13. Care

6 7 0
                                    

"Rumah ini selalu terbuka menerima kehadiranmu. Bukan saja kasih sayang yang akan kita bagi. Tapi juga rasa kepedulian"

♡♡♡

Mereka ber empat pun berangkat ke lokasi dengan menaiki mobil Vano bersama.
Setelah sampai disana, mereka mulai meneliti bahan yang akan dijadikan Makalahnya.

Setelah lama mereka berkeliling untuk mengumpulkan data. Mereka pun pulang menuju rumah Vano.

Mengerjakan dengan memindahkan data yang tadi mereka dapatkan dan dijadikan makalah. Mereka mengerjakannya bergiliran.

Hingga sampai malam. Malam telah tiba, dan mereka terkantuk-kantuk.

"Udah tinggal dikit doang, biar gue aja yang kelarin. Kalian berdua gue anter, Nil. Jaga rumah ya. Nanti kalau mama pulang, bilang lagi nganterin temen sekelas pulang" ucap Vano

"Gue naik ke kamar lo ya Van, udah ngantuk berat nih gue" ucap Danil

"Oke" jawab Vano

Vano pun lalu mengantarkan mereka pulang.

Benar seperti yang tadi dia bilang. Mia pun pulang. Seperti biasa, dia mengecek ke kamar Vano.

Ia terkejut dengan kehadiran Danil yang udah stay tidur terlelap di kamar Vano. Mia mendekat dan membangunkannya.

"Nil, kok sendiri? Vano mana?" Tanya Mia

"Eh tante, Vano lagi nganterin temen pulang tan, Danil lanjut tidur disini ya Tan. Udah ga kuat mata Danil. Tadi cape banget" ucap Danil

"Eh iya iyaaudah kalau gitu" ucap Mia langsung bangkit keluar dari kamar itu.

Tak lama kemudian, Vano pulang.

"Danil nginep ya?" Tanya Mia

"Iya mah, maaf ya Vano abis nganterin temen" ucap Vano

"Iya gapapa, kamu pasti juga udah cape banget ya. Yaudah sana mandi terus tidur" ucap Mia

"Baik mah. Vano langsung ke atas dulu ya" ucap Vano

Mia mengangguk. Vano pun kembali menuju kamarnya. Setelah mandi dia pun tidak langsung tidur. Membuka ponselnya. Dan membaca chat dari Malta dan Meza yang bilang makasih, karena telah diantarkan pulang.

"Sama sama"
"Untuk apa yang gue bilang tadi, kalau ga mau ditanggepin, lupain aja. Makasih udah dengerin"

Giliran Malta yang ngeread chat dari Vano. Vano langsung mematikan ponselnya dan beranjak tidur.

Dia melihat Danil yang tertidur pulas. Rasanya tidak enak untuk menganggunya. Dia sudah tau bagaimana kehidupan Danil kalau di rumah. Berantakan.

Terkadang dia juga merasa kasihan dengannya. Oleh karena itu, rumahnya always open buat Danil.

Entah kenapa, Danil sudah berasa seperti adeknya sendiri. Kasih sayang yang diberikan Mia untuknya juga tak kalah beda dengan yang diberikan untuk Vano.

Bahkan, Mia sudah pernah menyarankan untuk Danil pindah rumah aja ke rumahnya. Supaya terbebas dari luka luka yang ia dapatkan dari bokapnya.

Namun, Danil tetap menolaknya. Karena mau gimana pun juga. Dia anak cowok. Dia harus melindungi mamanya tidak peduli dengan luka yang menyentuhnya. Baik luka hati, mentak maupun fisik.

Mau tidak mau dia harus kuat melawannya.

Vano hanya akan selalu ada untuknya.

♡♡♡

Hari minggu pun tiba. Malam itu, aksi yang sudah terencanakan oleh Siska kini mulai dilakukan.

Siska menyuruh Uva untuk memanggil Malta malam itu. Malta pun datang. Dia berfikir Uva merayakan hari ultahnya disana.

Tapi semua hanya rencananya Siska saja. Berhubung setelah hari itu Uva menjadi dekat dengan Malta. Dekat menjadi teman saat nongki di bar aliasnya.

Bahkan Uva sendiri tidak tahu rencana Siska. Dia hanya nurut karena ancaman dari Siska.

"Hai, thanks yaa udah dateng. Gue engga rayain gedhe gedhe an sih. Cuman kita aja" kekeh Uva

"Happy birthday yaaa. Ini kado dari gue" ucap Malta memberikan kado itu.

Sebenarnya Uva tidak tega melakukannya. Tapi karena terancam, dia juga tidak bisa mengelak. Meskipun Malta sangat baik terhadapnya.

"Gimana kalo kita cheerz" ucap Uva mengacungkan gelasnya

Temannya pun juga ikut mengacungkan gelasnya. Malta pun juga. Dengan minuman yang telah disediakan. Dia tidak tahu kalau isi gelas itu berbeda dengan yang lainnya. Lebih tinggi kadarnya.

"Cheerzz"

Lalu mereka meminum yang berada di gelas masing masing.

Malta bingung, kenapa tiba-tiba dia langsung pusing.

Tak lama kemudian, dia pun tepar.
Siska datang.

"Lo yakin ga lo apa-apain kan?" Tanya Uva

"Iyaa.. bawel bangett sih lo! Amannn pokonya. Udah kaliann pulang aja. Daripada nanti ketahuan sama dia. Pecah lo persahabatan kalian" ucap Siska tersenyum sinis

"Iyaa"

Uva dan temannya pun pulang. Siska dan temannya langsung membawa Malta ke sebuah kamar. Salah satu kamar yang tersedia di tempat itu.

"Yang cowo udah otw?" Tanya Siska

"Udah sis" jawab Via mengacung jempol

"Oke, masuk rencana B" ucap Siska

"Yuhuyy"

"Mika jangan sampe tau hal ini" ucap Siska memperingatinya

"Siap" jawab Via

Tak beberapa lama kemudian Danil pun datang dan duduk di tempat kebiasaannya.

"Sorry ya, Vano ada acara sama nyokapnya" ucap Danil

"Iyaa gapapa, Mika juga lagi gabisa dateng" tukas Siska

"Ohh gitu yaudah" jawab Danil

Mengurusi Danil sudah gampang tidak usah pake acara berbohong. Yang susah adalah membuatnya terkapar mabuk. Tinggal pake kadar tinggi aja.

Setelah meminum beberapa gelas. Barulah Danil merasakan efek sampingnya. Dia merasa pusing banget. Agak aneh kalau tiba tiba bisa mabuk secepat itu.

Hingga akhirnya Danil juga mabuk berat dibuat oleh ulah Siska. Hal ini pernah terjadi sebelumnya kepada Vano.


♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu