29. Proud

4 5 0
                                    

"Tidak banyak orang bisa mengakui kesalahannya sendiri dan meminta maaf. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan ego dan gengsi daripada untuk meminta maaf"

♡♡♡

Mika juga syok kaget mendengar kebenarannya.

"Oh jadi karena itu makanya gue lihat mata Siska sembab" ucap Mika

"Iyaa, gue juga baru liat dia nangis gara-gara gue. Gue emang cowok brengsek. Mal, lo boleh lepasin gue kalau lo juga tidak terima dengan kebenarannya" ucap Vano melas

Dia sudah pasrah dengan keputusan dari mulut Malta. Malta korbannya, ia juga yang harus menentukan hukuman yang terjadi.

"Lo udah minta maaf ke Siska? Dan lo lepasin dia? Demi gue?" Tanya Malta

"Iyaa, gue udah minta maaf karena tidak bisa menuntaskan janji itu. Gue juga minta maaf karena udah buat dia sesayang itu sama gue sampai melakukan hal segila ini dengan lo. Tapi gue memang benar-benar tidak bisa melanjutkan semuanya. Baik untuk Siska maupun lo. Keputusan ada di tangan lo Mal. Semua salah gue. Lo juga harus hukum gue, karena udah mempermainkan dua perasaan" ucap Vano

Malta menoleh ke Mika dan tersenyum. Mika paham akan maksud kode-kode tatapan dari Malta.

"Ehm, gue laper nih, gue ke kantin duluann yaa.. bye" ucap Mika langsung keluar dari ruangan dan menuju ke kantin.

Malta menggenggam tangan Vano.

"Lo hanya mempermainkan perasaan Siska. Lo ga mempermainin gue. Jadi, gue juga ga akan nglepasin lo. Apalagi, lo udah relain Siska demi gue. Gue happy banget dengernya" ucap Malta tersenyum

"Serius lo ga marah? Gue jadi udah bohongin lo tentang kebenaran yang terjadi malam itu" ucap Vano

"Gue juga pernah bohong kali Van. Dan kesalahan lo itu juga pernah gue lakuin. Makanya gue entengin semuanya. Dan gue bener-bener ga akan nglepasin lo dari tangan gue." Ucap Malta

Vano langsung memeluk Malta.

"Makasiih Mal, lo baik banget. Makasiih yaa. Gue bener-bener bangga punya lo" ucap Vano tersenyum

"Samaa, gue juga bangga punya lo. Cowok yang mengakui kesalahannya dan minta maaf itu jarang banget ditemui. Rata-rata semuaa penuh ego dan gengsi. Jadii, gue terkesan melihat pilihan yang lo lakuin sudah sangat tepat." Ucap Malta membangkitkan semangat dari diri Vano.

Vano tersenyum lalu ia mengecup kening Malta singkat.

"I love u Mal" ucap Vano

"I love u more Vano" jawab Malta

"Ke kantin yuk, nyamperin Mika. Sini biar gue bantu jalan" ucap Vano

"Iyaa, gue udah bisa berjalan sendiri kali. Tadi latian bareng bi Lala." Kekeh Malta

"Wahh, habis ini bakal bisa balik ke sekolah lagi dong." Ucap Vano

"Iyaalah, boring tau di kamar RS mulu" ucap Malta tersenyum riang

Lalu mereka pun berjalan perlahan menuju kantin.

♡♡♡

Lusa pun telah datang. Dan kini, Malta telah sembuh total. Dia kembali ke sekolah. Sementara Siska, masih menjalani hukuman diskor selama seminggu.

Dengan kembalinya Malta di sekolah membuat semuanya terkejut. Terlebih dengan Meza yang selama ini mengkhawatirkannya. Vano memutuskan untuk menyembunyjkan kasus ini pada yang lain.

Malta bilang kalau dia kembali ke Jakarta. Padahal, selama ini dia dirumah sakit.

"Oleh-olehnya manaa kalau habis ke Jakarta?" Tanya Meza

"Adaa, dirumah tapi lupa bawa" kekeh Malta

"Halahh, yaudah deh. Yang penting lo udah kembali. Jangan lupa besok sabtu kita berangkat Camping" ucap Meza

"Oh iyaa ya, yaudah nanti kita berangkat bersama dan duduk di bis barengan" ucap Malta

"Siap" tukas Meza tersenyum

♡♡♡

Sabtu pagi pun tiba, yang lain telah bergegas berangkat masuk ke bis sedangkan Vano dan Danil menyusul. Vano datang ke rumah Danil pagi-pagi.

"Udah siap Nil?" Tanya Vano

"Gue sih udah. Mama? Udah?" Tanya Danil

"Udah juga" jawab Winda

"Yaudah ayo kita berangkat." Ucap Vano

"Lo naik mobil sendiri aja Van, biar gue sama mama naik mobil sendiri juga." Ucap Danil

"Okey kalau gitu" ucap Vano

Ia langsung memasuki mobilnya. Begitupula Danil dan Winda. Kedua mobil itu telah berjalan menuju ke pengadilan.

Acara perceraian Lio dan Winda telah berlangsung di Pengadilan. Vano berada disamping Danil dan menguatkannya.

"Lo gapapa kan?" Tanya Vano

"Iyaa gapapa, thanks ya lo udah nemenin gue buat dateng ke pengadilan" ucap Danil

"Gue bakal slalu ada buat lo Nil" ucap Vano tersenyum

Sidang pun berjalan dengan lancar. Kini mereka berdua telah resmi bercerai. Tidak ada hak lagi untuk Lio kembali ke rumah itu. Apalagi untuk memecah belah keadaan.

Semua sudah berjalan kembali melalui hukum. Tidak akan ada lagi perpecahan dan barang yang berceceran karena pertengkaran.

Semua akan kembali tenang begitupula yang mereka inginkan selama ini.

Mereka bertiga pun pulang. Setelah mengantarkan Winda kembali ke rumah. Danil dan Vano berangkat menuju tempat percampingan. Meskipun agak jauh, namun mereka berangkat bersama dan tidak saling meninggalkan.

Sedangkan kini Malam telah tiba. Acara api unggun akan dimulai. Belum ada tanda-tanda kehadiran Vano dan Danil disana. Malta mulai cemas. Ia sempat ingin menghubungi Vano, tapi ia lupa kalau posisinya sekarang ada dihutan. Jadi tidak ada sinyal sama sekali.




♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now