masalah

1.1K 147 22
                                    

Dibandingkan dengan semua masalah yang pernah Izana lakukan, kali ini adalah kali pertamanya bocah berusia 17 tahun itu mampu membuat darahnya naik seketika.

Sekumpulan pemuda yang mengenakan seragam ala anak berandalan itu berbaris tepat dihadapanya, hampir semua mata tertuju padanya karena masalah ini.

Urat malu para remaja ini seakan telah hilang, diganti dengan rasa percaya diri yang tinggi.




Setelah barisan mereka tersusun rapi, secara serentak mereka mengatakan bahwa Takemichi adalah ratu mereka.

Inilah yang membuat Takemichi marah sekaligus malu. Pria tulen seperti dirinya ini dicap sebagai ratu?

Dan lagi, kejadian ini terjadi di tempat yang cukup sepi, namun masih ada beberapa warga yang lewat.



"Tolong bubarlah, apa kalian tidak maul berbuat seperti ini?" Tanya Takemichi lelah.


Salah satu dari mereka berdiri dan menjawab apa yang Takemichi tanyakan tadi.

"Tidak! Kami tidak malu, kau adalah milik Izana. Yang otomatis, kau adalah ratu kami." Jawabnya percaya diri.



Takemichi mengusak wajahnya, wajahnya yang lelah terlihat merah karena malu. Ingin rasanya ia melempar batu bata pada kepala dari masing-masing anggota anak berandalan yang mungkin dibuat oleh Izana dan Cs nya.



"Memang kalian yang tidak malu, tapi aku yang malu!!" Histeris Takemichi.


Rasanya saat ini mati adalah cara yang paling ampuh untuk membunuh rasa malu yang ada pada dirinya.



Takemichi meneteskan air mata, tubuhnya yang lelah terasa makin lelah lagi ketika dihadapi dengan masalah seperti ini.


"Kumohon, kembalilah, dan katakan pada Izana untuk bersiap malam ini." Ucap Takemichi meninggalkan mereka.



Wajah remaja yang mungkin satu tahun lebih muda dari Izana itu tersipu malu, mungkin dalam pikiran nya akan ada sesuatu hal yang akan terjadi nanti malam.

Seperti hukuman ranjang yang mampu membuat Izana bertekuk lutut pada Takemichi.



Yang pasti hal itu tidak akan terjadi.



Karena Tejo tidak akan merestui hal itu:)






































Malam yang penuh akan bintang menghiasi langit. Cahaya gemerlap kota semakin memperindah pesona yang dimiliki.

Takemichi duduk dengan gaya ala bapak-bapak Mafia, dengan secangkir kopi hitam ditemani kue kering di atas meja.

Tak lupa, di tangan kanannya telah tersimpan satu rotan panjang yang akan menjadi saksi bisu bagaimana satu adegan tidak senonoh terjadi.




Bukan kdrt say:)



Izana, Kakucho beserta dua Haitani yang telah kembali dari wilayah Roppongi duduk bersimpuh dibawah Takemichi dengan telinga yang telah memerah.

Satu benjolan kecil di kepala Izana terlihat sedikit menyakitkan. Tapi tidak bagi remaja yang satu ini.


"Jadi, apa itu Tenjiku?" Tanya Takemichi mengeluarkan death glare.


Keempat anak tadi tersentak, kepala yang menunduk tadi mereka angkat secara pelan, mata masing-masing berusaha melirik Takemichi yang sekerang mirip seperti seorang bapak yang menghukum putranya.


"Apa, kami tidak dengar." Ucap Rindou berusaha mengalihkan akar pembicaraan.



Takemichi menatap tajam pada Rindou yang sudah gelagapan. Ran yang berada di sampingnya mencoba untuk tenang.

"Kau tuli? Aku bilang apa itu Tenjiku. T.E.N.J.I.K.U." Jelas Takemichi.

Izana bangkit dari duduknya, ia berjalan kearah Takemichi yang masih duduk dengan nyaman. Wajahnya yang merah karena marah terlihat sangat cantik di mata keempat anak tadi.

"Takemichi, kau tau dari mana?" Tanya Izana pelan.


Takemichi menatap Izana yang telah duduk di sampingnya. Wajah nya terlihat seperti tak memiliki dosa ketika ia tersenyum pada Takemichi.

Detik itu juga, rasanya Takemichi ingin menampar adik pungut nya itu menggunakan nampan besi secara bertubi-tubi.

"Apa itu penting?" Takemichi bertanya kembali.


Izana menelan ludah kasar, meskipun ia berusaha untuk tenang, tapi tetap saja hal itu sulit dilakukan bila sudah berhadapan dengan si kanjeng.

"Tentu saja, lagipula aku tak pernah bercerita." Jawabnya.


Helaan napas panjang keluar dari mulut Takemichi. Rotan yang ia pegang tadi diletakkan pada meja. Satu tangan terangkat untuk mencubit pipi Izana.

"Kalian selalu saja membuatku pusing." Ucapnya sendu.

"Hari ini, ada sekumpulan anak berandalan yang menghampiri dan mengatakan aku adalah ratu mereka." Jelas Takemichi.

Keempat anak tadi, terlebih Izana yang duduk di sampingnya seketika langsung menggelap.



Ingatkan Izana dan yang lain untuk menghukum seluruh anggota nya nanti.






































Mulai sekarang panggil saya Tejo, jangan author.

Perintah mutlak dari Kanjeng harus di patuhi!!

Perintah mutlak dari Kanjeng harus di patuhi!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pinterest.

Sweet Babysitter [ Izana x Takemichi ] ✔Where stories live. Discover now