11. Alone

5 7 0
                                    

"Tidak perlu orang baru. Karena untuk mengenali kisahku saja sudah berat, apalagi untuk menerimanya"


♡♡♡

Malta mengangguk. Danil tiba tiba terkekeh kecil.

"Kenapa? Ga percaya?" Tanya Malta

"Percaya. Buktinya lo bisa ada disini. Makanya gue percaya." Ucap Danil

"Gue pernah menjadi semuanya seperti orang orang itu" ucap Malta sambil menunjuk ke bawah.

"Tapi ada ga? Satu orang yang benar benar beneran dihati lo?" Tanya Danil

"Belum adaa. Semua bagi gue masih sama. Dan gue juga sama sperti orang orang itu" ucap Malta

"Yaudah lupain aja apa yang terjadi hari ini" ucap Danil

"Kenapa? Tentang kisah lo? Gapapa, aman kok sama gue. Gue ga bocoran." Ucap Malta

Danil pun terpejam. Dia sudah pusing berat. Dia benar benar akan tepar setelah ini. Dia tidak memedulikan kembali apa yang Malta dengar saat itu. Mengetahui, Danil sudah tepar disana. Malta pun berjalan kembali dan hendak turun.

Berpaspasan dengan Uva dan teman-temannya.

"Loh kok udahan?" Tanya Uva melihat Danil yang sudah tepar di sofa dan ditinggal sendiri

"Iyaa cuman bahas tugas kelompok doang" jawab Malta mengarang

"Oh gitu, btw lo orang baru ya?" Tanya Uva

"Iyaa kok tau?" Tanya Malta

"Saking seringnya gue kesini, jadi gue hafal wajah pengunjung sini" jawab Uva

"Ouh gitu, yaudah. Gue pulang duluan ya kalau gitu" ucap Malta

"Eh wait wait, save no gue dulu dong. Biar gue nanti infokan kalau ada apa-apa disini" ucap Uva

"Ehmm menarik, boleh juga. Nih" ucap Malta mengeluarkan ponselnya

Uva mengetikkan nomernya di ponsel Malta. Lalu ngetc melalui wa.

"Nih, thanks ya. Welcome back kalau mau disini lagi." Ucap Uva

"Punya lo ya?" Tanya Malta

Uva mengangguk.

"Iyaa, lainkali gue bakal kesini lagi kok. Berhubung gue ada urusan, jadi gue pulang lebih cepet" ucap Malta

"Siap siap" ucap Uva mengangguk

Malta pun pergi meninggalkan mereka disana.

♡♡♡

Hari Sabtu pun tiba. Waktunya kerja kelompok.

"Kumpul di rumah gue dulu ya, kerja kelompoknya. Udah tau kan?"

Chat tiba-tiba dari Vano mengejutkannya.

"Eh iya siap, habis ini gue ama Meza otw kesana"

Tak ada balasan dari Vano. Membuat Malta ngedumel sendiri lagi.

"Ini orang punya hati apa batu sih? Sesingkat itukah keperluan dia? Oh. I know! Lo mau main-main ya sama gue?! Okeeh! Gue juga bisaa! Ga cuman lo doang!" Dumel Malta menggerutu kesal di kamar

Lalu Malta pun mandi dan bergegas untuk berangkat. Setelah itu, Meza datang dan mereka berangkat bareng menuju rumah Vano.

Sesampainya mereka berdua disana. Sudah ada Danil yang tertidur di Sofa ruang tamu Vano.

Malta dan Meza terkejut melihatnya.

"Kasian banget, dia pasti kecapean" ucap Meza berbisik pelan di telinga Malta

"Bergadang percaya!" Tukas Malta

Vano melihat hal itu, merasa tidak nyaman. Lalu, dia membangunkan Danil.

"Oii Nil! Bangun coy! Anak anak udah pada ngumpul nih. Buruan sana mandi! Berangkat" ucap Vano membangunkannya

Danil pun mengerjapkan matanya lalu menguap. Meluruskan tangan-tangannya dan bersiap untuk mengembalikkan nyawanya.

"Udah semua? Tinggal nungguin siapa?" Tanya Danil

"Nungguin lo" jawab Malta langsung duduk di sofa depannya bersama Meza

"Yaudah, tungguin gue bentar" ucap Danil langsung berjalan ke atas

Vano pun menuju dapur dan mengambilkan mereka minum.

"Itu Danil emang sering kesini ya?" Tanya Malta pada Meza yang lebih mengetahui berita berita yang ada disekolahnya

"Iyaa, mereka deket udah seperti saudara kandung sendiri. Rumah Danil juga ga jauh jauh dari sini" ucap Meza

"Ooo" ucap Malta menanggapinya

Tak lama kemudian, Vano datang membawa minuman dan cemilan.

"Udah pada sarapan belum?" Tanya Vano

"Udah," jawab Malta dan Meza kompak

"Yaudah, diminum dulu sambil nungguin Danil" ucap Vano

Setelah itu Vano mengeluarkan ponselnya dan bermain hp sendiri. Tanpa mengajak ngobrol para ciwi yang datang jauh jauh menuju rumahnya.

Malta melihat arah mata Vano yang terpaku ke ponsel terus tanpa menoleh sedikit pun ke dirinya. Dia sudah benar-benar melupakannya.

"Nyokap lo kemana?" Tanya Malta yang membuat Meza curiga dan heran.

Seolah-olah seperti Malta sudah pernah kesini dan bertemu dengan nyokapnya Vano.

"Kerja," jawab Vano singkat

Tak digubris lagi olehnya setelah itu. Yaudah mereka pun lanjut mengobrol berdua. Membahas tentang dunia per Kpopan dan dunia per Korea an.

"Kalau misal Nct Dream nanti konser kesini. Kita samperin yaa" ucap Meza

"Siap siap. Nanti kalau bisa kita bolos sekolah aja demi mereka" jawab Malta

"Sekolah itu penting. Yang kayak begituan ga penting." Komen Vano menengahinya

"Tadi aja diajak ngobrol diem kayak batu klutuk. Sekarang, ikut nyinyir. Gausah ngikut gibah deh. Apalagi pake nyaranin yang ga mungkin kita gubris." Decak Malta kesal sendiri

Vano melihat kearahnya, melihat tatapan Malta yang kesal karena terus dia cueki.

"Danil mandi apa tapa? Kok lama banget Van?" Tanya Meza

"Ketiduran di Bak kali. Atau ga luluran dulu. Maybe" ucap Vano

"Anjir, kayak cewe aja tu anak" ucap Malta

"Ga cuman cewek yang bisa perawatan Mal, cowo juga bisa kali" tukas Vano

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now