shinichiro

2K 340 31
                                    

Seorang pemuda tinggi bersurai hitam dengan rokok di mulutnya tengah berjalan seorang diri di padatnya jalan raya.

Wajah putih dan tampannya mampu membuat siapapun terpesona dan merasa iri akan hal itu.

Mleyot mas:)

Raut wajahnya nampak begitu panik dan resah. Pasalnya sudah 2 hari ini ia tak melihat bocah bersurai perak yang selalu menanti dirinya ketika berada di rumah sang ayah.

Meskipun pemuda ini terlihat tak peduli dan acuh tak acuh, masih ada sedikit niat baik untuk menjenguk dan melihat kondisi sang adik tiri.

Iya, adik tiri.

Hari ini, ketika dirinya berkunjung ke rumah sang ayah untuk menengok bapak beserta Izana si anak pungut, tak ada sambutan dari bocah perak itu. Biasanya ia akan berlari dan berusaha memeluk dirinya.

Tapi hari ini, kediaman itu begitu sepi dan sunyi. Tak ada aura kehidupan di sana, pintu gerbang nampak terkunci rapat. Sang ayah pun tak memberitahu dirinya bahwa si pak tua itu akan pergi.

Karena hal itulah yang membuat pemuda dengan nama Sano Shinichiro ini pusing dibuatnya.

Sampai ketika ia berada di kawasan gedung apartemen, terlihat sosok yang ia cari. Namun, tidak sendiri. Di sampingnya terdapat pemuda bersurai pirang dan bocah dengan luka dimata kirinya.

Shinichiro menatap lamat Izana yang menarik tangan Takemichi, dari jauh mereka bertiga seperti kakak beradik yang nampak akur dan rukun.

Shin beralih menatap Takemichi yang tersenyum manis sambil mengusak surai kedua bocah itu. Sorot matanya yang penuh akan kehangatan terlihat begitu menenangkan.

Melihat itu membuat Shin penasaran dan sedikit kesal. Ia berjalan perlahan menghampiri ketiga manusia itu. Memanggil nama sang adik tiri dengan penuh tekanan.

"Izana?!"





_______

Izana yang sangat familiar dengan suara itu segera menoleh. Seketika manik ungu itu membulat sempurna. Badannya terasa kaku dan sangat sulit digerakkan.

Sedangkan Takemichi dan Kakucho hanya diam dan sedikit terkejut akan kedatangan Shin yang tiba-tiba.

"Maaf, kau siapa?" Tanya Takemichi.

Shin pun menatap Takemichi. "Bukan urursanmu."

Takemichi yang mendengar jawaban Shin hanya diam. Memang benar ini bukan urusannya.

"Izana, kenapa kau di sini? Ayo pulang." Ucap Shin menarik kasar Izana.

Izana yang diperlukan seperti itu tentu saja memberontak. Cengkraman Shin sungguh kuat dan sakit. Membuat bocah bersurai perak meringis kesakitan.

"Akhh....lepaskan! Aku tidak mau pulang!" Seru Izana.

"Apa maksudmu? Apa kau lebih memilih bersama orang asing ini daripada dengan kakakmu?!" Marah Shin sambil menunjuk Takemichi.

Kakucho yang takut dengan Shin hanya bisa berdiri dibelakang Takemichi. Meremat baju yang pemuda manis ini kenakan. Matanya menatap khawatir pada Izana yang diperlakukan seperti itu.

Izana diam setelah mendengar ucapan Shin. Tangan satunya mengepal erat, menahan kekesalannya akan Shin.

"Jangan menyebutkan Takemichi orang asing!!" Bentak Izana yang berhasil melepas pegangan Shin dan berlari menuju Takemichi.

Takemichi pun berjongkok dan memeluk Izana. Sedangkan Shin mengeram penuh kesal.

"Kau, kau siapa? Bagaimana Izana bisa denganmu?" Tanya Shin dingin.

"Ah, aku pengasuh Izana. Sano san memintaku untuk mengurusnya." Jawab Takemichi tenang.

Mendengar itu Shin terkejut. Jadi ini alasan kenapa kediaman ayahnya sangat sepi. Para tetangga pun tidak ada yang tau kemana pria tua itu pergi.

Sebelum Shin sempat bertanya kembali, Izana sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.

"Aku ingin pulang, Takemichi." Lirih Izana yang memeluk erat Takemichi.

"Umm, aku juga ingin pulang. Jalan-jalan nya besok saja." Tambah Kakucho yang juga memeluk Takemichi dari belakang.

Takemichi yang ragu untuk memenuhi permintaan kedua anak asuhnya ini hanya menghela nafas. Mencoba berdiri sambil menggendong kedua bocah ini.

"Maaf, sepertinya mereka berdua kurang nyaman dengan kehadiranmu saat ini. Jika kau ingin berbicara lagi, kau bisa datang ke apartemen ini dan cari namaku. Hanagaki Takemichi." Ucap Takemichi.

Shin diam dan menatap Takemichi yang telah pergi menjauh darinya. Matanya masih senantiasa menatap Izana yang terlihat nyaman di gendongan pemuda dengan surai pirang itu.

"Hanagaki, ya."













Yuhuu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bapak mertua memang selalu menggoda 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bapak mertua memang selalu menggoda 🙂

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang