Pergi mandi dan segera obati luka kalian." Ujar Takemichi sebelum pergi.

Semua yang ada di sana terdiam. Mereka merasa bersalah karena telah membuat Takemichi marah.

"Bagaimana ini, Takemichi marah karena kita." Ucap Kakucho dengan tangan memegang sebuah anting kecil.

"Aku tidak tau," Sela Ran.

Izana diam dan pergi meninggalkan mereka yang saat ini berada di ruang tamu. Wajahnya nampak merah dan terlihat sayu.

Tak pernah dirinya lihat Takemichi marah bahkan sampai mengabaikan mereka. Bagaimana jika Takemichi akan membuangnya?

Pikiran negatif terus berkumpul dan menjadi satu di otak Izana.

'Aku nakal sekali ya'






















































Mengsedih. Di BK cuma perkara rok kependekan:)

Mana negurnya pake kata-kata 'saya ga mau tau, besok roknya sudah harus panjang.'

Lelah sudah.

Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Where stories live. Discover now