Chapter 06

2.6K 224 80
                                    

50 vote for next chapt
Boleh dikoreksi jika ada typo

*****

Seorang gadis menggeliat dalam tidur, ia terbangun dari bunga tidurnya dan mencoba untuk duduk di tepian ranjang. Alluna mengerjapkan mata berkali- kali, dirasakannya kerongkongan yang kering membuat gadis itu langsung meneguk satu botol air mineral yang telah disediakan oleh Keegan. Alluna mengusap pinggiran bibir yang basar terkena air setelab ia minum, gadis itu mengedarkan pandangan hingga akhirnya matanya tertuju pada sedikit celah pintu.

"Dia tidak menguncinya." Guman gadis itu pada dirinya sendiri.

Alluna berjalan mendekati pintu, ia sedikit was-was dan ragu untuk membukanya. Pintu kamar memang sedikit terbuka, apakah Keegan lupa tidak menutupnya kembali?.

"Aku tidak peduli, ini kesempatanku."

Luna mencoba meyakinkan diri dan menarik engsel pintu hingga akhirnya pintu itu terbuka lebar. Luna keluar kamar dan tak menutup pintunya kembali. Ia berjalan mencari jalan keluar dari apartemen. Pandangannya mengedar tiap kali ia melangkah, entah itu melihat dekorasi ruangan ataupun waspada terhadap adanya seseorang yang lain. Keegan bisa saja menjebaknya bukan?
Hingga tiba ia di depan sebuah pintu yang tertutup rapat. Luna yakin ini merupakan satu satunya pintu untuk keluar daru unit. Dan sialnya lagi- lagi pintu menggunakan smartdoor. Luna tidak tahu password tersebut, sidik jarinya juga tidak terakses.

"Nona mau kemana?"

Luna terlonjak mendengar suara perempuan di belakangnya. Luna mencoba mengatur napas, apakah Keegan juga berdiri di belakangnya? Apakah Keegan akan marah? Apakah Keegan akan menghukum?

"Aku.. keluar." Ucap Luna dan berbalik badan. Gadis itu hanya mendapati satu orang wanita.

Wanita itu mengernyit "Ini masih sangat pagi dan larut, sebaiknya nona kembali beristirahat."

"Dia- ddia menyuruhku. Ya! Dia menyuruhku untuk keluar." Ucap Luna dengan tenang. Luna harus mengatur segalanya, dimulai dari aksen bicara, mimik wajah dan gestur tubuh. Ia tidak boleh terlihat curiga di hadapan wanita ini.

"Ah maafkan saya." Wanita itu maju dan berjalan ke samping Luna. Menekan beberapa angkanyang merupakan password dari smartdoor ini.

"Mr. Chrysander keluar rumah sekitar empat puluh lima menit yang lalu, saya tidak tahu jika beliau menunggu anda. Maafkan saya."

Apa itu? Pria gila itu pergi dari sini? Itu artinya Luna bisa leluasa untuk kabur. Ia tak sabar untuk bertemu ayah juga kehidupan normalnya sebelum bertemu Keegan.

"Anda tidak istirahat?" Tanya Luna, ia bersorak dalam hati.

"Saya mempunyai kebiasaan bangun pada sepertiga malam menjelang subuh. Apa nona perlu diantar?" Tanya wanita tersebut.

"Tidak-- tidak. Aku akan pergi sekarang." Luna keluar dari rumah, ia langsung melihat lorong apart yabg begitu sepi dan gelap. Luna membalikan badan dan melihat wanita yang sudah memasuki kepala lima ini masih berdiri dan tersenyum ke arahnya. "Terima kasih." Ucap Luna dan menutup pintu.

Luna memghirup udara luar unit. Masih ada beberapa tahap lagi. Batinnya. Luna tidak boleh terlalu bahagia, sekarang ia perlu mencari tangga ataupun lift yang akan mengantarkannya ke lantai bawah lalu setelahnya keluar dari gedung, setelah itu mencari jalan untuk pulang. Gadis itu paham jika alurnya tidak akan semulus itu, tanpa persiapan dan hanya bermodalkan tekad yang kecil, Luna meyakinkan diri jika ia bisa kembali bebas.

[3.1] The Apollyon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang