Lembar 21

193 7 2
                                    

[AKHIRNYA]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[AKHIRNYA]

Dua insan yang kini berdiri saling berhadapan tak kunjung mengatakan sepatah kata pun dari bibir masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua insan yang kini berdiri saling berhadapan tak kunjung mengatakan sepatah kata pun dari bibir masing-masing. Keramaian taman kota seolah senyap dipendengaran mereka. Helaan napas terdengar dari salah satunya, sudah waktunya untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan, tapi kata yang harus dikeluarkan itu tertahan diujung lidah. Andai saja bisa semudah itu mungkin sejak dulu Arvin sudah mengatakannya.

"Gue selalu ada buat lu, kalau lu nggak lupa sama gue." Ujar Arvin pada akhirnya, setelah berdiam cukup lama dan membiarkan pikiran masing-masing mengisi kebisuan sesaat itu.

"Iya-iya, gue nggak akan lupain lu. Jaga diri, jangan jajan sembarangan. Kasihan bunda kalau lu sakit. Vin, makasih ya. Selama ini lu selalu ada buat gue, makasih buat semuanya."

Tanpa kata Arvin menarik Audi ke dalam dekapannya, membiarkan cewek itu menumpahkan perasaannya dalam hangat dekapannya, saat dinginnya kota Bandung menusuk tulang mereka.

Arvin tahu meski Audi menerima keputusan itu, dia tetaplah seorang anak yang masih mengharapkan keluarganya tak diisi orang lain. Audi tetap mengharapkan papanya kembali melengkapi keluarga mereka. Namun, mana mungkin dia bisa mengutarakan perasaan itu pada mamanya. Sama halnya Audi mencoba menghancurkan kebahagiaan mamanya untuk kedua kalinya.

"Nangis aja, nggak apa-apa. Gue tau semua itu berat, lu bisa nangis sepuasnya. Nggak akan gue ejek."

Bugh, pukulan pelan Audi layangkan pada dada Arvin. Kesal tentu saja, berkata seperti itu sudah membuatnya kesal. Sungguh merusak suasana, dia kan tidak jadi sedih karena hal itu.

"Gue bakal kangen lu, jangan bego-bego selama gue nggak ada. Lu tuh pinter tapi begonya juga kelewatan." Racau Audi, sambil sesekali mengusap hidungnya yang berair.

"Lu juga sama begonya, jangan sampai lu biarin dia lolos gitu aja kalau ketemu, gue dukung lu buat habisin Aldi."

Audi mengangguk, dia tidak akan membiarkan Aldi lolos begitu saja. "Gue hajar sampe mampus, kabarin gue setiap saat. Gue harap lu juga bisa melepas kejombloan."

ARVIN: Kejebak Friendzone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang