32. Kelana [I]: Pergi

Start from the beginning
                                    

Keduanya sudah pergi sejak pukul delapan pagi ini. Raka turut mengantar mereka ke bandara dan melihat para rombongan murid dan orang tua telah berkumpul di sana. Beberapa pengajar juga turut ikut di liburan kali ini. Menurut informasi yang dia dengar dari bisik-bisik para orang tua tadi, ada salah satu orang tua murid yang menyewa satu pesawat untuk rombongan mereka pergi.

Kini ia sudah kembali ke kantornya dan langsung menyelesaikan segera pekerjaanya bersama timnya. Raka hampir menyelesaikan satu proyek pembangunan gedung pusat perbelanjaan yang akan dibangun akhir bulan ini. Seluruh desainnya telah rampung dari hasil diskusi empat hari lalu, ia hanya perlu merevisi beberapa bagian kecil saja oleh satu grup pemilik gedung ini nantinya.

Setelah ia melepaskan kacamatanya yang membuatnya sedikit lelah itu, ia beralih pada ponselnya langsung. Melihat tak ada satupun notifikasi yang masuk, begitu membuka kolom pesan, ia juga tak mendapatkan balasan apapun.

Pesannya kepada Anora tak dibalas oleh gadis itu. Anora memang kerap membalasnya dengan lama, Raka tahu itu disengaja, tapi ia tak akan menyangka bahwa gadis itu tidak akan aktif selama tiga hari terakhir ini.

Matanya kini hanya menatap kosong layar ponselnya yang telah meredup itu. Hingga beberapa detik ia pergi jauh di sana, tiba-tiba saja lamunannya itu pecah begitu mendengar suara ketukan pintu dari luar.

"Masuk."

Terlihat satu anak timnya-Alden yang tengah memasuki ruangannya. Ia membawa satu gulungan kertas di tangannya.

"Ini beberapa udah ada yang kami revisi. Bangunan di arah timur udah kami sesuain sama permintaan terakhirnya."

Raka menerima gulungan tersebut, "Masih ada proyek lain habis ini?"

"Awal bulan nanti ada, Pak. Minggu depan kita mau tinjau lapangan, Pak," jelas Alden.

"Yaudah kamu istirahat duluan."

"Baik, Pak. Bapak, istirahat juga."

Tak ada waktu untuk hal tersebut. Maka, dengan cepat Raka mengambil gulungan tersebut dan melengkapi sedikit detailnya sebelum disetujui oleh kliennya.

Ia melewatkan makan siangnya kali ini, karena ada satu tempat yang harus ia kunjungi segera.

___________

Perjalanan menembus lalu lalang kendaraan di ibu kota siang ini memakan waktu sedikit lebih lama. Biasanya di jam makan siang ini, beberapa titik ditemukan kemacetan di jalanannya. Kali ini sedan hitamnya ia bawa ke salah satu tempat yang sudah tak asing lagi untuknya. Ia sampai di tempat tersebut.

Kosan Anora.

Raka memasuki halaman kosan tersebut dan pandangannya langsung tertuju pada lantai dua tersebut. Tempat terakhir ia melihat gadis itu dengan wajah paniknya meninggal pintu kamarnya.

"Ini... suami Anora, 'kan?"

Tanpa diketahuinya, satu orang lainnya bersuara di sampingnya. Raka menoleh dan mendapati penjaga kosan ini tengah menghampirinya. Ia tersenyum tipis padanya.

"Ibu ada?"

"Ada kayaknya. Bentar, panggil dulu ya."

butterfly disaster Where stories live. Discover now