33. Fall

3 5 0
                                    

"Kebahagiaan baru datang ke kehidupannya. Kini semesta sudah mau memisahkan mereka kembali."

♡♡♡

"Kalau lo tiba-tiba dapet malapetaka atau keanehan yang terjadi di diri lo. Kabarin gue ya! Karena kita melewati nya barengan. Kena nya juga barengan berarti"

"Hmmm iyaa deh iyaa.. udahkan gitu doang? Oke Bye!"

Danil memutuskan telfonnya.

"Vanoo!! Sarapaann dulu..." teriak mamanya dari bawah

"Iyaa mah" jawab Vano

Lalu Vano keluar dari kamar dan hendak turun.

Vano menuruni tangga lebar yang berada di tengah rumahnya. Dia berjalan sangat hati-hati tapi tiba-tiba langkah kakinya terpleset di salah satu tangga, dan membuatnya terjatuh berguling-guling di tangganya yang cukup lebar karena rumahnya sudah tampak seperti istana.

Vano terjatuh berguling-guling hingga ke lantai dasar.

Syok! Mia terkejut melihat anaknya terjatuh dari tangga sebesar dan setinggi itu.

"VANOO!!" Mka langsung bergerak menghampirinya.

Dahinya bercucuran darah, dan kakinya terseleo.

Bukannya pingsan atau nangis kesakitan, Vano malah melamun saking syoknya. Baru saja dia bilang sama Danil. Dia duluan yang kena. Matanya membulat sungguh sangat terkejut. Ia melihat dari atas tangga.

"Vanoo!! Kamu ga papa? Aduhh sakittt yaa! Pak satpaaamm!! Anterin Vano ke rumah sakitt!" Teriak Mia heboh

Dari tadi Vano masih syok melamun dan melihat ke atas. Bisa bisa nya dia tetap terjatuh. Disaat langkahnya benar-benar ia jaga dengan hati-hati.

Malapetaka itu benar-benar datang.
Pak Parjo datang. Dia pun bersama dengan Mia memapah Vano hingga masuk ke dalam mobil.

Pak Parjo melajukannya hingga menuju rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit terdekat. Vano dirawat.

Untung saja tidak terlalu cedera parah. Kakinya masih bisa dibuat jalan. Hanya lecet sedikit bagian sendi pergelangan kakinya akibat terseleo dan terjatuh dari tangga.

Vano dari tadi terdiam. Di dalam mobil pun dia terdiam. Tiba-tiba ada chat dari Malta.

"Vanoo, aku otw ke rumahmu yaa"

"Jangann!"

"Lah kenapa?"

"Aku sama mama lagi pergi. Gaada dirumah. Pak parjo juga ikut kami. Bibi lagi pulang di rumahnya"

"Yah, terus kamu kapan pulang?"

"Kalau kangen besok aja di sekolah yaa, maaf banget"

"Oh gitu yaaudah"

Vano menyudahi chatnya.

Sesampainya di ruang makan. Vano makan bersama mamanya.

"Itu tadii kamu kenapa bisa terjatuh gitu sih van? Biasanya juga kamu selalu hati-hatii buat jalan" omel mamanya panjang lebar

"Vano udah hati hati mah. Tapi tiba-tiba kaki Vano terpleset sendiri. Mamah percaya Vano? Atau masih mau omelin Vano lagi?" Tanya Vano

"Mana ada kaki kepleset sendiri. Halu kamu!" Canda mamannya

Vano lagi ga mood banget tiba-tiba.

"Mah, kalau tiba-tiba Vano ninggalin mama? Mama ikhlas?" Tanya Vano mengeluarkan topik yang diluar dugaan

"Ya jelas enggalah. Mana ada mama yang ikhlas ditinggalin anaknya. Tapi kalau memang sudah takdir tuhan, ga ada yang bisa nolak. Hanya sedih dan tidak rela" tukas Mia

"Ini Vano ngomong beneran ya jangan dianggap bercanda. Kalaupun nanti setelah ini atau kapanpun Vano tiba-tiba ninggalin mama. Vano cuman mau bilang aja. Makasih udah jadi mama terbaik Vano. Dan makasih udah melahirkan dan membesarkan Vano sampai detik ini" ucap Vano

"Kamu kenapa si? Kepala kamu habis kejedot lantai ya? jadii aneh gitu?" Tanya Mia heran

"Vano serius mah, terserah ya mama mau percaya atau engga. Setelah ini, jangan kaget kalau hal kayak tadi terus terjadi di diri Vano." Ucap Vano langsung beranjak dari kursinya dan berjalan memincang menuju kamar yang paling bawah.

Karena Vano masih tidak bisa naik ke atas kamarnya dengan kakinya yang lagi sakit ini.

Vano mengunci pintu kamar itu dan beranjak di atas kamar.

Ia mengeluarkan ponselnya yang sudah dibawakan oleh Pak Parjo tadi sebelum makan.

Dia sungguh sangat kepo dengan tempat tadi. Hal malang benar-benar telah terjadi di dirinya tanpa ia sadari. Padahal ia sudah berhati-hati.

Dia meng searching tempat yang ia lewati tadi di goggle maps. Ia heran. Bahkan map saja tidak menunjukan adanya jalan itu.

Sungguh sangat diluar dugaannya bisa lewat ke jalan itu dan melewati gerbang itu hanya karena mengincar bensin.

Vano mengambil sebuah buku kosong dari laci meja samping kamar itu. Dan mulai menulis hal yang telah terjadi mengenainya. Dan yang pertama adalah jatuh dari tangga.

"Kayaknya gue tetep harus siap deh, nerima kenyataan kalau umur gue ga akan panjang. Dan gue harus tegar menerima semua kemalangan itu. Tapi gimana dengan Malta?" Vano mengacak rambutnya kesal dan frustasi.

Dia juga tidak ingin meninggalkan Malta tiba-tiba. Kebahagiaan baru datang ke kehidupannya. Kini semesta sudah mau memisahkan mereka kembali.

Dua wanita yang tidak ingin ia tinggalkan. Yakni, mamanya dan Malta. Dua wanita yang sangat ia sayangi dan cintai.

Mamanya sudah diberitahu mengenai situasi dan kondisi yang terjadi. Tapi bagaimana dengan Malta. Ia masih belum siap untuk mengabarinya.

Esok hari tiba. Vano berangkat ke sekolah dengan diantar pak Parjo. Karena kakinya belum pulih sempurna untuk menaiki mobil sendirian.

Vano masuk ke dalam kelas. Lalu matanya berpas-pas an dengan Malta yang lagi mengarah ke pintu kelas.





♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now