Chapter 24 [END]

1.1K 66 8
                                    


Sudut pandang:
-Keegan
-Author


*Gambar/video hanyalah ilustrasi




.

















.

















🍁🍁🍁🍁🍁

Aku melihat Luna yang sepertinya terbangun dari tidurnya. Suhu ruangan benar-benar terasa panas. Aku juga meraskan kerongkonganku terasa mencekit.

Ini benar-benar sial. Kulihat ke arah balkon dan keadaan di luar gelap gulita. Salah satu pertanda buruk ialah dengan padamnya listik serta jaringan. Satu jam lebih kami berunding bersama-sama di ruang tengah untuk membahas apa yang akan kami lakukan selanjutnya tanpa listrik. Jika kami menyalakan genset, maka itu akan membuat kelompok lain terpancing dan kemungkinan menghancurkan gedung hasil judi ini. Maka kami sepakat untuk menjaga keamanan gedung tanpa lampu dan menjaga persediaan air.

Aku ijin pamit pada mereka untuk pergi ke kamar mandi. Sebuah kamar luas yang terdapat balkon di dalamnya. Sial. kepalaku tiba-tiba terasa pusing dan aku seprti ingin mengeluarkan sesuatu dalam mulutku.

Aku mengalami muntah-muntah dan sedikit terkejut dengan cairan pekat merah yang ikut keluar dari mulutku. Setelah membersihkannya, aku seperti merasaasakan perasaan putus asa yang membuncah. Rasanya kau juga ingin marah dan menghancurkan sesuatu dan yang kulakukan hanyalah meninju cermin yang memantulkan pantulan diriku yang menyedihkan ini.

Cermin rusak,, namun aku masih melihat pantulan diriku disana. Seorang lelaki dengan bola mata yang mulai memerah, kulit pucat dan napas terengah-engah sedang menatap diriku. Kemudian dengan segera aku membuka kaos yang melekat pada tubuhku ini kemudian membalikkan tubuh untuk melihat punggungku.

"Aku mendengar suara benturan dari sini."

Aku tahu itu Luna yang berbicara dan membuka pintu kamar mandi. Sesuatu yang buruk akan terjadi, aku telah terinfeksi, menjadi bagian dari salah satu mereka. Segera kumatikan cahaya lilin ini dan kembali memasang kaos tersebut. Beruntung listrik padam, sehingga Luna tidak melihat apa yang sebenarnya terjadi padaku.

"Keegan, apa kau baik-baik saj-"

Aku tidak tahan lagi, aku langsung memeluk Luna sehingga lilin yang ia pegang jatuh ke lantai, segera kuinjak api yang masih menyala pada llin tersebut.

"Umhh.." Luna bergumam dan balik membalas pelukanku.

Tuhan, bagaimana ini? Aku amat mencintainya sehingga aku tidak mampu untuk meninggalkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuhan, bagaimana ini? Aku amat mencintainya sehingga aku tidak mampu untuk meninggalkannya. Aku takut jika aku akan menjadi bagian dari mereka dan tidak melihat Luna sebagai gadisku lagi melainkan sebagai mangsa yang siap kulahap kapanpun. Gadis ini begitu kecil dan rapuh. Ia hidup dalam skenario ciptaan ayah angkatnya sendiri, Frederick. Dan sialnya, virus zombie tersebut tercipta olehnya dan Luna adalah objek penelitian terakhir dari ayahnya.

[3.1] The Apollyon [END]Where stories live. Discover now