Taeyong menipiskan bibirnya kesal, namun masih berusaha mempertahankan senyumnya, "Kau masih bisa melihatku dari sudut manapun, Eunwoo."

"Baiklah." Eunwoo mengangguk patuh, senyum tak luntur dari bibirnya, tangannya terangkat mengacak pelan rambut Taeyong, "Jangan lama-lama ya, Sayang."

"Sayang kepalamu!" gerutu Taeyong pelan, seiring langkah Eunwoo menjauh untuk duduk di tempat yang Taeyong maksud.

Mendengar pekikan kecil dari para pegawainya membuat mata Taeyong menatapi mereka satu-persatu, tersadar akan tatapan tajam dari atasan mereka, para pegawai itu menunduk dan bubar menuju posisi mereka masing-masing.

Taeyong menggelengkan kepalanya, lalu kembali pada pekerjaannya. Lalu tak lama terdengar pintu terbuka, Taeyong menoleh dengan cepat.

"Selamat Datang, Nona," sapa salah satu pegawai pada pengunjung itu.

Sedangkan Taeyong, wajahnya berubah datar ketika melihat siapa yang datang. Setelah menatap dengan dingin, Taeyong kembali memalingkan wajahnya ke arah lain.

Wanita itu, Tzuyu juga berbalik membelakangi Taeyong sembari melihat-lihat pakaian yang dibuat dari brand milik Taeyong. Tangannya mengambil beberapa pakaian yang terlihat menarik di matanya.

"Selamat atas peluncuran brandmu," ucapnya membuka suara. Taeyong sama sekali tak berniat membalasnya.

Tzuyu melirik sekilas pada Taeyong yang mengabaikannya, lalu matanya beralih pada foto Jaehyun yang dipajang dengan bentuk begitu besar. Tak hanya Jaehyun, di situ ada Chaeyeon, Jennie dan Sehun juga.

Ujung bibirnya tertarik sedikit, "Pasti menyenangkan bagimu, orang-orang yang menyokongmu adalah orang berpengaruh di Korea," ucapnya, sembari melihat-lihat pakaian yang terpajang.

Taeyong mengernyitkan keningnya, lalu menoleh pada Tzuyu, "Menyokong? Apa maksudmu?"

Tzuyu juga menoleh, menatap Taeyong yang kini menatapnya tajam, lalu dagunya menunjuk jejeran foto yang dipajang pada butiknya.

"Mereka berempat selalu masuk setiap tahun ke dalam jejeran orang-orang paling berpengaruh di Korea."

"Lalu? Kau iri?" Taeyong tersenyum mengejek pada Tzuyu.

"Apa?"

Tak ingin beradu urat, Taeyong memilih kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya, "Cepatlah pergi jika kau sudah selesai," ucapnya.

"Beginikah pelayanan brand dari LTY? Cukup buruk." Tzuyu terkekeh dengan maksud mengejek.

Taeyong mengangguk, tak memperdulikan ucapan Tzuyu yang sepertinya berniat memancing emosinya, "Memang, apalagi jika pelanggannya adalah kau."

Terdengar decakan dari bibir Tzuyu, Taeyong tak perduli itu adalah bentuk ejekan atau semacamnya, "Harus kuakui, pakaian-pakaianmu tidak buruk," ujar Tzuyu, yang Taeyong yakini tak tulus memuji.

"Iya, yang buruk hanya hatimu."

"HEI!" seru Tzuyu marah saat mendengar sahutan Taeyong. Matanya melotot marah.

"APA?!" balas Taeyong tak kalah nyaringnya. Oh tentu saja Taeyong akan membalas jika sang lawan sudah berteriak seperti itu padanya. Para pegawai Taeyong yang melihat mengerjap takut.

"Sayang, ada apa?" Suara berat yang terdengar lembut masuk pada indera pendengaran keduanya.

Terlebih Tzuyu, wanita itu langsung menoleh ke samping Taeyong, saat dirinya melihat seorang pria merangkul bahu Taeyong dengan berucap lembut. Matanya menatap lekat wajah pria itu, karena merasa tidak asing.

"Tidak ada." Taeyong menggeleng pelan pada Eunwoo yang datang merangkulnya, matanya kembali melirik pada Tzuyu, "Pergilah jika kau sudah selesai," ucapnya, lalu menarik tangan Eunwoo untuk menjauh dari Tzuyu.

Back To You (JAEYONG)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora