18. Stop

5 7 0
                                    

"Berhentilah menyukaiku, atau kamu akan terus merasa sakit bila menungguku. Entah, rasanya aku tidak ingin melukai seseorang bilamana nanti saat telah bersamaku"

♡♡♡

"Bandel banget ni anak dibilanginnya. Hati lo sekuat baja ya?" Tanya Danil

"Iyaa. Gue kuat nanggepin lo. Meskipun tiap malem gue selalu nangis karena mikirin tanggepan dari lo" ucap Mika jujur

Danil menjadi serius menatap Mika.

"Berhenti Mik, jangan suka lagi sama gue. Kehidupan gue jauh lebih buruknya dari sekadar kata badboy" ucap Danil merasa tidak enak karena telah menganggurkan perasaannya

"Emang apa sih Nil yang buat lo ga suka sama gue?" Tanya Mika

Danil tersenyum. Lalu dia mengembalikan kompres ke meja. Membersihkan tangannya yang basah karna air.

Sambil melihat ke tangannya dia mulai menjawab apa jawaban sebenarnya.

"Karena tangan ini" jawab Danil menatap pada kedua telapak tangannya yang ia renggangkan.

"Maksudnya?" Tanya Mika bingung melihat Danil merentangkan telapak tangannya.

"Karena tangan ini digunakan untuk menolong nyokap gue. Gue takut, gue gaada waktu buat lo. Karena kehidupan gue bagaikan kaca pecah kalau dirumah. Gue takut, kalau gue ga bisa nolongin lo dari sebuah masalah, dan itu malah membuat gue makin trauma aja" ucap Danil

"Lo masih ga bisa lepas dari trauma lo?" Tanya Mika

Danil mengangguk.

"Gue cape Mik. Gue cape ngurusin permasalahan dirumah. Gue jadi benalu di rumah Vano. Gue pengen menghilang, gue pengen ngilang dari semuanya." Ucap Danil

Mika memeluk Danil dari samping.

"Lo cowok kuat kok Nil. Lo bisa ngilangin trauma lo" ucap Mika menyemangati Danil, lalu melepaskan pelukannya

"Sorry ya Mik, kayaknya gue gabisa dulu buat pacaran sama lo. Bukan berarti gue ga suka sama lo. Siapa sih yang ga suka sama cewek sebaik lo Mik. Cuman posisinya kita salah bertemu di waktu yang ga tepat" ucap Danil

Mika mengangguk paham.

"Lo boleh pacaran sama cowo lain yang jauh lebih baik dari gue. Gue ikhlas. Lo harus cari yang pasti daripada gue. Karena gue masih belum bisa untuk menjadikan seseorang berhubungan dengan gue. Gue masih butuh waktu sendiri yang banyak. Gue emang cowok pengecut yang ga bisa merjuangin lo yang udah tulus banget suka ke gue. Maaf ya Mik. Gue tetep gabisa. Dan gue sarankan lo mending mundur aja. Lepasin kebebasan hati lo buat bisa menyukai yang lain lagi Mik. Jangan gue" Ucap Danil menggenggam tangan Mika

"Okay, thanks ya udah jelasin alasan lo nolak gue. Gue ngerti, gue paham. Kita akan tetep menjadi teman baik setelah ini. Untuk urusan gue mundur apa engganya. Itu tergantung dari kehadiran orang baru yang akan membuat hati gue berlabuh. Dan untuk sekarang, orang itu belum ada. Masih lo aja yang ga keluar-keluar dari hati gue. Gue juga sampai terheran-heran" kekeh Mika menanggapi semua itu dengan perasaan yang tenang.

Meskipun dari sisi hati lainnya dia ingin menangis mendengar semua hal itu.

"Makasih udah ngertiin gue" ucap Danil tersenyum

"Udahlah, gausah galau galau lagi. Mending masuk kelas. Udah bel juga" ucap Mika

Dia mengatakan hal itu supaya dia bisa cepat cepat keluar dari ruangan ini.

Danil berjalan kembali menuju kelasnya. Sedangkan Mika, dia berjalan menuju rooftops dan menangis disana.

Hatinya sudah sangat rapuh mendengar jawaban itu. Mau diusahain sebanyak apapun, dia ga akan bisa mendapat hati nya Danil.
Mika terisak-isak menangis disana.

Tanpa ia sadari kalau disana ada orang selain dirinya. Orang itu ada dibalik dinding samping rooftops itu. Ia mendekat ke arah Mika. Berjalan pelan seraya bertanya.

"Emang apa yang lo lihat malam itu?" Tanya Vano berjalan mendekat ke arah Mika

Mika yang terkejut mendapati Vano yang ada di belakangnya, langsung menyeka air matanya. Dia lalu berbalik lagi dan melihat pemandangan.

"Kenapa lo bisa ada disana?" Tanya Mika

"Gue emang mau nyariin lo. Gue kira lo ada disini. Gataunya barusan nyampe" ucap Vano

"Buat apa?" Tanya Mika berusaha menetralkan suaranya dari isak sesenggukan yang masih membekas terdengar.

"Buat tanya sama lo, emang apa yang terjadi semalam? Antara Danil dan Malta, hingga membuat lo semarah itu" ucap Vano

Tatapan Vano sama sekali tak menatap ke wajah Mika. Karena dia tau, sungguh canggung rasanya bila menatap mata orang sehabis menangis.

Apalagi itu cewek. Dia paling gabisa mendengar suara tangisan wanita.

"Lo ga perlu tau. Tanya aja sama Danil sendiri" ucap Mika

"Gue tanya sama lo karena gue yakin Danil gaakan cerita" ucap Vano

"Semalem, gue lihat mereka berdua ada di dalam sebuah kamar di Bar Uva. Sama seperti lo, itu juga jebakan dari Danil. Tapi, gue heran sama dia. Gue lihat mereka berdua cukup menikmati satu sama lain. Ngerii deh pokoknya. Apalagi paling gabisa gue lihat hal seperti itu. Apalagi, yang ngelakuin cowo yang gue suka sendiri sejak lama. Itu terlalu sakit buat gue lihat Van. Makanya gue marah banget sama Malta" ucap Mika

"Tapi gue juga nyadar, ternyata percuma gue sok sok an keren, kalau gue bukan siapa siapanya Danil" lanjut Mika

Ucapan Mika benar-benar membuat Vano sangat terkejut. Ia menoleh langsung ke arah Mika karena saking terkejut dengan cerita itu.

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now