23. Cloak

4 6 0
                                    

"Kekuasaan berada diatas segalanya. Ia akan menang hanya membungkam mulut seseorang dengan uang"


♡♡♡

"Hari itu sidang perceraiannya bokap nyokapnya Danil" ucap Vano

Malta terkejut mendengarnya. Dia teringat akan cerita Danil malam hari itu.

"Dan gue ikut nemenin, karena takutnya nanti ada apa-apa disana. Ataupun biar Danil ga terlalu rapuh karena hal itu" ucap Vano

"Mulia banget" puji Malta terkagum dengan kebaikan dari Vano

Vano tersenyum, karena dipuji dia jadi merasa dibanggakan.

"Ehm, jadi nanti gue sama Danil mungkin sampai sana malam hari" ucap Vano mengira-ngira

"Baguslah, setidaknya kalian berdua udah bisa dateng sebelum api unggun" ucap Malta

Vano mengangguk.

"Yaudah yuk pulang," ajak Vano bangkit dari duduknya

Malta mengulurkan tangannya minta dibantuin berdiri. Dengan senyuman manja dia mengedipkan bulu matanya dan mengkode-kode supaya dibantuin berdiri.

Vano paham akan maksudnya. Dia pun menarik uluran tangan Malta dan membantunya berdiri.

Mereka pun berjalan kembali menuju arah pulang. Sesampainya dirumah Malta.

"Kok ambilnya pagi? Ehm padahal pengennya malam" ucap Malta

"Besok aja kalau mau nonton, malam ini gue nganterin nyokap ke Bandara" ucap Vano

"Loh mau kemana?" Tanya Malta

"Pulkam, tapi engga sama gue." Ucap Vano

"Emang daerah mana?" Tanya Malta

"Bali" jawab Vano

"Lo asli sana?" Tanya Malta

Vano mengangguk.

"Wah, kapan-kapan ke sanaa yuk" ajak Malta

"Iyaa, nanti saat liburan ya kita ke Bali berdua" ucap Vano

"Asyik" sorak Malta

Vano pun lalu pulang menuju rumahnya.

Hari itu, mereka saling upload sw seperti biasa. Jelas, semua kaget melihat sw itu.

Apalagi dengan emot love yang membuat mata terbelalak. Sosok seperti Vano yang katanya Anti Pacaran, pacaran juga dengan murid baru yang baru aja pindah.

Sungguh, kedekatan yang luar biasa. Membuat mereka semua terkejut. Berita tersebar kemana-mana. Dan Siska juga terkejut melihat sw dari Vano.

Danil pun terlihat biasa saja melihat story itu. Ternyata dugaannya memang benar. Seseorang yang dimaksud Malta malam itu adalah Vano.

Dia tidak bisa memperjuangkan Malta lagi meskipun dia ingin. Karena saingannya adalah Vano sendiri. Seseorang yang sudah sangat baik kepada dirinya.

Bahkan sudah dianggap seperti saudara kandungnya sendiri. Danil mengalah demi kebahagiaan Vano.

Dia juga tidak bisa mempermainkan Mika dengan perasaannya yang sama sekali tidak terbuka sedikitpun untuknya.

Dan setelah penjelasan Danil kala itu, mereka sudah sedikit renggang. Tidak lebih layaknya seorang teman saja.

Siska benar-benar sungguh marah mengenai hal itu. Dia tidak rela, sangat tidak rela bila incarannya menjadi milik orang lain. Apalagi dia sudah pernah berhasil menipu dayakan Vano. Dia benar-benar harus merebut kembali Vano dari tangan Malta.

♡♡♡

Ia langsung beraksi  sore hari. Padahal hari itu adalah hari dimana ia akan nonton bareng bersama Vano. Vano telah memesan tiket secara online. Hanya tinggal menunggu waktunya saja.

Bel rumah Malta berbunyi. Malta heran, kenapa Vano datangnya cepat sekali. Padahal masih sore menuju petang.

Malta pun keluar membukakan pintu. Dia tidak melihat siapapun disana. Hanya ada kertas amplop di depan teras rumah Malta.

Dia menghampirinya dan mengambilnya. Lalu ia membuka isi amplop itu. Bertuliskan.

"Lo harus mati!"

Malta terkejut membacanya. Lalu, dari arah belakang ada seseorang yang memukul kepala Malta dengan menggunakan balok kayu.

Malta pun terjatuh pingsan karena pukulan itu. Lalu, ia dipapah bersama dan memasuki mobil. Mobil itu melesat pergi.

♡♡♡

Malam hari pun tiba. Malta kini telah tersadar dari pingsannya. Dia melihat dirinya telah ada di atap bangunan yang tampak sangat asing baginya.

Dengan tangan dan kaki yang diikat tali tambang dan mulutnya dibekap oleh lakban berwarna hijau. Dia kini didudukkan di kursi.

Karena posisi di atap sebuah bangunan tanpa ventilasi. Tempat itu menjadi sangat pengap dan sedikit oksigen yang masuk.

1 jam telah berlalu. Ikatan sangat kencang, jadi Malta tidak bisa melepasnya dengan tangan sendiri.

Tiba-tiba pintu terbuka. Masuklah seseorang dengan jubah hitam. Orang itu berjalan mendekati Malta. Keringat Malta telah banyak menetesi pipinya karena ruangan itu sangat pengap. Dia meronta-ronta ingin dibebaskan. Namun, nihil.

Orang berjubah itu telah berada di depannya. Dia membuka tudung jubah itu. Malta terkejut melihat kehadiran Siska dibalik jubah itu.

"Gimana? Rasanya? Pengap?" Tawa Siska

Siska membuka lakban dari mulut Malta supaya Malta juga bisa menjawab.

"Lo gila?! Ngapain lo bekap gue hah?! Karena Vano?" Tanya Malta

"Good. Pinter. Udah tau, kenapa masih bandel?" Tanya Siska ditengah jiwa gilanya

Tangan Siska memegang dagu Malta serta dihadapkan ke mukanya.

"Gue peringatin sekali lagi. Lepasin Vano. Dia milik gue!" Ucap Siska tegas

"Apa yang lo mau dari Vano? Cowok ganteng banyak Sis, dan Vano bukan tipikal cowo malam yang lo sukai" ucap Malta

"Maka dari itu dia type gue. Karena kepolosannya yang gue suka. Lepasin dia atau lo akan mati!" Ucap Siska

"Dasar psycopat" umpat Malta

"Emang. Gue ga segan-segan bakal bunuh lo, dan biarin mayat lo disini. Tidak akan ada yang tau tentang ini. Semua akan bungkam dengan uang gue." Ucap Siska

"Gilaa lo sis" decak Malta

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SAHTA GATE Lovers!💗

Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Looks normal but terrible 🐾🌹

SAHTA GATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang