Lembar 14

235 12 0
                                    

[NGOMONGIN MASA DEPAN]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[NGOMONGIN MASA DEPAN]


Menuju ujian semester Arvin tak hanya disibukkan dengan belajar untuk ujian itu, tapi juga untuk mengerjakan tugas-tugas OSIS nya. Mengurus banyak proposal yang diajukan untuk para donatur yang akan membiayai kegiatan mereka.

Arvin terbatuk beberapa kali, Bandung di masa penghujan memang tidak bagus untuk kondisinya saat ini. Udara dingin yang terkadang membuatnya tidak bisa tidur karena batuk yang tak berkesudahan, hidung yang mampet. Lengkap sudah penderitaannya, gara-gara sibuk dengan tugas-tugasnya Arvin sampai lupa menghabiskan waktu bersenang-senang bersama kedua karibnya.

Ingin dia mengenyahkan semuanya dan tidak peduli, tapi karena sudah menjadi tanggung jawabnya Arvin tak bisa lepas begitu saja. Rumahnya kembali sepi setelah Alan kembali ke Jogja untuk mengurus kuliahnya. Arvin hanya tinggal bersama ibundanya saja, ayahnya ada dinas luar kota.

Arvin mengurut dadanya yang mulai sesak karena hawa dingin, padahal penghangat di kamarnya sudah dinyalakan, dia juga sudah berpakaian yang cukup tebal. Sweater bahkan sampai memakai kaos kaki, hujan tidak berhenti sejak pagi. Suhu udara pun semakin turun saat malam beranjak.

"Spadaa!!" Teriakan yang sungguh familiar membuat lamunannya buyar.

Darell dan Azmi menenteng kresek yang penuh dengan makanan. Meski Arvin tak akan ikut menikmatinya. "Kenapa nggak bilang mau nginep?" Tanya Arvin dengan suara seraknya.

"Kan biar surprise, eh lo nggak apa-apa nyet? Mau gue panggilin nyokap lo nggak?" Darell yang peka segera menghampiri Arvin dan membantu cowok itu pindah ke kasur.

"Bau rokok jaket lo, ganti dulu Rell." Darell mencium dirinya sendiri sadar apa yang dikatakan Arvin. Dia langsung membuang jaketnya dan mengganti bajunya dengan baju milik Arvin.

"Serius lo nggak apa-apa, Vin? Napas lo bunyi, inhaler lo mana?" Azmi mencari benda yang mungkin dibutuhkan oleh Arvin dan memberikan pada cowok  itu setelah menemukannya di atas meja belajar.

"Pake dulu biar nggak sesek."

Arvin menerima inhaler miliknya, dan menggunakan benda itu. Setelah menggunakannya Arvin merasa sedikit lega, meski sesaknya cukup bertahan di rongga dadanya.

ARVIN: Kejebak Friendzone ✔Where stories live. Discover now