21. Tepat Waktu

18.7K 1.5K 34
                                    

Happy Reading
.
.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark tertawa melihat cuitan tweet dari orang tua Haechan dan orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark tertawa melihat cuitan tweet dari orang tua Haechan dan orang tuanya. Mereka berempat ternyata benar-benar akrab. Mark dengar dari Bubu, dulu mereka semua teman satu SMA. Johnny bersahabat dengan Jaehyun sedangkan Taeyong bersahabat dengan Ten. Sampai akhirnya saling jatuh cinta dan pacaran. Tentunya hubungan mereka awet dan sudah melalui berbagai rintangan hingga sekarang menikah dan punya anak.

Mark menutup ponselnya, pikirannya melayang. Andai saja dari dulu ia sudah kenal dengan teman Bubu dan ayahnya itu, pasti Mark sudah lama mengenal Haechan dan jatuh cinta pada pemuda itu. Sayangnya Haechan benar-benar tertutup, tak satupun yang tahu ia anaknya Seo.

Kalau dipikir-pikir benar apa yang dikatakan Jeno padanya. Dirinya sedikit bodoh, ah atau benar-benar bodoh. Saat ia dekat dengan Mina, Mark merasa hari-harinya menyenangkan. Ada orang yang ia ajak untuk makan, jalan, ataupun belajar bersama. Namun waktu itu saat Mina terpergok jalan dengan laki-laki lain, Mark tidak merasa marah, ataupun cemburu, padahal jelas status mereka pacaran.

Hingga akhirnya Haechan merubah segalanya. Melihat tweet pemuda itu dengan laki-laki lain saja membuatnya kesal sendiri, sampai akhirnya ia mengerti itu yang dinamakan rasa cemburu.

"Kak Melk." Mark menoleh mendengar Haechan memanggilnya. Lelaki berkulit tan itu selesai mandi, terbukti rambutnya basah.

"Bear, kenapa nggak dikeringin rambutnya?"

"Nggak ketemu hair dryer nya, kak." Mark terkekeh pelan, kemudian melangkah menuju meja belajar dan mengambil hair dryer dilaci.

"Dih, taruh hair dryer kok di meja belajar." Haechan mencibir, pantas saja tak ketemu.

"Duduk sini, Chan." Haechan menurut kemudian duduk di meja belajar Mark. "Kakak mau ngeringin rambut aku?" tanya Haechan.

"Iya, diam bentar ya." Mark sibuk mengeringkan rambut halus Haechan. Wangi aroma semangka tercium jelas. Ah ia mengerti Haechan pasti memakai sampo miliknya.

"Kamu pakai sampo aku ya?" Haechan menyengir, sampo milik Mark itu wangi, jadi ia pakai saja.

"Hehe iya kak, nggak boleh ya?" Mark mengerang tertahan. Menggabungkan dua hal yang ia sukai adalah tindakan ilegal. Sekarang bagaimana bisa ia menahan diri.

"Nggak papa, bear." Mark mematikan mesin hair dryer itu kemudian menaruhnya asal di mejanya. Pandangan Mark terkunci pada wajah Haechan, lelaki Canada itu menelitinya.

Pipi gembul yang halus, mata bulatnya, dan terakhir bibir plum Haechan. Sadar diperhatikan Haechan mendadak salah tingkah.

"Kak, kenapa liatin aku gitu?" Bukan berhenti Mark menarik kursi untuk duduk dan menarik kursi yang diduduki Haechan untuk mendekat.

"Nggak boleh aku liatin kamu?" Bukan begitu, ini masalahnya jantungnya sudah tak kuat.

"Chan."

"Hm?"

"Boleh nggak aku cium kamu?" Mark memperhatikan reaksi Haechan yang tampak sedikit terkejut.

"Kenapa nanya?"

"Karena sekarang aku pengen banget cium bibir kamu." Haechan tak bisa berkata-kata lagi, kenapa pacarnya itu to the poin sekali. Akhirnya Haechan mengangguk kecil tanda setuju.

Mark tersenyum tipis kemudian mendekat dan mengecup bibir plum yang telah lama ia tandai itu. Menjauhkan sedikit wajahnya Mark melihat ekspresi Haechan yang tampak merona.

"Maaf, bear, aku pengen lebih." Mark tak lagi mendengarkan balasan Haechan karena detik berikutnya Mark sibuk melumat bibir Haechan. Awalnya itu hanya lumatan-lumatan kecil hingga ciuman itu menjadi lebih intens dan menuntut. Mark menarik Haechan kepangkuannya, hingga reflek lengan Haechan melingkar di leher Mark.

Ciuman itu terlepas, karena Mark kini beralih pada leher Haechan. Deru napas membuat Haechan mengerang, dan reflek meremas rambut Mark. Tak sampai di sana, tangan nakal Mark menyelusup ke dalam kaos oversize milik Haechan, mengelus punggung mulusnya disana.

Mungkin mereka akan pindah ke ranjang, jika gedoran pintu tak menghentikannya. Disusul suara khas Jeno berteriak.

"ABANG, SARAPAN WOI! AWAS AJA LO BERDUA SALING SARAPAN DI DALAM! BUKA PINTUNYA!"

Mark menggeram kesal, sedangkan Haechan tertawa kecil.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***Jung Jeno tepat waktu gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Jung Jeno tepat waktu gaes.

Untung tidak terjadi hal yang iya iya😂

Btw nulis adegan gini pertama kali, sorry kalau nggak ngefeel.

Tbc

Markhyuck-Twitter (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang