63. Renjun (Guanren)

7.6K 717 90
                                    

Aing tahu ini telat banget, tapi plis panggil aing Lulu, jangan Thor😭 berasa Avengers

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Minggu yang cerah, harusnya Renjun bisa bermalas-malasan sekarang namun sang ibu sudah mengomel untuk membereskan kamarnya. Maklum kemarin ia baru saja mengundang Haechan, Jaemin, dan Chenle untuk bermain di rumahnya, dan sialnya kemarin Jaemin sedang full energi, gimana gak hancur tuh kamar.

"Nana sama si gembul benar-benar, aturannya kan gue bisa malas-malasan." Renjun memunguti sampah-sampah plastik sisa makanan yang dibuat oleh teman-temannya semalam. Jika dipikir-pikir teman-temannya itu memang laknat.

"Apa ini?" Renjun tak sengaja menyinggung sebuah buku, ketika akan membuang sampah. Keningnya berkerut melihat selembar foto yang jatuh dari buku itu.

Bibir mungilnya tersenyum kecil. "Foto kak Qian?" Lelaki mungil itu tertawa mengingat kekonyolannya dulu yang suka diam-diam membuntuti kakak kelasnya itu. Renjun jadi teringat bagaimana bisa ia jatuh cinta dulu pada Kun.

Flashback on

Perasaan itu dimulai pada saat Renjun dipaksa ikut sepupunya untuk ke sirkuit. Sebenarnya malam itu Renjun sudah menolak, namun ia mengalah juga karena sepupunya mengimingi dia dibelikan boneka moomin. Renjun suka sekali karakter itu, jadi tak ada alasan lagi ia menolak.

Ketika sampai di sirkuit, tiba-tiba Renjun terpisah dari sepupunya, karena lelaki itu sedang mencari toilet, disaat berbalik malah tak menemukan sepupunya dimanapun lagi.

"Si Ziao kemana?" gumam Renjun mencari sepupunya. Lelaki mungil itu mendial nomor Ziao seraya berjalan tak tentu arah. Hingga akhirnya ia tersesat di tempat yang terlihat agak jauh dari sirkuit.

"Mau kemana dek?"

"Bening banget dah, cakep-cakep begini jalan sendirian aja."

"Mau kita temenin gak?"

Renjun menatap beberapa laki-laki itu dengan garang. " Dih, gak usah sok akrab, kita nggak kenal," delik Renjun.

"Galak bro," tutur salah satunya seraya meraih lengan Renjun, sontak lelaki itu menepisnya kuat.

"NGGAK USAH PEGANG-PEGANG, TANGAN LO BAU JIGONG!" 

"Suka nih gue yang galak-galak begini."

"Bacot!" umpat Renjun. Meskipun terlihat galak dan tak takut, dalam hati sebenarnya ia gemetaran sekarang. Ia berharap ada seseorang yang datang menolongnya.

"Bro,dia temen gue." Suara itu mengalihkan perhatian mereka semua, termasuk Renjun. Renjun mendapati sosok laki-laki tinggi menginterupsi mereka.

"Ouh temen lo Kun, gue kira barang taruhan orang," balas salah satunya. Mendengar itu Renjun langsung menginjak kaki orang itu dan lari. Melihat itu Kun tertawa, lalu menyusulnya.

"Kamu nggak papa?" Renjun sontak mundur ketika Kun mendekat. Karena mengerti ketakutan lelaki mungil itu, Kun mengulurkan tangannya. "Aku Qian, atau panggil Kun boleh, aku bukan orang jahat." Renjun hanya mengangguk, ia tak menjawab karena tiba-tiba matanya terkunci pada tatapan lelaki yang baru saja menolongnya.

"BONCEL, akhirnya ketemu juga! Ayo cabut, pacar gue mau tanding." Ziao—sepupu Renjun datang tiba-tiba menarik Renjun yang bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih pada Kun.

Flashback off

"Ahaha, dipikir-pikir kisah gue sama kak Qian udah berakhir sebelum mulai," gumam Renjun mengakhiri kenangannya.

Markhyuck-Twitter (✔️)Where stories live. Discover now