27. Revealed

3 5 0
                                    

"Kamu yang buat cinta ini tumbuh, dan kamu pula yang membuat aku jadi rapuh serapuh-rapuhnya karena kamu tidak menepati janjimu sendiri"

♡♡♡

"Iyaa emang lo tepar! Tapi lo ga sepenuhnya tepar malam hari itu. Lo ga inget aja karena lo ga pernah mabuk dan ga kuat mabuk. Makanya sampai detik ini lo ga inget" ucap Siska

"Inget atau engga pun, apa yang gue lakuin malam hari itu semuanya palsu. Semua itu karena jebakan dari lo. Begitupula dengan Malta dan Danil." Ucap Vano

Siska dengan lincahnya memutar balik Vano hingga ia yang terhimpit tembok. Tangan Siska main lagi. Dia mengusap lembut pipi Vano.

"Segila apapun gue demi dapetin lo. Ketahuilah, gue lakuin semua itu karena semata ingin memiliki lo." Ucap Siska membuat Vano menjadi terbungkam

Dia menepuk pipi Vano pelan sebanyak 3 kali.

"Dasar cowok nakal. Kalaupun lo yang ga mulai duluan malam itu, gue ga akan bisa sesuka ini sama lo." Ucap Siska mulai menguak kembali kisah yang terjadi malam hari itu.

"Hah?" Tatapan Vano benar-benar bingung. Dia juga tidak ingat apa yang terjadi.

"Danil pergi malam itu, meninggalkan lo sendirian. Lalu gue dan yang lain menuangkan minuman ke lo. Gataunya lo jadi yang kecanduan dan terus menuang dan meminum. Bukan gue yang buat lo tepar, tapi lo sendiri yang kepengen tepar malam itu. Entah apa yang lo rasain malam itu. Kenapa lo bisa se stess itu." Ucap Siska mulai menceritakannya kembali

"Terus?" Tanya Vano mengharap lanjutan cerita

"Yaa kalau habis itu emang salah gue. Gue bawa lo ke kamar, emang sih Mika udah nyegah gue. Tapi dia kalah. Gue bawa lo ke kamar bukan buat apa-apa. Karena lo menyebutkan hal yang bikin gue terkejut. Lo cerita sesuatu yang bikin nalar gue mencari tau." Ucap Siska

"Emang gue bilang apa? Kenapa gue bisa stress banget malam itu?" Tanya Vano

"Nyokap lo pacaran sama bokap gue. Dan lo mencyduk mereka berdua. Gue rasa nyokap lo sama bokap gue hendak ngrencanain pernikahan tapi sampai saat ini tidak ada pergerakan karena gue yang bilang samaa papa kalau gue suka sama lo. Gue ga terima mereka ikut andil duluan sebelum gue mendapatkan kebahagiaan." Ucap Siska mundur berbalik menghadap pemandangan dan menyigapkan kedua tangannya didepan dada.

"Malam itu, setelah lo cerita itu semua ke gue. Gue jadi syok dengan beritanya. Lo ga rela kalau nyokap lo pacaran sama bokap lo. Apalagi sampai merencanakan pernikahan. Karena lo masih sayang dengan bokap lo yang udah gaada. Lo masih ga rela bila bokap lo ditinggalin sama nyokap lo meskipun aslinya memang bokap lo yang uda meninggal" ucap Siska

"Terus?" Tanya Vano lagi

"Ya gitu, lo yang ngawalin duluan. Gue sih fine-fine aja mereka nikah lagi. Tapi karena melihat lo yang ga terima dan memanfaatin gue dengan rayuan lo itu, ya gue nurut aja. Lo yang mulai kiss gue dulu Van. Lo yang gendong gue dan tidurin gue ke kamar itu. Lo yang membuat jiwa nafsu gue menggelegar malam itu. Gue udah bilang stop tapi lo ga mau denger dan terus ngelanjutin nafsu lo. Ga salah juga kan, gue ikut bales. Dan lo yang buat gue makin jatuh hati sama lo. Karena tingkah lo yang udah gila banget malam itu. Lo bener-bener mau gue sama lo. Lo juga yang bilang mau nikah sama gue. Biar nyokap lo sama bokap gue ga jadi nikah. Gimana engga gue jadi salting karena ucapan lo Van? Kita engga pacaran aja lo udah nawarin nikah. Lo pikir, gue ga seneng denger semuanya? Gue seneng banget karena setelah permainan gue yang banyak sekali ada juga orang yang mau serius sama gue. Tapi setelah sadar, lo lupa akan semua yang terjadi malam itu. Gue pahami hal itu, karena emang lo ga kuat sama minuman. Tapi setelah itu gue jadi nempel sama lo. Karena mau membuktikan kata-kata lo. Kalau gue juga mau dan bersedia lo nikahin esok nanti." Cerita Siska membuat Vano sangat syok mendengarnya

"Dan semuanya berbanding terbalik setelah kedatangan Malta di sekolah ini. Dengan rasa sayang gue ke lo yang makin berlebih ke lo. Gue jadi ga rela melihat dan mengetahui kalau lo jadian sama Malta. Lo ninggalin gue setelah lo ngasih janji ke gue. Lo gosting gue Van. Lo yang jahat. Gimana engga, gue ga marah? Seharusnya gue bales semua ini ke lo. Tapi karena gue gabisa melukai lo jadi yang gue sakitin hanya Malta." Ucap Siska

"Tapi yang lo lakuin itu kriminal banget Sis. Lo harus di D.O dari sekolah ini" ucap Vano

Air mata Siska menetes di pipinya kala itu. Membuat Vano jadi percaya kalau malam hari itu memang seperti yang diceritakan Siska.

"Thanks, karena lo gue jadi ga mau percaya lagi sama cowok manapun itu. Lo cowok pertama yang gue sayang setulus ini dan lo juga yang buat gue rapuh serapuh rapuhnya. Seharusnya gue ga percaya sama omongan lo malam itu. Lo lebih liciknya dari gue, Van" ucap Siska menatap Vano dengan tatapan penuh amarah dan kekecewaan.







♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now