30. Surrender

4 5 0
                                    

"Semesta tidak mengizinkan kalian berdua bersama. Kalian tidak ditakdirkan untuk bersama dan hanya ditakdirkan untuk bertemu dan mengenal satu sama lain."

♡♡♡

Tak lama kemudian, mereka berdua datang. Mereka langsung duduk di lingkaran anak-anal yang tengah menyaksikan api unggun. Suara musik telah mengalun mengisi suasan malam yang terasa sangat dingin.

Dari arah kejauhan, Malta melihat Vano dan Danil telah datang. Ia tersenyum mengarah ke Vano yang juga menatapnya.

Vano mengacungkan jempolnya. Tanda sudah beres. Malta tersenyum mengangguk dan lega mendapati jawaban itu.

Acara api unggun pun dimulai. Beberapa anak maju ke depan untuk menampilkan sesuatu. Mulai dari pelawak, singing, dancing, dan semuanya.

Vano telah melihat Siska sudah kembali dari masa discornya. Dia juga mengikuti camping ini. Sedikit resah, dia harus melindungi Malta. Tapi karena berbeda transpotasi, dia menyuruh Mika untuk tetap mengawasi setiap gerak-gerik Siska.

Tiba-tiba, giliran Mika yang maju. Circlenya Mika bertepuk tangan dan menyoraki Mika yang akan maju menampilkan sebuah lagu. Dia akan menyanyikan lagu sebagaimana kisah cintanya.

Tertawan Hati

Sudah kucoba sepenuh hati
Untuk menjadi malaikat
Menepikan perasaan
Runtuhkan egoku
Namun sayapku remukkan

Bila kutanya pada diriku
Mengapa aku bertahan
Menerima keadaan yangbtak baik saja
Memaksakan segalanya

Sakit... tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Bila habis tak bersisa
Tapi tak mampu ku menyerah
Tertawan hati

Oooo....

Tak mau kehilangan
Tapi lelah berjuang
Bukankah rumah tempatku bersandar
Sendiri ku tak bisa
Bersama ku tersiksa
Kini kenyataannya
Kita tak baik saja

Sakitt.. tak sanggup
Sadarkah kita terlalu hancur
Bila habis tak bersisa
Tapi tak mampu ku menyerah
T

ertawan hati.. uoo

Sadarkah kita terlalu hancur
Bila habis tak bersisa
Tapi tak mampu ku menyerah
T

ak mampu ku menyerah
Tertawan hati..

~

Lagu pun tersudahi, semuanya bersorak dan tepuk tangan karena suara syahdu dan merdu dari Mika membuat hati bergetar semua. Apalagi yang dibawakan adalah lagu galau. Cocok membuat malam yang dingin itu menjadi malam kegalauan.

Berdasarkan dari lirik lagu, rasa-rasanya lagu ini diperuntukkan ke Danil. Siapalagi orang yang dia sukai selama ini kalau bukan Danil. Semua orang bahkan juga tau kalau lagu itu memang teruntuk Danil.

Dia ingin menyerah namun tak bisa. Hanya semestalah yang akan memberikan jawabannya. Akankah dia harus mencari yang baru atau tetap mencintai Danil.

Terkadang semesta membuat kita berputar-putar mencari tau jawaban yang pasti. Tapi ternyata ada makna dibalik semuanya. Kehadiran Mika memang masih berguna di sisi Danil. Apalagi mengenai kabar bila Danil telah melepaskan papanya dari rumah itu. Sisi Danil yang sendiri butuh orang yang menemani.

Dan untuk hubungan. Rasanya semua itu tidak perlu. Seseorang bila sudah yakin dengan perasaannya dia akan secepatnya berusaha memiliki.

Namun, bila tidak ada kejelasan sama sekali. Itu berarti Semesta tidak mengizinkan kalian berdua bersama. Kalian tidak ditakdirkan untuk bersama dan hanya ditakdirkan untuk bertemu dan mengenal satu sama lain.

Mika kembali duduk di samping Neva.

"Lagu itu, untuk Danil kan?" Tanya Neva menggodanya

"Tau aja lo" kekeh Mika

"Tapi tadi Danil nonton kok. Tuh dia, udag dateng sebelum lo maju" ucap Neva

"Hah? Dia udah dateng. Aduh, jadi malu gue. Kelihatan banget kalau tuh lagu buat dia" ucap Mika resah

"Sans aja kali. Cuman lagu. Gapapaa, dia juga paham kok." Ucap Neva

"Iyaa sih Va" tukas Mika pasrah

Penampilan terus berlangsung hingga berakhir dengan sempurna. Karena sudah merasa lelah, mereka semua pun tidur di tenda masing-masing.

Keesokan harinya, pagi-pagi mereka lanjut dengan jogging mengitari area camping. Dengan bekal minuman yang cukup sepanjang perjalanan.

Pasukan telah dibimbing dan dipantau dengan kakak pembina. Semua berjalan mengitari area selama 4km jauhnya.

Vano dan Malta berjalan bersama layaknya hari pertama mereka date adalah jogging date. Vano memang sengaja mengawasi Malta, berhubung kaki Malta juga habis terluka. Jadi dia ngawasin terus takutnya dia akan lemas di tengah perjalanan dan butuh bantuannya.

Setengah perjalanan telah mereka tempuh.

"Cape ga? Kalau cape, istirahat dulu aja atau engga gue gendong?" Tanya Vano menawarkan bantuan

"Enggausah kali Van. Gue kuat kok. Kan gue udah sembuh" ucap Malta

"Tapi kan baru sembuh Mal, takutnya lemas lagi" ucap Vano

"Engga kok. Semangat nih! Lagian juga ga panjang-panjang banget area nya." Ucap Malta

"Heem" jawab Vano mengangguk

"Jadi keinget sama bunga yang pernah lo petik waktu itu Van" ucap Malta

"Ohh waktu kita jogging bareng ya. Disini banyaknya daun." Ucap Vano melihat ke sekeliling.

"Iyaa, tapi udaranya sejuk yaa" ucap Malta

"Namanya juga hutan Mal, aneh kalau panas" kekeh Vano

Malta mengeluarkan ponselnya, dan mereka selfi ditengah perjalanan.

"Kerenn ya, gaada sinyal sama sekali" ucap Malta

"Naik pohon dulu sana jadi monyet, baru nanti ada sinyal. Mana ada sinyal Mal, semua terhalang pohon. Tuh pohonnya gedhe-gedhe" ucap Vano

"Disini juga banyak jurang yang curam ya Van. Kalau nggelundung, mati ga ya?" Tanya Malta

"Oh ya jelas. Ibaratnya kayak lo jatuh dari gedung" tukas Vano

"Wih seremm" kekeh Malta lalu tersenyum mendapati cerita dari Vano

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now