10. Bitter

8 9 0
                                    

"Namanya kehidupan pasti ada rintangan terberatnya. Hidup memang berat untuk dilalui. Tapi percayalah dirimu kuat melalui semuanya. Tidak akan ada kata menyerah yang akan keluar dari hatimu. Kamu bisa melaluinya."

♡♡♡

"Kenapa?"

Vano masih belum menjawabnya.

"Siapa mal?" Tanya Meza

"Gapapa," jawab Malta tersenyum dan menggelengkan kepalanya

Mereka pun melanjutkan ngobrol sambil ngemil. Diiringi dengan lagu Kpop yang terputar.

"Ngetes aja"

"Ngetes apaan anjir, ga jelas"

Tidak ada jawaban dari Vano setelah itu. Alias, di read doang.

Mereka bermain hingga malam. Setelah itu, Meza diantarkan pulang oleh pak Jamal atas suruhan Malta.
Malam itu sungguh melelahkan. Ketidakjelasan dari Vano terjadi.

"Mal, sadar diri dong. Lo yang biasanya cuman bermain, anggep aja yang ini juga bermain." Batin Malta terus berperang

Kenapa harus ada Siska? Kenapaa?
Meresahkan.

Malam itu, Malta berdiam diri di rumah. Karena lelah habis bermain dan ngobrol panjang dengan Meza. Tapi esok malamnya, Malta mulai memperlihatkan jatidirinya.

Dia mendatangi tempat yang pernah jadi tongkrongannya Vano dan Danil.
Meza pun masuk. Dia sengaja datang di hari biasa supaya tidak bertemu dengan mereka.

Tapi dia tidak tahu kalau ternyata ada Danil disana.

Ia terkejut melihat Danil sudah terlihat loyo dan mabuk berat. Berjejeran dan cekikikan dengan beberapa cewe bar.

Sungguh diluar perkiraan kalau Danil juga bisa melakukannya. Apa mungkin? Vano juga aslinya seperti itu? Mungkin saja lusa kemarin itu dia bohong. Semua ceritanya bohong. Seperti halnya pemain lainnya.

Tapi entah kenapa dari kelihatannya, Danil berbeda.

Dia tampak mempesona kalau berdandan seperti itu. Auranya bahkan lebih terpancar lebih kerenn daripada Vano.

Tapi kenapa tatapannya seperti itu? Kenapa seperti ada beban berat dalam hidupnya? Mengepokan saja.
Malta mendekat ke 3 para cewek yang duduk bersama Danil.

"Hay, gue temen sekelasnya Danil. Ada yang mau gue bicarain penting sama dia. Boleh minta waktunya sebentar?" Tanya Malta

Mereka ber 3 pun lalu pergi meninggalkan mereka berdua di atas. Lokasinya mereka berada diatas para penjoget yang ada dibawah.

"Danill.. lo apa-apaan siih! Besok masih sekolah tapi lo malah mabuk ga jelas gini" omel Malta sembari menghentikan gelas yang akan diangkat Danil untuk diminumnya
Danil menatap Malta.

Dia tertawa kecil akibat mabuknya. Bahkan dia tidak tahu kalau yang ada di depannya ini adalah Malta.

"Hayyy.. cantik bangett sih. Temennya Uva ya?" Tanya Danil

"Nil, gue Maltaa nil! Temen sekelas lo" ucap Malta

"Malta? Siapa? Temen kelas gue gaada tuh yang namanya Malta" ucap Danil

"Danilll plis ya, kita aja sekelompokan loh waktu mapel Indonesia. Masak ga kenal gue sih?" Tanya Malta

"Lo itu.. bidadari yang diturunkan tuhan tiba tiba buat gue" ucap Danil menggombal

Tapi Malta sudah terbiasa dengan itu semua. Itu semua gombalan receh para pemain.

"Nil, are u okay? Gue lihat lo kayak lagi ada masalah yaa?" Tanya Malta

Tiba tiba Danil menangis. Membuat Malta makin terkejut.

"Lo kenapa Nil? Ceritaa. Siapa tau gue bisa bantu" ucap Malta

"Gue capee, ngeliat bonyok berantem. Badan gue sakit semuaa ngelawan papa. Gue membela nyokap tapi mereka juga ga henti hentinya berantem. Semua barang terus pecah. Capeee gueee Mal. Rasa rasanya pengen mati ajaaa. Udah kisah cinta gue NT mulu. Keadaan rumah ga pernah bener." Curhat Danil disela tangisnya

Malta menepuk pundak Danil untuk menenangkan.

"Gue juga pengenn disayang sama mereka berdua. Gue ngerasa gue ga ada gunanya dilahirin. Cape gue Mal" ucap Danil tiba tiba menyebut nama Malta diakhir ceritanya

Malta sedari tadi menatap Danil. Dan Danil masih terisak dengan efek mabuknya.

"Gue tau ini berat. Tapi gue yakin lo pasti kuatt ngelewatin ini semua." Ucap Malta

"Capee gue Mal. Gue sekolah juga gaada gunanya. Udah gaada tujuan hidup, gue" ucap Danil

"Nil. Lihat gue!" Ucap Malta
Danil menatapnya.

"Lo kuat! Lo bisaa ngelewatin ini semua! Jangan pernah sedikitpun nyerahh!" Ucap Malta menyemangatinya

Danil langsung memeluknya erat. Membuat Malta menjadi terkaget kaget. Dia masih menangis didalam pelukan itu. Malta membalas pelukan itu sambil menepuk pundak Danil berkali kali.

Danil melepaskan pelukan itu. Dan kembali ke posisinya. Dia langsung menuangkan semua minuman yang tersisa ke dalam gelasnya dan diminumnya sampai habis.

"Nil!" Elak Malta tapi sudah terlanjut diteguk habis oleh Danil.

"Kenapa lo minum lagi sisanya?" Tanya Malta

Danil makin mabuk berat setelahnya. Dia terkekeh.

"Biar habis ini gue lupaa akan semuanya." Ucap Danil

"Kenapa? Lo ga pernah lupa aslinya? Setelah mabuk pun" tanya Malta

Danil mengangguk.

"Kenapa harus lo Mal? Kenapa lo yang dateng? Kenapa kita berantem hari itu dan tiba tiba lo dateng disaat gue rapuh rapuhnya." Ucap Danil

"Ya gatau, gue jugaa gatau kalo lo ada disini" jawab Malta

Malta menyadari bahwa tadi Danil hanya pura pura ga kenal. Padahal dia kenal jelas siapa yang tengah berbicara dengannya ini.

"Kenapa lo kesini?" Tanya Danil mencoba buat menyadarkan dirinya ditengah mabuk beratnya

"Gue ngetess aja tempat ini. Cocok apa engga sama gue" jawab Malta tersenyum

"Lo suka kesini juga?" Tanya Danil

"Baru dateng Nil hari ini" jawab Malta

"Bukan, maksud gue. Lo juga kayak gue? Yang suka nongki ditempat beginian?" Tanya Danil



♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWhere stories live. Discover now